Pengalaman Mengikuti Tes STIFIn

Pengalaman Mengikuti Tes STIFIn

Perkenalkan saya Dedeh Ratnanengsih, sahabat boleh panggil saya dengan Dedeh. Saat ini sudah hampir satu tahun setelah saya mengikuti tes STIFIn pada tahun 2019 lalu. Pengalaman mengikuti tes STIFIn banyak memberikan kesan yang sangat berarti. Saya menemukan hikmah penting dalam hidup yang membuat saya lebih fokus dan bersyukur dengan kelebihan yang Allah berikan serta bersabar atas kelemahan yang ada. Hasil tes STIFIn menyebutkan bahwa saya memiliki mesin kecerdasaan Insting (In). Kecerdasan yang bahkan saya sendiri awalnya tidak menyangka diberikan Allah tanpa sedikitpun memintanya.

Saya merasa terlambat mengetahui hasil tes STIFIn saya sekarang. Banyak keputusan sebelumnya  yang tidak seharusnya saya pilih, namun saya sangat menyadari penyesalan tak akan berarti jika tanpa perbaikan setelahnya. Cerita dimulai saat saya sudah tidak nyaman dengan tempat bekerja saat itu, mudah terpancing untuk marah bahkan tidak tahu apa saya inginkan sebenarnya. Hidup ketika itu benar-benar tidak berarti dan tidak tau mau kemana.

Pengalaman Mengikuti Tes STIFIn Banyak Memberi Kesan

Pengalaman Mengikuti Tes STIFIn (com)

1. Menerima Hasil Tes STIFIn dengan Lapang Hati

Segala sesuatu yang mengkhawatirkan akan berkurang dengan penerimaan yang baik. Menerima sepenuh hati bahwa hasil tes STIFIn Insting adalah kecerdasan terbaik yang Allah berikan kepada saya. Meyakininya sebagai modal dasar agar saya bisa berperan menjadi sebaik-baik makhluk di muka bumi. Peran terbaik tersebut semata-mata adalah bekal untuk mempersiapkan diri kembali kepada Allah kelak.

Awal penerimaan saya tidak semata-mata terbentuk begitu saja. Sebelum mengikuti tes STIFIn saya pernah mengikuti tes kepribadian lainnya, tapi setelah mengikuti tes tersebut saya tidak menemukan jawaban apa yang harus saya lakukan setelahnya agar hidup terasa nyaman (gue banget). Ternyata memang tes tersebut bisa berubah ketika saya mengulanginya. Sedangkan tes STIFIn hasilnya tidak akan berubah seumur hidup jika saya mengulangi tesnya. Hal ini sesuai dengan teori pemuliaan tanaman yang saya pelajari saat masih di kampus bahwa fenotip tanaman yang dihasilkan adalah gabungan antara sifat genetik dan lingkungan yang mendukungnya. Ini berlaku juga pada manusia dimana sifat genetik tidak akan berubah.

2. Mengetahui Cara Efektif dan Efisien Menghadapi Traumatik

Salah satu perkataan promotor STIFIn yang saya ingat betul ketika melakukan tes STIFIn, “Kamu pasti sering menghapus kontak orang-orang yang tidak membuat nyaman.” Sontak saya sangat kaget mendengarnya, karena beberapa bulan sebelum tes STIFIn memang saya menghapus beberapa kontak di handphone saya. Tentu pernyataan yang diutarakan oleh promotor STIFIn benar adanya. Lalu promotor STIFIn tersebut melanjutkan,

“Insting itu memiliki kecerdasan otak tengah yang menyangga otak lainnya sehingga ketika bersujud posisi otak berada paling atas. Ini alasan kenapa seorang Insting seharusnya bisa mengobati rasa traumatiknya dengan selalu mendekatkan diri pada Allah karena otaknya memiliki potensi paling besar untuk bisa mencapai ketenangan dengan terus berinteraksi dengan-Nya.”

Penjelasan yang tak bisa saya bantah lagi karena memang saat itu saya merasa tidak yakin dan selalu khawatir atas apa yang Allah berikan, salah satunya sangat mungkin karena saya tidak khusyuk saat berinteraksi dengan-Nya.

3. Menggali Hikmah Dari Setiap Keputusan yang Dipilih Sebelum Tes STIFIn

Keputusan hidup yang sangat terasa salah satunya adalah memilih jurusan IPA ketika SMA. Melalui fase ini memang tidak mudah, saya tidak begitu suka menjadi anak IPA banget. Walaupun ketika itu saya sangat menyukai mata pelajaran Biologi. Akhirnya ketika kuliah mengambil program studi pertanian, alasan utama saya supaya bisa belajar biologi khususnya biologi tumbuhan. Selama kuliah tidak ada kesulitan yang begitu berarti, namun setelah lulus merasa tidak ahli dalam bidang yang saya pelajari. Setelah tes STIFIn, saya sangat menerima bahwa saya cenderung tidak tuntas ketika belajar. Sering mempelajari sesuatu hanya sebatas kulitnya, tapi tidak sampai tuntas mendalam.

Setelah lulus kuliah, saya pernah bekerja di luar bidang yang saya pelajari di kampus. Beberapa bulan setelah menjalani pekerjaan tersebut saya merasa kurang nyaman dengan hal yang dijalani. Rasa tidak nyaman itu semakin memuncak, saya putuskan untuk mengikuti tes STIFIn atas rekomendasi dari seorang teman. Hasilnya membuat saya terkejut, ternyata bidang pekerjaan tersebut sangat sesuai dengan mesin kecerdasaan yang saya miliki. Namun saya sangat menyadari ada hal-hal yang membuat saya tidak bertumbuh, yaitu faktor kebeperanan saya dalam setiap aktivitas, sedangkan seorang Insting sangat ingin perannya itu berarti bagi orang-orang yang ia lengkapi kontribusinya.

4. Merencanakan Peran yang Dipilih Setelah Tes STIFIn

Masih segar dalam ingatan, setelah selesai sesi konsultasi bersama promotor STIFIn, beliau menanyakan rencana peran yang akan saya ambil setelah tes. Tujuan saya sejak awal selain untuk mengenal diri yang sesungguhnya adalah menemukan peran yang akan membuat bertumbuh. Saya menjawab dengan mantap untuk memutuskan resign dari pekerjaan sebelumnya dan mengikuti rekrutmen program pengabdian masyarakat.

Beberapa minggu setelah tes STIFIn, atas kehendak Allah rencana saya terealisasi. Saya menjadi fasilitator sebuah program pengabdian masyarakat bersama dosen di kampus tempat saya kuliah. Tugas saya membantu dosen dalam melaksanakan program pengabdian yang mereka lakukan, dari melakukan survei lokasi hingga pembuatan jurnal pengabdian masyarakat. Berinteraksi dengan masyarakat di lingkar kampus, mengetahui potensi-potensi kelurahan atau desa setempat. Keputusan yang tidak pernah disesali dan saya sangat menjalaninya dengan nyaman.

Salah satu hal yang saya kerjakan ketika itu adalah harus memublikasikan kegiatan ke berbagai media cetak online. Saya menyusun press release dari setiap kegiatan yang membuat potensi saya dalam merangkai kata juga terasah. Saya masih ingat betul salah satu testimoni dosen yang merasa sangat terbantu dengan adanya fasilitator. Saya merasa bahagia akan hal itu dan membuktikan sendiri hasil tes STIFIn bahwa kemistri saya dalam hal apapun, termasuk bekerja adalah kebahagiaan.

Saya jadi banyak teringat keputusan-keputusan yang saya ambil tahun lalu, setelah program pengabdian selesai. Allah memberikan kesempatan lagi untuk saya bergabung dalam sebuah proyek pendampingan petani padi di Kabupaten Kepulauan Morotai Maluku Utara, salah satu pulau terluar di Indonesia Timur. Proyek ini pun sangat menambah banyak pengalaman. Proyek ini tidak hanya membuat saya belajar lebih mendalam lagi tentang budidaya padi, tapi membuat saya belajar bermasyarakat dengan penduduk setempat yang memiliki latar belakang bahasa dan budaya yang berbeda. Saya merasa bahagia dengan peran yang diberikan pada proyek ini, meskipun tantangan yang saya hadapi di lapangan tidak mudah. Kedua kalinya saya pun merasakan sendiri dari hasil tes STIFIn bahwa seorang Insting akan sangat merasa senang jika ikut terlibat dalam sebuah proyek.

5. Belajar Tuntas pada Peran yang Saya Pilih

Ciri Insting yang belum cerdas adalah tidak tuntas. Tampaknya sayapun merasa tidak tuntas dengan peran-peran yang saya ambil ataupun dalam hal belajar. Setelah mengikuti program pendampingan di Morotai, saya memilih untuk tidak berhenti belajar tentang padi. Meskipun belum mendapatkan kesempatan menjadi pendamping petani lagi. Keluarga saya memiliki sawah yang hasilnya cukup untuk kami konsumi setiap musimnya. Saya meniatkan diri untuk belajar pada petani di sawah keluarga saya sendiri.

Saya memiliki visi sederhana untuk peran yang ingin saya ambil di masa depan yaitu menjadi pelopor ketahanan sayur keluarga. Sejak saat ini saya memiliki hobi memanfaatkan pekarangan rumah dengan menanam sayur-sayuran. Berharap suatu saat nanti bisa menciptakan gerakan, menjadi insprasi masyarakat dalam membangun ketahanan pangan keluarga.

Alasan mendasar saya tidak ingin lepas dari kegiatan bercocok tanam adalah karena bertani sejatinya memupuk kemenangan. Kata kemenangan dalam bahasa Arab adalah al falah yang memiliki kata dasar yang sama dengan bertani yaitu falah. Pertanian mengajarkan kemenangan, dimulai dari menyemai benih, merawatnya hingga mendapatkan hasilnya. Kegiatan bertani juga akan menguatkan akidah karena dapat mendekatkan seorang hamba dengan Tuhannya. Hal ini dapat dilihat berupa kekuasaan Allah di setiap proses pertumbuhan tanaman juga akan melatih ketawakalan bahwa setiap hasil yang didapat datangnya dari Allah.  Ini juga merupakan cara saya agar lebih bersabar sehingga menekan kelemahan saya sendiri sebagai seorang Insting yang memiliki potensi temperamental.

Cita-cita saya yang lain adalah kelak saya ingin membantu orang-orang dalam mengenali dirinya. Oleh sebab itu, kini saya belajar STIFIn di STIFIn Family dan berperan sebagai penulis artikel pada websitenya. Tentu saja saya ingin mengasah potensi sebagai seorang Insting (In) dalam merangkai kata dan merangkum bacaan dengan menguraikannya kembali melalui tulisan. Saya percaya dengan perkataan Albert Einstein,

“Setiap orang itu jenius. Tetapi jika Anda menilai ikan dengan kemampuannya untuk memanjat pohon, percayalah itu adalah bodoh.”

Saya adalah seorang ibu yang perannya menjadi sekolah pertama bagi generasi setelah saya kelak. Memetakan mereka sesuai dengan potensi yang dimiliki dengan niat akan memudahkan mereka taat kepada Allah dan memberikan manfaat yang seluas-luasnya kepada manusia, serta menjadikan mereka sebaik-baik makhluk. Semoga sedikit ilmu STIFIn yang sedang dipelajari tidak menjadikan diri yang sombong, justru agar menyadari bahwa segala ilmu yang didapatkan sejatinya dari Allah. Ilmu tersebut digunakan untuk sebaik-baik peran di dunia agar kelak kembali kepada-Nya dengan keadaan terbaik. Aamiin

Semoga dari cerita saya tentang pengalaman mengikuti tes STIFIn bisa memberikan manfaat pentingnya mengenal potensi dan kepribadian kita saat ini dan kedepannya.

Cara Belajar STIFIn

Cara Belajar STIFIn

Cara belajar STIFIn merupakan metode yang tepat dan menyenangkan untuk anak. Metode ini dapat dilakukan setelah mengetahui tipe kecedersaan yang dimiliki oleh seorang anak berdasarkan hasil tes STIFIn yang dilakukan.

Beberapa guru mungkin pernah mengalami tantangan dalam menentukan metode cara belajar yang tepat untuk digunakan di kelas. Biasa terjadi karena adanya perbedaan karakter pada setiap peserta didik atau misalnya pada orang tua yang mengalami hal serupa saat mendidik dan mendampingi anaknya saat belajar.

Menggunakan metode belajar dan mengerti rasa yang dialami oleh anak dalam proses belajarnya tentu sangat berpengaruh terhadap hasil belajar dari anak tersebut. Oleh karena itu, orang tua dan guru perlu mengetahui dan memahami setiap anak memiliki karakter yang berbeda dan cara belajar yang berbeda. Dengan kita sebagai orang tua dan guru mengetahui dan bisa memahami setiap karakter yang dimiliki anak, tentunya anak akan dapat menikmati proses belajar tepat dan menyenangkan yang merujuk pada hasil belajar yang baik juga tentunya.

Metode Cara Belajar STIFIn yang Menyenangkan

Cara Belajar STIFIn-1 (com)

Hasil tes STIFIn pada anak dapat membantu kita sebagai orang tua dan guru untuk mengenal dan memahami cara belajar dari setiap anak. Dimulai dari mengetahui bagaimana pola belajarnya, persiapan apa saja yang perlu dilakukan, sampai motivasi yang tepat aagar anak terus semangat dalam belajar dan meraih prestasinya.

Selain itu kita juga akan mengetahui hal-hal apa saja yang perlu dihindari untuk meminimalisir gangguan belajar pada anak, hingga anak mendapatkan cara belajar yang efektif dan dapat memaksimalkan potensi yang dimilikinya.

Dalam konsep STIFIn, berikut penjelasan gaya belajar dari masing-masing personaliti genetik STIFIn:

1. Sensing yang kecerdasannya mengarah pada pancaindra, akan di gunakan untuk merekam suatu hal yang dapat terlihat, tercium, terdengar, terasa, maupun teraba dan kemudian mencontohnya (menirukkan). Untuk meningkatkan motivasi belajar Sensing, diperlukan gerakan yang melibatkan ototnya, diberikan fasilitas yang dapat mengoptimalkan gerakan otot dan pancaindra, juga diberikan imbalan yang nampak (terlihat).

  • Sensing introvert mempunyai gaya belajar dengan merekam kosakata yang berulang-ulang dan menggunakan alat peraga. Ia juga memerlukan teman berlatih yang sekaligus menjadi sparing
  • Sensing ekstrovert mampu mengingat dengan menandai bacaan yang diikuti dengan gerakan tangannya. Ia dapat menguasai pelajaran dengan mengulang latihan soal yang dilakukan secara disiplin.

2. Thinking dengan kecerdasan logika membuatnya ahli dalam berhitung (logika). Ia juga memiliki gaya belajar yang serius dan terstruktur serta membutuhkan lingkungan yang kondusif untuk fokus. Thinking akan menggunakan otak kirinya untuk menganalisis yang dapat disempurnakan dengan data. Tipe ini akan lebih mudah berkonsentrasi dengan menyusun skala prioritasnya.

  • Thinking introvert pada dasarnya menyukai cara berpikir dengan berhitung dan mendalam. Ia memiliki tingkat penguasaan yang tinggi pada pelajarannya. Ia memiliki kemandirian namun membutuhkan pengakuan dari orang yang dihormatinya.
  • Thinking ekstrovert memiliki kemapuan logika yang sangat kuat dengan melihat secara meluas serta cara belajarnya dengan menalar dan analisa. Ia dapat termotivasi dengan diberi kesempatan untuk berkompetensi dan mengalahkan lawannya.

3. Intuiting memiliki cara berpikir kreatif dengan pandangan masa depan yang dibayangkan secara visual dalam kreativitasnya. Dalam belajar, berikan Intuiting ruang untuk mengeksplor imajinasinya. Ia akan menemukan pola yang sesuai dengan dirinya. Dibutuhkan media eksplorasi sebagai wadah dalam menuangkan ide-ide dan gagasannya.

  • Intuiting introvert akan fokus memahami konsep yang dibantu dengan ilustrasi. Ia menyukai tipe pengajar yang ekspresif dalam berkomunikasi.
  • Intuiting ekstrovert dalam proses belajarnya selalu mencari tema dibalik bacaan. Kemampuan kreatifnya akan lebih terasah jika diberikan fasilitas berupa peraga bongkar pasang.

4. Feeling menyukai cara belajar dengan berdiskusi karena komunikasi yang tepat baginya adalah dengan banyak berbicara dan mendengarkan, maka Feeling membutuhkan sistem pendukung berupa orang lain sebagai teman diskusi. Ia akan senang apabila mendapatkan persetujuan dan usahanya dihargai. Dalam persiapan belajar, dibutuhkan membangun mood yang baik bagi Feeling untuk meningkatkan semangat belajarnya.

  • Feeling introvert dapat meningkatkan kualitas belajarnya dengan banyak mendengar.
  • Feeling ekstrovert cenderung lebih senang berdiskusi. Motivasi belajarnya akan meningkat jika ia mendapatkan pujian.

5. Insting yang memiliki persentase empat bagian otak dengan sama besar, membuatnya mampu berpikir secara general dari segala sisi. Insting memiliki kelebihan serba bisa yang membuatnya mampu mempelajari ilmu dengan cepat. Ia membutuhkan suasana yang hening (tenang) dalam belajar untuk membangkitkan sisi spiritualitasnya. Cara membangkitkan motivasi belajarnya adalah dengan menghilangkan tekanan yang menimpa dirinya.

Baik orang tua maupun guru, mendidik anak membutuhkan wawasan yang luas dan gaya mengajar yang tepat, agar anak atau peserta didik dapat belajar dengan nyaman dan memberikan peluang prestasi hasil belajarnya. Dalam belajar, kita perlu menyampaikan ilmu dengan metode yang juga tepat dan sesuai dengan karakter kerpibadian yang dimiliki oleh anak. Maka dengan begitu akan membuat anak menikmati proses belajar yang menyenangkan sehingga memiliki hasil belajar yang optimal.

Perbedaan introvert dan ekstrovert STIFIn

Perbedaan introvert dan ekstrovert STIFIn

Perbedaan introvert dan ekstrovert STIFIn dapat diketahui dari lapisan otak dominan yang mengemudikan respon stimuli dari setiap mesin kecerdasan. Terdapat lapisan putih untuk introvert dan lapisan abu-abu untuk ekstrovert.

Pengaruh Drive pada Mesin Kecerdasaan

Introvert dalam pemahaman secara umum dianggap sebagai sifat dan karakter dari seseorang yang cenderung tertutup, pendiam, tidak pandai berkomunikasi, dan tidak mudah bergaul. Sedangkan Ekstrovert dalam pemahaman secara umum dianggap sebagai sifat dan karakter dari seseorang yang mudah terbuka, ramah, pandai berkomunikasi dan mudah beradaptasi.

Berbeda dengan istilah Introvert dan Eksrovert berdasarkan pemahaman pada umumnya yang terkesan berkonotasi negatif dan positif serta menjadi karakter dan sifat utama seseorang.

Konsep STIFIn berbeda mulai dari penulisan huruf awal menggunakan huruf kecil, introvert (i) dan ekstrovert (e) STIFIn merupakan sebuah kemudi atau kendali dari setiap mesin kecerdasan yang bersifat netral. Kemudi ini akan memberikan dorongan motivasi atau semangat untuk mencapai sesuatu yang berasal dari dalam (introvert) atau luar diri (ekstrovert) seseorang.

Kemudi kecerdasan introvert memiliki sumber stimuli dari dalam dirinya. Pemilik kemudi introvert cenderung orang yang bisa memegang teguh prinsipnya dan tidak mudah terpengaruh oleh hal yang berada di luar dirinya. Tipe ini dapat termotivasi dengan cara ditantang dan memiliki falsafah hidup pada ancaman atau hukuman. Ia akan tergerak jika menyadari ada sesuatu yang tekanan atau kurang pada dirinya dan itu membuat dirinya termotivasi untuk membuktikannya “bahwa saya juga bisa”.

Kemudi kecerdasan ekstrovert memiliki sumber stimuli dari luar dirinya. Lingkungan mempunyai pengaruh besar bagi pemilik kemudi ekstrovert. Tipe ini dapat termotivasi dengan diberikan fasilitas, apresiasi, dukungan, dan memiliki falsafah hidup yang ingin diiming-imingi hadiah. Ia akan tergerak jika pada sesuatu yang akan menambah kapasitas dalam dirinya atau ada reward yang akan didapatkan. Kedua hal ini sangat penting bagi kita untuk bisa mengetahui pola komunikasi yang tepat dalam menyampaikan dorongan motivasi dan semangat saat berinteraksi.

Perbedaan introvert dan ekstrovert STIFIn pada Mesin Kecerdasaan

Dalam konsep STIFIn ada 5 mesin kecerdasaan yang di ketahui sebagai Sensing, Thinking, Intuiting, dan Feeling yang akan digabungkan dengan lapisan otak yang dominan introvert dan ekstrovert akan menjadi Personaliti Genetik STIFIn. Spesial mesin kecerdasaan Insting tidak memiliki lapisan otak dominan melainkan seimbang (sama), membuat dirinya tergerak secara spontan berdasarkan naluri.

