Temukan Karpet Merahmu dengan STIFIn

Temukan Karpet Merahmu dengan STIFIn

Jakarta, Hai stifiners, pernah gak sih kamu melihat di televisi atau media sosial tentang para artis yang menghadiri acara penghargaan kreatifitas seperti Grammy Award di luar negeri atau Global Panasonic Award di Indonesia. Acara bergengsi itu dihadiri oleh mereka para aktor dan aktris berbakat yang telah terkenal baik nasional maupun manca negara, dan disana kita melihat mereka disambut dengan karpet merah yang besar lagi bagus ketika turun dari kendaraan pribadinya, karpet itu terbentang dari depan kendaraan sampai masuk gedung acara, dimana antara karpet-karpet itu sudah dihadiri oleh para fans dan awak media yang sudah siap mendokumentasikan kesuksesan mereka.

Nah, istilah karpet merah dalam STIFIn adalah jalur kesuksesan yang telah dipilih dan memberikan dampak manfaat bagi dirinya dan orang lain, secara sederhana karpet merah adalah profesi yang kita pilih dan itu menuai kesuksesan buat kita Stifiners.

Masalah yang menjadi perbincangan hangat dan tak pernah kunjung usai disekitar kita adalah gimana nentuin profesi yang itu “gue banget”, seneng ngejalaninnya dan akses kesuksesannya jangka panjang. Data dari Kemenristekdikti tahun 2018 saja masih ada 600 Ribu lulusan perguruan tinggi yang menganggur loh, dan setiap 10 lulusan perguruan tinggi hanya 3 yang kompeten di bidangnya, sisa yang 7 biasa-biasa saja, bahkan ada yang merasa tidak dapat apa-apa ketika kuliah. Ini jadi cerminan banget kenapa banyak yang suka galau sama tujuan hidupnya, pengen jadi apa, melakukan apa yang berguna jangka panjang, bahkan tidak sedikit yang sudah berusia 40 tahun keatas yang merasa hidupnya gitu-gitu aja, pindah-pindah kerja, sekalinya di tempat kerja gak berprestasi. Senin-Jum’at menjadi rutinitas yang sangat membosankan karena mereka tidak mencintai apa yang mereka kerjakan.

Lihatlah mereka yang sukses dengan karir dan pilihan profesi mereka, kecenderungan dari mereka menyukai pekerjaannya, dan menganggap pekerjaan saat ini adalah hobi yang dibayar karena mereka berbuat sesuai dengan kemauan atau passion mereka.

Mereka yang sampai saat ini belum menemukan karpet merahnya terbagi menjadi 2 golongan. Pertama, mereka yang pasrah dengan keadaan, sudah gak suka sama aktifitas sehari-hari tapi tetap lanjut aja karena tuntutan hidup. Kedua, mereka yang mencoba berbagai profesi, metode pencarian minat dan bakat tapi masih juga galau sampai sekarang karena semua itu belum menjawab keinginan mereka.

Paragraf diatas dengan kalimat terakhirnya jadi mengingatkan diri saya beberapa tahun yang lalu ketika saya hampir tiap hari galau karena belum tau tujuannya hidupnya kemana dan menjadi apa. Berbagai aktifitas, profesi, komunitas saya ikuti dengan harapan terbukalah galau saya dan saya menemukan jati diri saya dan harapannya saya tau apa yang harus saya lakukan agar saya punya karpet merah saya sendiri.

Pencarian karpet merah saya dimulai dari masuk jurusan hukum, jadi reseller celana chino, ikut ujian menjadi tentara, pindah kampus lalu masuk jurusan hubungan internasional, jualan tahu goreng hingga masuk berbagai komunitas dan ngerasa passion disana seperti Kepramukaan, Beladiri dan Musik (vokalis), dimana ketiganya sudah berada dijalan yang tepat menurut saya, namun tetap saya ngerasa galau sebenarnya saya ini mau jadi apa. Sama-sama asik menurut saya tapi mana yang bisa saya ukur betul-betul sebagai wadah kesuksesn jangka panjang saya, tapi belum juga saya mampu tentukan.

Tahun 2016, kenal lah saya dengan konsep STIFIn ketika saya mengambil magang di Kubik Leadership, sebuah perusahaan ternama dalam bidang pengembangan diri yang telah membantu para karyawan di 100 perusahaan fortune Indonesia. STIFIn yang dengan tajam membedah siapa saya dan bekal/bakat apa yang Allah titipkan kepada saya sehingga saya mampu menentukan peran saya untuk bisa menuai manfaat bagi diri maupun lingkungan.

Setelah diketahui Otak saya limbik kiri dengan kecerdasan Sensing maka saya disajikan informasi-informasi yang itu menjadi sebab menjadi lompatan besar dalam hidup saya. Akhirnya saya menemukan dan menentukan bidang pengembangan diri sebagai karpet merah saya, dan Trainer sebagai profesinya. Dengan diketahuinya apa kelebihan dan kelemahan bawaan lahir saya serta strategi-strategi jitu dan peran terbaik yang harus saya jalankan sesuai dengan respon otak Sensing, maka Alhamdulillah konsep ini membantu saya menjadi seorang Trainer profesional yang memiliki modul original , menulis buku, membuat program-program pengembangan diri serta mendirikan lembaga sendiri dan itu dirasakan manfaatnya oleh orang lain serta diakui solusinya oleh customer-customer saya. 

Workshop STIFIn Family

STIFIn ibarat pisau tajam yang bisa memberikan nasihat jitu dan solutif, karena STIFIn membahas dari hulu ke hilir bagaimana kita bersikap yang sesuai dengan mesin kecerdasan kita, dari situlah di usia saya yang masih berada di bawah 30 tahun ini, alhamdulillah sudah berkeliling Indonesia untuk berbagi inspirasi dan pengetahuan tentang pengembangan diri secara profesional.

Yuk temukan karpet merahmu, tunggu apalagi, sampai kapan lagi? (Adnan Fatron – STIFIn Family) 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Copyright 2019 – www.stifinfamily.com

error: