Daftar Isi
Halo, Sobat Fams! 👋 Pernah gak sih kamu tiba-tiba mikir, “Duh, aku ini sebenarnya orangnya kayak gimana sih?” Atau, “Apa ya bakat terpendamku?” Rasa penasaran sama diri sendiri itu wajar banget, kok! Apalagi di era digital ini, informasi soal tes kepribadian atau potensi diri bertebaran di mana-mana. Dua yang paling hits dan sering bikin kita bingung adalah MBTI dan STIFIn. Banyak yang nanya, enaknya tes MBTI dulu atau STIFIn dulu ya? Atau jangan-jangan, tes dua-duanya aja? Nah, di artikel ini, kita bakal kupas tuntas pertanyaan itu biar kamu gak bingung lagi!
Kenapa Penting Kenali Diri?
Sebelum kita masuk ke perdebatan MBTI atau STIFIn, yuk kita pahami dulu kenapa sih penting banget buat kita kenal diri sendiri? Mengenali diri itu bukan cuma soal tahu nama lengkap atau tanggal lahir, lho. Ini lebih dalam lagi, kayak:
- Pilih Karir yang Tepat: Kalau kamu tahu kekuatan dan kelemahanmu, kamu bisa lebih jitu milih pekerjaan yang bikin kamu happy dan berkembang.
- Komunikasi Lebih Efektif: Dengan tahu tipe kepribadianmu dan orang lain, kamu bisa lebih mudah menyesuaikan gaya komunikasi, jadi gak gampang salah paham.
- Mengembangkan Potensi: Saat kita tahu apa yang jadi “mesin” utama dalam diri, kita bisa fokus mengembangkan potensi itu sampai maksimal.
- Mengelola Konflik: Memahami diri sendiri bantu kita tahu cara bereaksi terhadap stres atau konflik, biar gak meledak-ledak atau malah jadi pendam rasa.
- Meningkatkan Kebahagiaan: Jujur aja, hidup itu lebih enak kalau kita bisa jadi diri sendiri tanpa harus pura-pura. Kenali diri, terima diri, dan kamu akan lebih bahagia!
Jadi, tes kepribadian seperti MBTI atau STIFIn ini bukan sekadar ikut-ikutan tren, tapi beneran alat bantu yang bisa kasih peta jalan buat mengenal diri sendiri.
Mengenal MBTI: Peta Preferensi Psikologis
MBTI adalah singkatan dari Myers-Briggs Type Indicator. Ini adalah kuesioner psikologis yang dirancang untuk menunjukkan preferensi psikologis kita dalam cara kita memandang dunia dan mengambil keputusan. Intinya, MBTI itu bantu kita melihat bagaimana kita cenderung berinteraksi dengan lingkungan dan memproses informasi. Ini dikembangkan oleh Isabel Myers dan Katharine Briggs berdasarkan teori tipe psikologi Carl Jung. Mereka ingin membuat teori Jung yang kompleks jadi lebih mudah diakses dan dipahami banyak orang. Hasilnya, ada 16 tipe kepribadian MBTI yang muncul dari kombinasi empat dimensi utama:
- Ekstrovert (E) vs. Introvert (I): Ini tentang dari mana kamu dapat energi. Ekstrovert (E) dapat energi dari interaksi sosial, suka keramaian, dan cenderung aktif. Introvert (I) sebaliknya, dapat energi saat menyendiri atau di lingkungan yang tenang.
- Sensing (S) vs. Intuition (N): Ini soal bagaimana kamu mengumpulkan informasi. Sensing (S) fokus pada fakta, detail konkret, dan apa yang bisa dirasakan langsung. Intuition (N) lebih suka pola, ide, dan kemungkinan di masa depan.
- Thinking (T) vs. Feeling (F): Ini tentang cara kamu mengambil keputusan. Thinking (T) berdasarkan logika, objektivitas, dan analisis. Feeling (F) mempertimbangkan nilai-nilai pribadi, emosi, dan dampak pada orang lain.
- Judging (J) vs. Perceiving (P): Ini tentang bagaimana kamu menjalani hidup. Judging (J) suka pada struktur, rencana, dan keputusan yang cepat. Perceiving (P) lebih fleksibel, spontan, dan terbuka pada pilihan baru.
Hasil MBTI ini bisa bantu kamu memahami gaya komunikasi, cara belajar, bahkan potensi karir yang selaras dengan preferensimu. Penting diingat, MBTI itu bukan label mutlak, tapi lebih ke arah kecenderungan yang bisa berkembang seiring waktu dan pengalaman. Jadi, jangan kaget kalau MBTI kamu bisa sedikit bergeser dalam beberapa tahun.
Mengenal STIFIn: Cetak Biru Genetika Kecerdasan
Sekarang kita beralih ke STIFIn. STIFIn adalah akronim dari Sensing, Thinking, Intuiting, Feeling, Insting. Beda jauh sama MBTI yang pakai kuesioner, STIFIn ini unik karena menggunakan tes sidik jari untuk mengidentifikasi “Mesin Kecerdasan” atau belahan otak dominan yang paling aktif di diri kamu. Konsep ini dikembangkan oleh seorang peneliti Indonesia, Farid Poniman. Teori di baliknya adalah bahwa sidik jari kita itu terhubung langsung dengan pola saraf di otak, sehingga hasil tes STIFIn dianggap sebagai bawaan lahir dan bersifat paten, tidak berubah seiring waktu.
Ada lima Mesin Kecerdasan utama dalam STIFIn:
- Sensing (S): Dominan di panca indra dan fokus pada kinerja fisik. Orang Sensing cenderung kuat dalam hal praktis, detail, dan aktivitas yang butuh gerak fisik.
- Thinking (T): Dominan di dahi dan fokus pada logika serta penalaran. Individu Thinking unggul dalam analisis, strategi, dan pemecahan masalah.
- Intuiting (I): Dominan di belahan otak kanan dan fokus pada ide, inovasi, dan kreativitas. Orang Intuiting sering punya banyak gagasan orisinal dan visioner.
- Feeling (F): Dominan di belahan otak kiri dan fokus pada emosi, hubungan, dan kepemimpinan. Mereka yang Feeling biasanya peka terhadap perasaan orang lain dan jago berinteraksi sosial.
- Insting (In): Ini adalah kecerdasan gabungan dari keempatnya, sifatnya spontan dan fleksibel. Orang Insting cenderung serba bisa dan adaptif, mengandalkan naluri dalam banyak situasi.
STIFIn banyak digunakan untuk mengetahui bakat alami, memilih jurusan pendidikan, hingga menentukan jalur karir yang paling selaras dengan potensi genetik. Ini memberikan panduan tentang kekuatan bawaan yang bisa kamu maksimalkan.
MBTI atau STIFIn Dulu? Mari Kita Putuskan!
Nah, ini dia pertanyaan yang sering muncul: Sebaiknya tes MBTI dulu atau STIFIn dulu? Atau mungkin, mana yang lebih penting?
Sobat Fams, jawabannya sebenarnya simpel: tidak ada urutan baku yang harus diikuti, dan keduanya sama-sama bermanfaat. Pilihan mana yang mau kamu coba duluan tergantung pada tujuanmu saat ini.
- Jika kamu ingin memahami preferensi interaksi dan gaya pengambilan keputusanmu, mulailah dengan MBTI. MBTI itu ibarat cermin yang menunjukkan bagaimana kamu cenderung berinteraksi dengan dunia luar, bagaimana kamu mengumpulkan informasi, mengambil keputusan, dan menjalani hidup. Ini sangat bagus untuk pemahaman diri terkait komunikasi, dinamika tim, atau bahkan memilih lingkungan kerja yang sesuai dengan preferensimu. Karena sifatnya yang reflektif (berdasarkan self-report), MBTI bisa jadi titik awal yang bagus untuk self-discovery yang lebih mendalam.
- Jika kamu ingin mengetahui bakat bawaan dan kekuatan genetikmu, mulailah dengan STIFIn. STIFIn itu lebih kayak peta genetik kecerdasanmu. Ia mengklaim bisa menunjukkan “mesin kecerdasan” dominan yang kamu miliki sejak lahir. Ini sangat relevan kalau kamu lagi galau milih jurusan kuliah, mencari karir yang benar-benar cocok dengan passion bawaanmu, atau ingin tahu area mana yang paling mudah kamu kuasai secara alami.
Saran terbaik? Keduanya bisa saling melengkapi!
Bayangkan begini: STIFIn memberimu gambaran “hardware” atau mesin bawaanmu (apa yang secara alami kamu kuasai), sementara MBTI memberimu gambaran “software” atau cara kerja mesin itu berinteraksi dengan dunia (bagaimana kamu memproses informasi dan berinteraksi).
Misalnya, kamu tahu dari STIFIn bahwa kamu punya Mesin Kecerdasan Thinking (T) yang kuat. Lalu, kamu tes MBTI dan hasilnya kamu adalah seorang INTJ. Kombinasi ini bisa memberimu wawasan lebih dalam: kamu bukan hanya punya kecerdasan logis yang kuat (dari STIFIn), tapi juga cenderung introvert, intuitif, dan judging (dari MBTI), yang mungkin membuatmu jadi strategis, mandiri, dan suka merencanakan segala sesuatu.
Jadi, kalau memungkinkan, coba saja keduanya! Mulai dari mana pun yang paling menarik minatmu saat ini. Yang penting, jangan jadikan hasil tes ini sebagai batasan, tapi sebagai titik awal untuk bereksplorasi dan memahami diri lebih jauh.