Sensing introvert

Dengan kecerdasan memori (memory quotient) sehingga memiliki kemampuan daya ingat yang luar biasa. Karakter yang merupakan pemain yang handal, terbiasa melakukan pekerjaan dengan efisien, disiplin, dan penuh ambisi dalam mencapai yang diinginkan.

Sensing ekstrovert

Memiliki stamina fisik melebihi jenis kepribadian lainnya yang dapat disepadankan dengan kecerdasan fisik (physical quotient). Karakter yang suka berpetualang dan senang menampilkan hal yang ada pada dirinya sehingga membuatnya mudah mendapatkan momentum peluang baru.

Thinking introvert

Memiliki kepribadian yang mandiri dan fokus secara mendalam untuk menekuni suatu bidang.  Tipe kecerdasan teknikal (technical quotient) yang melekat dalam dirinya sehingga menjadi karakter yang sangat kuat dalam mengurus segala hal berkaitan dengan teknis dan menjadikannya profesi yang ahli dalam menekuni suatu bidang.

Thinking ekstrovert

Merupakan tipe kepribadian dengan kecerdasan logika (logical quotient) yang memiliki kemampuan manajerial yang baik, berpikir logis, dan objektif menjadi kekuatan utamanya. Sehingga membuat dirinya pantas menjadi seorang komando yang mampu menggandakan (multiplaying) pada hal atau bisnis yang dijalankannya.

Intuiting introvert

Memiliki optimisme yang kuat secara mendalam dikenal seorang yang perfeksionis dengan kecerdasan kreativitas (creativity quotient) menjadikannya seorang inisiator dengan gagasan yang ia miliki dan merasa puas jika idenya dapat direalisasikan.

Intuiting ekstrovert

Dengan kecerdasan spasial (spatial quotient) membuatnya memiliki kemampuan khusus yang berkaitan dengan gambaran besar atau imajinasi dalam memproyeksikan hal yang akan terjadi pada masa depan dengan pengetahuan yang dimilikinya.

Feeling introvert

Dengan kecerdasan emosional (emotional quotient) memiliki kepribadian yang visioner, idealis, dan mudah bergaul yang menjadikannya berkarakter sebagai seorang pemimpin yang memiliki pesona yang sangat kuat dalam memimpin.

Feeling ekstrovert

Dengan kecerdasan sosial (social quotient) memiliki tingkat empati yang tinggi dan mampu menjadi pendengar yang baik dengan membangun komunikasi yang interaktif. Sosok yang bijaksana dalam mengambil sebuah keputusan yang memedulikan pendapat dari orang-orang di sekitarnya.

Insting

Tidak memiliki kemudi kecerdasan baik introvert maupun ekstrovert karena organ fisik Insting yang dominan terletak pada otak tengah yang memiliki homogenitas sel antara lapisan luar dan lapisan dalam dan tidak ada perbedaan fungsi pada kedua lapisan tersebut. Insting dikemudikan secara spontan menggunakan syaraf otonom. Spontanitas inilah yang berfungsi sebagai pengganti kemudi pada orang Insting.

Selain itu, kemudi kecerdasan introvert cenderung memiliki dorongan motivasi yang besar diawal namun menurun diakhir. Berbeda dengan kemudi kecerdasan ekstrovert yang memiliki tenaga dinamis dan bisa bertahan lebih lama karena dukungan dari lingkungannya.

Setelah mengetahui perbedaan introvert dan ekstrovert STIFIn, Kita jadi mengetahui cara terbaik dalam membangun pola komunikasi yang tepat dan nyaman saat berinteraksi. Yuk ketahui personaliti genetik kamu dengan tes STIFIn.

Logo Tes STIFIn (com)

Melayani Tes STIFIn  dengan tujuan untuk mengenali potensi kepribadian diri juga untuk meningkatkan kualitas diri menuju pribadi SuksesMulia.

Sosial Media

Hubungi Kami

Jika ada pertanyaan silahkan kontak nomor yang tertera, tim kami siap membantu.

Tes STIFIn tesedia di seluruh Indonesia dan Mancanegara

© 2022 STIFIn Family, All Rights Reserved.

error: