Kerja Keras Cerdas Ikhlas STIFIn
Related Posts
-
Pengalaman Mengikuti Tes STIFIn
Perkenalkan saya Dedeh Ratnanengsih, sahabat boleh panggil saya dengan Dedeh. Saat ini sudah hampir satu tahun setelah saya mengikuti tes STIFIn pada tahun 2019 lalu. Pengalaman mengikuti tes STIFIn banyak memberikan kesan yang sangat berarti. Saya menemukan hikmah penting dalam hidup yang membuat saya lebih fokus dan bersyukur dengan kelebihan yang Allah berikan serta bersabar atas kelemahan yang ada. Hasil tes STIFIn menyebutkan bahwa saya memiliki mesin kecerdasaan Insting (In). Kecerdasan yang bahkan saya sendiri awalnya tidak menyangka diberikan Allah tanpa sedikitpun memintanya. Saya merasa terlambat mengetahui hasil tes STIFIn saya sekarang. Banyak keputusan sebelumnya yang tidak seharusnya saya pilih, namun saya sangat menyadari penyesalan tak akan berarti jika tanpa perbaikan setelahnya. Cerita dimulai saat saya sudah tidak nyaman dengan tempat bekerja saat itu, mudah terpancing untuk marah bahkan tidak tahu apa saya inginkan sebenarnya. Hidup ketika itu benar-benar tidak berarti dan tidak tau mau kemana. Pengalaman Mengikuti Tes STIFIn Banyak Memberi Kesan 1. Menerima Hasil Tes STIFIn dengan Lapang Hati Segala sesuatu yang mengkhawatirkan akan berkurang dengan penerimaan yang baik. Menerima sepenuh hati bahwa hasil tes STIFIn Insting adalah kecerdasan terbaik yang Allah berikan kepada saya. Meyakininya sebagai modal dasar agar saya bisa berperan menjadi sebaik-baik makhluk di muka bumi. Peran terbaik tersebut semata-mata adalah bekal untuk mempersiapkan diri kembali kepada Allah kelak. Awal penerimaan saya tidak semata-mata terbentuk begitu saja. Sebelum mengikuti tes STIFIn saya pernah mengikuti tes kepribadian lainnya, tapi setelah mengikuti tes tersebut saya tidak menemukan jawaban apa yang harus saya lakukan setelahnya agar hidup terasa nyaman (gue banget). Ternyata memang tes tersebut bisa berubah ketika saya mengulanginya. Sedangkan tes STIFIn hasilnya tidak akan berubah seumur hidup jika saya mengulangi tesnya. Hal ini sesuai dengan teori pemuliaan tanaman yang saya pelajari saat masih di kampus bahwa fenotip tanaman yang dihasilkan adalah gabungan antara sifat genetik dan lingkungan yang mendukungnya. Ini berlaku juga pada manusia dimana sifat genetik tidak akan berubah. 2. Mengetahui Cara Efektif dan Efisien Menghadapi Traumatik Salah satu perkataan promotor STIFIn yang saya ingat betul ketika melakukan tes STIFIn, “Kamu pasti sering menghapus kontak orang-orang yang tidak membuat nyaman.” Sontak saya sangat kaget mendengarnya, karena beberapa bulan sebelum tes STIFIn memang saya menghapus beberapa kontak di handphone saya. Tentu pernyataan yang diutarakan oleh promotor STIFIn benar adanya. Lalu promotor STIFIn tersebut melanjutkan, “Insting itu memiliki kecerdasan otak tengah yang menyangga otak lainnya sehingga ketika bersujud posisi otak berada paling atas. Ini alasan kenapa seorang Insting seharusnya bisa mengobati rasa traumatiknya dengan selalu mendekatkan diri pada Allah karena otaknya memiliki potensi paling besar untuk bisa mencapai ketenangan dengan terus berinteraksi dengan-Nya.” Penjelasan yang tak bisa saya bantah lagi karena memang saat itu saya merasa tidak yakin dan selalu khawatir atas apa yang Allah berikan, salah satunya sangat mungkin karena saya tidak khusyuk saat berinteraksi dengan-Nya. 3. Menggali Hikmah Dari Setiap Keputusan yang Dipilih Sebelum Tes STIFIn Keputusan hidup yang sangat terasa salah satunya adalah memilih jurusan IPA ketika SMA. Melalui fase ini memang tidak mudah, saya tidak begitu suka menjadi anak IPA banget. Walaupun ketika itu saya sangat menyukai mata pelajaran Biologi. Akhirnya ketika kuliah mengambil program studi pertanian, alasan utama saya supaya bisa belajar biologi khususnya biologi tumbuhan. Selama kuliah tidak ada kesulitan yang begitu berarti, namun setelah lulus merasa tidak ahli dalam bidang yang saya pelajari. Setelah tes STIFIn, saya sangat menerima bahwa saya cenderung tidak tuntas ketika belajar. Sering mempelajari sesuatu hanya sebatas kulitnya, tapi tidak sampai tuntas mendalam. Setelah lulus kuliah, saya pernah bekerja di luar bidang yang saya pelajari di kampus. Beberapa bulan setelah menjalani pekerjaan tersebut saya merasa kurang nyaman dengan hal yang dijalani. Rasa tidak nyaman itu semakin memuncak, saya putuskan untuk mengikuti tes STIFIn atas rekomendasi dari seorang teman. Hasilnya membuat saya terkejut, ternyata bidang pekerjaan tersebut sangat sesuai dengan mesin kecerdasaan yang saya miliki. Namun saya sangat menyadari ada hal-hal yang membuat saya tidak bertumbuh, yaitu faktor kebeperanan saya dalam setiap aktivitas, sedangkan seorang Insting sangat ingin perannya itu berarti bagi orang-orang yang ia lengkapi kontribusinya. 4. Merencanakan Peran yang Dipilih Setelah Tes STIFIn Masih segar dalam ingatan, setelah selesai sesi konsultasi bersama promotor STIFIn, beliau menanyakan rencana peran yang akan saya ambil setelah tes. Tujuan saya sejak awal selain untuk mengenal diri yang sesungguhnya adalah menemukan peran yang akan membuat bertumbuh. Saya menjawab dengan mantap untuk memutuskan resign dari pekerjaan sebelumnya dan mengikuti rekrutmen program pengabdian masyarakat. Beberapa minggu setelah tes STIFIn, atas kehendak Allah rencana saya terealisasi. Saya menjadi fasilitator sebuah program pengabdian masyarakat bersama dosen di kampus tempat saya kuliah. Tugas saya membantu dosen dalam melaksanakan program pengabdian yang mereka lakukan, dari melakukan survei lokasi hingga pembuatan jurnal pengabdian masyarakat. Berinteraksi dengan masyarakat di lingkar kampus, mengetahui potensi-potensi kelurahan atau desa setempat. Keputusan yang tidak pernah disesali dan saya sangat menjalaninya dengan nyaman. Salah satu hal yang saya kerjakan ketika itu adalah harus memublikasikan kegiatan ke berbagai media cetak online. Saya menyusun press release dari setiap kegiatan yang membuat potensi saya dalam merangkai kata juga terasah. Saya masih ingat betul salah satu testimoni dosen yang merasa sangat terbantu dengan adanya fasilitator. Saya merasa bahagia akan hal itu dan membuktikan sendiri hasil tes STIFIn bahwa kemistri saya dalam hal apapun, termasuk bekerja adalah kebahagiaan. Saya jadi banyak teringat keputusan-keputusan yang saya ambil tahun lalu, setelah program pengabdian selesai. Allah memberikan kesempatan lagi untuk saya bergabung dalam sebuah proyek pendampingan petani padi di Kabupaten Kepulauan Morotai Maluku Utara, salah satu pulau terluar di Indonesia Timur. Proyek ini pun sangat menambah banyak pengalaman. Proyek ini tidak hanya membuat saya belajar lebih mendalam lagi tentang budidaya padi, tapi membuat saya belajar bermasyarakat dengan penduduk setempat yang memiliki latar belakang bahasa dan budaya yang berbeda. Saya merasa bahagia dengan peran yang diberikan pada proyek ini, meskipun tantangan yang saya hadapi di lapangan tidak mudah. Kedua kalinya saya pun merasakan sendiri dari hasil tes STIFIn bahwa seorang Insting akan sangat merasa senang jika ikut terlibat dalam sebuah proyek. 5. Belajar Tuntas pada Peran yang Saya Pilih Ciri Insting yang belum cerdas adalah tidak tuntas. Tampaknya sayapun merasa tidak …
-
Hasil Tes STIFIn Insting
INSTING Hasil tes STIFIn Insting atau di singkat menjadi In. Menggunakan dua huruf supaya tidak sama dengan singkatan dari mesin kecerdasaan Intuiting. Jika dua huruf In bergandengan, merupakan identitas sebagai Mesin Kecerdasan (MK). Menurut konsep STIFIn, ragam Mesin Kecerdasan hanya ada lima, dan In adalah salah satu diantara 5 MK tersebut. Pada MK In tidak memiliki kemudi kecerdasan, baik i (introvert) ataupun e (extrovert). Hal ini disebabkan secara fisik otak tengah yang menjadi milik In memang tidak memiliki lapisan berwarna abu-abu dan putih. Dengan demikian, In selain berperan sebagai Mesin Kecerdasan, juga merupakan kepribadian genetik. a. SISTEM OPERASI OTAK Pengertian sederhana dari Insting adalah jenis kecerdasan atau kepribadian genetik yang berbasiskan kecerdasan naluri atau indera ketujuh. Proses kerja otak dari tipe In dikemudikan secara otomatis karena tidak memiliki kemudi. Sistem operasi pada tipe In berada di belahan otak tengah. Otak tengah menyangga keempat belahan otak sama baiknya. Jika otak tengah kuat, maka pada tingkat tertentu dapat membantu memperkuat keempat belahan otak lainnya. Terutama karena otak tengah menjadi hubungan bagi keempat belahan otak lainnya sehingga proses koordinasi, harmonisasi, dan keseimbangan otak dapat berjalan secara baik. Akibat tidak memiliki kemudi, otak tengah akan memberi reaksi spontan pada setiap stimulus yang masuk. Meski syaraf terlebih dahulu tiba di otak tengah sebelum menyebar kepada empat belahan otak lainnya, namun bukan berarti keempat belahan otak tersebut tidak dilibatkan ketika otak tengah ingin merespon sesuatu. Proses koordinasi respon holistik oleh seluruh otak terjadi walaupun tanpa kemudi. Hal tersebut ditunjukkan oleh kemampuan otak tengah yang merespon secara holistik pada setiap respon yang datang. b. TIPOLOGI FISIK Mesin Kecerdasan In sesungguhnya identik dengan reflek. Mereka memiliki reflek yang cepat. Reflek yang bersumber dari hasil pengolahan yang holistik ini membuat tipe In dalam kesehariannya mudah beradaptasi. Tipe ini seperti dapat mengakses sama baiknya kepada empat belahan otak yang lain. Bahkan secara fisik pun, tipe In memiliki kemampuan adaptasi fisik yang baik terhadap lingkungan. Pada cuaca lingkungan dan mental seperti tipe Sensing, ia akan menyesuaikan seperti tipe Sensing juga. Demikian seterusnya dengan ketiga belahan otak lainnya. Tipe In umumnya memiliki bentuk badan yang datar (stenis), ditandai dengan garis bahu yang lurus rata ke samping. Dengan bentuk badan yang datar, ditambah leher yang pendek dengan posisi otak tengah yang paling dekat dengan tulang belakang, serta pada saat yang sama otak tengah tersebut menyangga keempat belahan otak sama baiknya, maka hal tersebut menjadikan tipe ini mempunyai fungsi tubuh yang serba bisa. Fungsi keserba-bisaan dari tipe ini yang digabung dengan kekuatan reflek, membuat tipe In seolah-olah akan survive diletakkan di lingkungan seperti apapun atau diterjunkan pada profesi apapun. c. SIFAT KHAS Jika menggunakan sudut pandang dunia psikologi (aliran perilaku), kepribadian dari tipe In mesti memiliki sifat perilaku khas yang dapat dibuktikan dan diukur yang berbeda dari delapan kepribadian yang lain. Terdapat sepuluh item yang bisa dibuktikan keberadaannya dan bisa diukur secara psikometrik. Menurut konsep STIFIn, kesepuluh item tersebut menjadi kepribadian tetap yang tidak akan berubah dan akan selalu eksis seiring dengan penambahan umurnya. Sepuluh (10) sifat yang tetap tersebut adalah: Balanced Forgiving Compromising Occupied Peaceful Flowing Resourceful Smooth Simple Intermediary Sebagai pribadi yang utuh, tipe In memiliki sisi-sisi diametral sebagai berikut: spiritualis yang hebat namun juga individu yang galak dan temperamental, nalurinya tajam dan pandai meramal namun peragu dan tidak punya prinsip, isi kepala lengkap sebagai generalis namun membuatnya tanggung tidak tuntas, selalu ingin tenang dan bahagia tapi kurang assertive. Selain itu, tipe ini sangat responsif cepat dan komprehensif akan tetapi dalam kontektualitas sebatas ad hock dan kurang jangka panjang, jujur dan polos namun seringkali naif. Oleh karena itu, tipe ini perlu waspada dengan kelemahannya dan berusaha mengeskploitasi kelebihannya. Biasanya jika kelebihannya bergerak membaik maka secara otomatis kelemahan dari tipe ini akan tertutup dengan sendirinya. d. KELEBIHAN Kepribadian dari hasil tes STIFIn Insting yaitu memiliki kekhasan yaitu dalam hal kemampuan berkorban bagi kepentingan yang lebih besar melebihi delapan jenis kepribadian yang lain. Kelebihan ini dapat disepadankan dengan kecerdasan berkorban atau disebut AQ (Altruist Quotient). Jika tipe ini bisa bekerja secara tenang dan damai, maka salah satu kemampuannya yang lain akan perform, yaitu memiliki mata ketiga dalam melihat terhadap setiap peristiwa. Hasil pengamatan mata ketiga tersebut antara lain: dapat melihat hikmah yang tersembunyi di balik setiap kejadian, dapat memaknai secara spiritual terhadap setiap kejadian, atau memperoleh informasi penting dari indera ketujuh (naluri) tipe ini. Dalam hal pengelolaan uang, tipe In merasa sedih jika tidak bisa menolong orang lain yang memerlukannya. Tabiat tipe ini terhadap uang adalah selalu ingin menolong orang. Akibatnya, uang habis bukan untuk diri sendiri melainkan untuk menolong orang lain. e. KEMISTRI Kemistri alamiah dari hasil tes STIFIn Insting adalah selalu bahagia. Ia hanya merasa nyaman hidup dalam suasana yang penuh kebahagiaan dan jauh dari masalah-masalah. Jika kebahagiaan itu berhasil didapatkannya, maka tipe ini mulai berperan untuk memultitaskingkan pengabdiannya. Namun sebaliknya, tipe In tidak akan bahagia jika ia tidak memiliki peran apa-apa. Keberhasilan hidup dari tipe ini ditandai dengan keberperanan yang bermakna bagi sesama. Hal itu jugalah yang menjadi sumber kebahagiaan dari tipe ini. Semakin besar keberperanan, semakin banyak ‘kepake’, maka tipe In semakin bahagia. f. PERNANAN Faktor serba bisa dan daya adaptasi fisik serta adaptasi kecerdasan yang tinggi menyebabkan panggilan jiwa dari tipe In selalu ingin berperan sebagai mitra (partner) bagi tipe lainnya. Meskipun harus menjadi orang nomor dua dalam kemitraan tersebut, tipe ini tidak terlalu mempermasalahkan. Yang penting bagi tipe ini yaitu dapat menjadi mitra bagi tipe lainnya di level yang lebih baik. Hal tersebut tidak akan terjadi pada tipe kepribadian yang lain. Keempat tipe lainnya selalu ingin menjadi nomor satu dalam setiap kemitraan. g. TARGET DAN HARAPAN Dalam menjalankan fungsi kemitraan tipe Insting memasang target menghasilkan pertumbuhan dari masa ke masa, meskipun kecil atau sedikit yang penting ada pertumbuhan. Sebenarnya tipe ini tidak suka dengan langkah-langkah revolusioner karena hanya akan meningkatkan suhu kerja yang akan membuat suasana tegang. Tipe In menyukai suasana damai dan tenteram tanpa konflik. Termasuk alasan tipe ini terpanggil untuk menjadi orang kedua adalah: ia tidak ingin menjadi sasaran tembak jika menjadi orang nomor satu. Harapan terbesar dari tipe In yaitu ingin selalu memberikan kontribusi pada lingkungan sosial. Tipe ini merasa hampa jika tidak menolong atau berkontribusi terhadap lingkungannya. Hal yang paling menyakitkan …
-
Hasil Tes STIFIn Thinking ekstrovert
THINKING EKSTROVERT Personaliti Genetik Te adalah singkatan dari hasil tes STIFIn Thinking ekstrovert. Jika huruf T berdiri sendiri merupakan identitas sebagai Mesin Kecerdasan (MK). Menurut konsep STIFIn, ragam Mesin Kecerdasan hanya ada lima, dan T adalah salah satu di antara 5 MK tersebut. Identitas Mesin Kecerdasan berubah menjadi kepribadian ketika MK digandengkan dengan jenis kemudi di belakangnya. Jenis kemudi kecerdasan hanya ada dua, yaitu i (introvert) dan e (extrovert). Dengan demikian, Te sudah menjadi identitas kepribadian. T ditulis dengan huruf besar karena pengaruhnya sebagai MK lebih besar dari e yang ditulis dengan huruf kecil yang berperan hanya sebagai kemudi kecerdasan. a. SISTEM OPERASI OTAK Pengertian sederhana dari Thinking ekstrovert adalah jenis kepribadian yang berbasiskan kecerdasan logika yang proses kerjanya dikemudikan dari luar dirinya menuju ke dalam dirinya. Sistem operasi pada tipe Te berada di belahan otak bagian atas di sebelah kiri atau disebut sebagai otak besar kiri atau diringkas otak kiri. Pada otak kiri tersebut yang menjadi kemudi kecerdasan dari tipe ini, berada di lapisan abu-abu yang letaknya di bagian luar atau permukaan otak. Otak kiri abu-abu itulah yang menjadi sistem operasi tipe Te. Lapisan yang berwarna abu-abu dari tipe Te memiliki tekstur otak yang lebih longgar karena mengandung sel otak lebih sedikit. Kerapatan yang lebih rendah dibandingkan dengan lapisan bagian dalam tersebut membuat kemudi kecerdasan bergerak dari luar ke dalam. Hal ini menyebabkan ‘tuan yang punya badan’ menjadi lebih beradaptasi dengan lingkungan luar, karena dari lingkuangan luar itulah tipe Te mendapatkan energi untuk memutar kepalanya. Energi yang datang untuk mengolah otak kiri tipe ini berasal dari luar dirinya. b. TIPOLOGI FISIK Mesin kecerdasan Thinking (T) sesungguhnya identik dengan tulang. Mereka memiliki tulang yang besar dan kuat. Dengan bentuk tubuh (konstitusi) yang piknis terlihat unsur tulang secara proporsional menjadi dominan. Disebut piknis karena ukuran badan dari tipe ini volumenya lebih kecil dibanding tipe lain, sementara volume tulangnya paling dominan dibanding tipe lain. Akibatnya, tulang kerangka menyangga beban yang lebih ringan sehingga mudah bergerak kesana-kemari. Itulah mengapa disebut piknis. Tipe Te tidak memiliki baterai (charger) di dalam dirinya dan justru ia menghadirkan dari luar. Hal inilah yang menyebabkan Te seperti memiliki tulang yang kurang tenaga. Meskipun proporsi tulang lebih dominan dibanding ukuran badannya, namun secara umum Mesin Kecerdasan T malas bergerak. Padahal seharusnya MK ini mudah bergerak. Hal ini disebabkan tenaga yang tersedia dari MK ini cenderung disedot oleh kepala. Penggunaan energi oleh kepala dapat memakan energi yang besar sehingga menjadikan MK ini malas bergerak. c. SIFAT KHAS Jika menggunakan sudut pandang dunia psikologi (aliran perilaku) kepribadian dari hasil tes STIFIn Thinking ekstrovert mesti memiliki sifat perilaku khas yang dapat dibuktikan dan diukur yang berbeda dari delapan kepribadian yang lain. Terdapat sepuluh item yang bisa dibuktikan keberadaannya dan bisa diukur secara psikometrik. Menurut konsep STIFIn, kesepuluh item tersebut menjadi kepribadian tetap yang tidak akan berubah dan akan selalu eksis seiring dengan penambahan umurnya. Sepuluh (10) sifat yang tetap tersebut adalah: Thoughtful Positive Analytical Argumentative Competitive Forceful Reserved Formal Planner Justice Sebagai pribadi yang utuh, tipe Te memiliki sisi-sisi diametral sebagai berikut: menyukai kemenangan, seperti seorang penakluk namun kurang stamina untuk terus menerus bertanding, kebenaran empirik hanya datang dari pengalaman dirinya namun tidak suka kebenaran dari nasihat orang lain, pandai mengakumulasi keuntungan dengan coverage yang luas, namun kurang mahir dalam membuat prioritas jangka panjang. Selain itu, peranan dari tipe Te sangat sirkulatif di semua entitasnya hanya sayang kurang pandai membaca aspirasi, memiliki siklus hidup yang dinamis namun terlalu normatif. Oleh karena itu, tipe ini perlu waspada dengan kelemahannya dan berusaha mengeksploitasi kelebihannya. Biasanya jika kelebihannya bergerak membaik, maka secara otomatis kelemahan dari tipe ini akan tertutup dengan sendirinya. d. KELEBIHAN Kepribadian dari hasil tes STIFIn Thinking ekstrovert memiliki kekhasan karena memiliki kemampuan menalar secara meluas dalam bentuk pengendalian manajemen dan logika yang lebih efektif yang melebihi delapan (8) jenis kepribadian yang lain. Kelebihan ini dapat disepadankan dengan kecerdasan logika atau disebut LQ (Logical Quotient). Tipe Te pandai mengumpulkan kekuatan untuk menghasilkan kemenangan bagi diri dan organisasinya. Bagi tipe ini, organisasi akan dikelola seperti pabrik, tentara, birokrat, atau atasan-bawahan karena otoritas sepenuhnya berada di tangannya. Cara organisasi yang seperti inilah yang kemudian membuatnya berhasil dalam melipatgandakan hasil atau produksi. Pendek kata, tipe Te memiliki kelebihan secara alamiah yang tercermin dari cara kerjanya yang selalu mencari peluang untuk melipatgandakan. Tipe ini memperlakukan pekerjaannya dengan mengendalikan proses secara tepat, yaitu proses yang menimbulkan produktivitas pelipatgandaan. Hal tersebut sejalan dengan tabiatnya terhadap uang. Tipe Te adalah tipe yang paling mampu mengelola keuangan dengan cara mengakumulasi atau mengumpulkan. Bagi tipe ini, cara membelanjakan pengeluaran sebenarnya sangat rasional namun punya kemampuan taktis jika ia melihat ada peluang untuk mengakumulasi keuntungan. e. KEMISTRI Dengan kemampuan pengendalian terhadap span of control yang besar, kemampuan logika umum, kemampuan dalam melipatgandakan hasil, karakter yang seperti tulang (atau ibarat besi yang kokoh), dan keberadaan tulang yang lebih dominan dibanding ukuran badan, menjadikan tipe Te akan jauh lebih sukses jika ia memiliki pabrik untuk menjalankan ‘mesinnya’. Tipe Te perlu lebih mengkonkritkan usahanya dalam wujud yang nyata, misalnya berbentuk pabrik, sehingga mesin pelipatgandaannya dapat berjalan dengan baik. Tipe Te memiliki kemampuan untuk meraih tahta dimanapun jika segala macam unsur sumberdaya yang ada di bawah kekuasaannya dikelola secara mekanistik seolah-olah seperti pabrik. Jika memiliki pabrik (dalam pengertian yang sesungguhnya), maka tipe ini akan memiliki kedudukan di masyarakat sebagai tokoh yang layak diberi tahta yang lebih tinggi. Kebesaran pabrik tersebut akan sejalan dengan kebesaran tahta atau kekuasaan dari tipe Te. Pada dasarnya tipe Te memang menjadi orang yang paling dicari tahta. Hal ini disebabkan pada diri tipe ini, melekat kharisma pemegang otoritas. Jika diberi amanah, tipe ini akan menjalankannya dengan baik. f. PERANAN Dengan fungsi kepala yang dominan, MK Thinking (T) lebih senang dengan jenis pekerjaan yang memerlukan berpikir keras sehingga dapat menyelesaikan masalah hingga tuntas. Tipe ini dapat menyusun serangkaian logika sebagai metode untuk menyelesaikan masalah. Hal itulah yang menjadikan tipe T dianggap bertangan dingin. Setiap masalah yang menjadi tanggungjawabnya, dapat diselesaikan dengan baik. Jika kemampuan kepala tersebut digabungkan dengan karakter tulang yang kokoh, maka akan melahirkan tipe T dengan kepribadian yang teguh dan keras kepala. Jika tipe …
-
Hubungan Indonesia vs China dalam Konsep STIFIn (Natuna)
Kilas Balik Indonesia vs China dalam Konsep STIFIn sangat menarik untuk dibahas, terutama topik yang lagi hangat sekarang terkait Konflik yang terjadi di Natuna. Yuk sebelum itu lihat kilas baliknya. Sumber daya laut merupakan hal yang sangat berpotensi untuk dikelola oleh sebuah negara sesuai dengan batasan-batasan wilayah yang telah ditentukan oleh hukum. Akhir-akhir ini dunia telah dikejutkan mengenai konflik yang terjadi di perairan Natuna, Kepulauan Riau, Indonesia. Sebetulnya Indonesia telah lama berhati-hati dalam menghadapi klaim Cina di Laut Cina Selatan. Sebelum mempermasalahkan klaim Cina atas wilayah perairan dekat Natuna, dunia sudah dikejutkan dengan pengumuman Indonesia pada 4 Juli 2017 soal pergantian nama bagian dari wilayah itu menjadi Laut Natuna Utara. Penamaan Natuna Utara merupakan pertanda bahwa negara kepulauan terbesar di dunia akan berdiri teguh untuk mempertahankan kedaulatannya. Indonesia sudah lama tergabung dalam perundingan internasional yang berpuncak pada Konvensi Persatuan Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut 1982 atau disebut United Nation Convention for the Law of The Sea (UNCLOS), yang menentukan hak dan kewajiban yang berkaitan dengan batas dan sumber laut dan hak jalan yang tidak membahayakan keamanan negara pesisir melalui selat dan laut dalam teritorial. Ini merupakan prinsip negara kepulauan, dan membuat laut teritorial dua belas mil dan Zona Ekonomi Eksklusif dua ratus mil atau ZEE, yang memberikan hak eksklusif untuk memancing dan mengeksploitasi sumber daya dasar laut, hal ini merupakan norma global. Baca Juga: Hubungan Amerika vs Iran dalam Konsep STIFIn Konflik Natuna Masuknya kapal-kapal nelayan Cina untuk beraktivitas di Zona Ekonomi Eksklusif di Perairan Natuna sebelah utara pada Desember 2019, hal ini benar-benar telah mengingatkan Pemerintah Indonesia bahwa Perairan Natuna merupakan wilayah yang memiliki potensi sangat besar dan perlu dijaga. Aktivitas yang melibatkan setidaknya 50 perahu nelayan Cina yang dikawal penjaga pantai (coastguard) negara Cina ini menjadi ilegal karena bedasarkan Konvensi Hukum Laut Perserikatan Bangsa-Bangsa atau United Nation Convention for the Law of The Sea (UNCLOS), perairan tersebut masuk dalam Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE Indonesia). Hal ini memang jelas-jelas menjadi sebuah pelanggaran atas Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE Indonesia) di Perairan Natuna, termasuk kegiatan Illegal Unreported and Unregulated (IUU) yang terjadi pada 24 Desember 2019 lalu. Bhima Yudhistira Adhinegara seorang pakar Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) bahwasanya penegakan hak berdaulat di ZEE Natuna tidak akan berpengaruh besar terhadap hubungan ekonomi kedua negara. Hal ini telah dicontohkan oleh Vietnam yang juga berpolemik dengan Cina terkait perbatasan teritorial laut. Budaya Cina, budaya Indonesia, dan STIFIn Antropologi sebuah wilayah akan menentukan budaya yang muncul di wilayah tersebut. Seperti yang telah kita ketahui, orang Cina terkenal sebagai pekerja keras hingga dapat meraih kesuksesan yang gemilang. Kerja keras yang diperlihatkan oleh orang Cina sangat memperlihatkan karakteristik Sensing dalam konsep STIFIn, bekerja keras untuk mengambil setiap peluang yang ada. Jika kita melihat urutan orang terkaya di Indonesia pun banyak di antaranya orang yang beretnis Cina, dengan total kekayaan yang mencapai sekian triliun US Dollar. Ukuran uang yang menjadi sebuah takaran kekayaan seseorang pun juga sangat mencerminkan Sensing yang tidak lain memiliki kemstri harta. Budaya orang Cina yang pekerja keras ini ternyata dipengaruhi oleh beberapa hal seperti budaya yang menjadi turun-temurun, prinsip untuk bertahan, tingginya rasa kompetitif, populasi yang sangat banyak, dan lain-lain. Orang Indonesia akan sulit untuk dibikin gila kerja seperti orang Cina yang antropologinya Sensing. Orang Indonesia akhirnya akan lebih senang berpolitik, demokrasi, pesta politik akan banyak dibicarakan di sana-sini. Terkadang sering orang membericarakan bahwa orang Indonesia terlalu banyak “tidak enakan” bahkan dinilai terlalu lembut dalam menghadapi berbagai persoalan. Lalu sebenarnya apakah bisa menjelaskan kolerasinya antara konflik Perairan Natuna dengan Konsep STIFIn? Menurut kajian Konsep STIFIn, sebuah negara juga memiliki budaya sesuai dengan antropologi atau archetype. Dalam teori archetype, di wilayah yang didominasi gunung-gunung berapi (panas) yang aktif akan lahir orang-orang berantropologi Feeling. Maka, jika kita data populasinya, pasti akan lebih banyak orang Feeling di Indonesia. Hal ini disebabkan karena antropologi sebuah wilayah akan menentukan budaya yang muncul di wilayah tersebut. Berbeda dengan Cina yang antropologinya orang Sensing. Perbedaan tersebut akan memengaruhi kedua negara dalam mengahadapi konflik Perairan Natuna ini. Konflik Natuna, Indonesia vs China dalam Konsep STIFIn Indonesia yang antropologinya Feeling dengan kecenderungannya terlalu ‘lembut’ sehingga pemerintah dinilai masih terlalu lembek dalam menyikapi situasi ini. Karena konflik yang sudah berulang sejak era 1990-an, Indonesia harus didorong untuk mengambil langkah lebih tegas secara diplomasi yang dalam konsep STIFIn berdiplomasi dan berpolitik menjadi hal yang membudaya pada sebuah negara dengan antropologi Feeling. Selain itu, Indonesia juga harus mengambil langkah tegas secara militer. Hal ini perlu dilakukan untuk membuktikan kepada Cina yang memiliki antropologi Sensing bahwa negara Indonesia akan mempertahankan kedaulatannya atas Perairan Natuna. Orang Cina yang gila kerja karena sudah membudaya sebagai negara yang memiliki antropologi Sensing bahkan tak ada efek jera meski kapal berhasil diusir pada hari pertama pemerintah Indonesia mengetahui keberadaannya di Perairan Natuna. Bahkan berdasarkan patroli udara Indonesia pada Jumat (31/1/2020), masih tampak tiga kapal Coast Guard Cina di wilayah kaya potensi alam tersebut. Kejadian ini tentu saja tidak terlepas dari hubungan bidang ekonomi antara Indonesia dengan Cina. Tak bisa dipungkiri, Indonesia memang memiliki banyak kerja sama bidang ekonomi dengan Cina. Dari sisi perdagangan, Indonesia merupakan salah satu pasar penting bagi Cina. Berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS), neraca perdagangan Indonesia dengan Cina masih mengalami defisit sebesar US 16,69 miliar sepanjang Januari – November 2019. Kondisi ini dinilai akan menjadi pertimbangan tersendiri bagi Cina yang diprediksi tidak akan terlalu keras menekan Indonesia. Cina yang kecederungannya akan bersifat transaksional karena antropologinya Sensing, artinya pemerintah Cina akan melakukan apapun demi mendapatkan hasil dari potensi alam yang dimiliki oleh Indonesia. Mungkin hal ini akan membantu menjelaskan alasan Cina tidak akan keras menekan Indonesia. Polemik Cina dengan sejumlah negara-negara Asia Tenggara utamanya Indonesia yang saat ini sedang hangat menjadi perbincangan bahkan dikancah internasional disebabkan batas laut yang tumpang tindih serta potensi ekonomi yang menggiurkan, khususnya di Laut Cina Selatan dan Laut Natuna Utara. Kawasan ini dinilai sangat kaya akan biota laut, memiliki cadangan minyak gas yang besar, serta merupakan jalur perdagangan yang strategis. Sekali lagi pemerintah Indonesia harus bersikap tegas dan terus memperjuangkan hak berdaulat di ZEE Natuna lewat berbagai strategi. Misalnya, dengan memperkuat dan menambah pasukan …
-
Hubungan Amerika vs Iran dalam Konsep STIFIn
Dunia saat ini dihebohkan dengan perselisihan antara dua negara Amerika vs Iran yang berkoalisi untuk membela kedamaian dunia di Irak. Kedua negara ini sebenarnya tidak memiliki hubungan diplomatik secara khusus. Hubungan keduanya sangatlah rumit dan sulit untuk ditebak serta berubah-ubah dalam jangka waktu yang relatif cepat. Hubungan Amerika-Iran Jika dilansir lebih jauh, hubungan keduanya dahulu sangatlah erat. Keduanya bekerjasama dalam berbagai bidang, khususnya dalam bidang ekonomi, senjata, dan teknologi nuklir. Pada tahun 1968, Iran menandatangani perjanjian Non-Proliferasi nuklir yang mengizinkan Iran memiliki program nuklir sebagai imbalan tidak membeli senjata nuklir. Kemudian terjadi revolusi Iran pada tahun 1979 dimana Syah Reza Pahlevi yang didukung oleh Iran, turun dari jabatannya setelah Ayatulloh Rohullah Khoemeini kembali dari pengasingan, dan ratusan orang Iran menduduki kedutaan besar Amerika Serikat di Teheran, serta menyandera 52 orang yang bertugas disana. Pada masa itu, Iran mengalami revolusi besar-besaran dan mulai menata kembali pemerintahan Iran. Di tahun berikutnya, yaitu 1980 ketika Amerika Serikat dipimpin oleh Jimmy Charter, Amerika Serikat memutuskan hubungan diplomatiknya dengan Iran akibat dari tersanderanya para staff kedutaan besar Amerika Serikat oleh Iran dan misi penyelamatannya pun gagal pada saat itu. Kemudian, ketika Amerika Serikat berganti kepemimpinan, Iran melepaskan semua sanderaan tersebut tepatnya pada saat kepemimpinan Amerika Serikat jatuh pada Ronald Reagan. Bukannya semakin membaik hubungan antara kedua negara tersebut, justru semakin buruk. Hingga pada tahun 1984, Iran di cap sebagai negara yang pro terhadap terorisme karena daerahnya yang sangat dekat dengan Irak yang disana terdapat markas besar ISIS. Selain hal tersebut, pembukaan kedok embargo senjata yang melibatkan Israel dalam hal ini dijadikan alat untuk membebaskan para sanderaan Amerika Serikat oleh Iran. Bahkan pada tahun 2002 ketika Amerika Serikat dipimpin oleh George W Bush, menyatakan Iran sebagai salah satu negara yang termasuk dalam “poros kejahatan”. Hingga pada masa Presiden Barack Obama (Amerika Serikat) yang membuka kembali hubungan diplomatik dengan Iran, karena pada saat itu Iran diketahui memiliki proyek pembangunan situs uranium yang nantinya dapat digunakan sebagai senjata terkuat di dunia, yang juga merupakan incaran negara-negara di dunia. Namun ternyata, hal tersebut menjadikan Iran terkena hukuman, yaitu tertutupnya akses seluruh negara terutama dalam perekonomian, yang menyebabkan merosotnya perekonomian di Iran akibat dari berkurangnya impor minyak Iran. Hassan Rouhani sebagai presiden Iran pada saat itu yang memiliki tujuan mengembalikan perekonomian Iran dan hubungan dengan negara-negara langsung bertindak. Hassan Rouhani berdiskusi dengan Barack Obama melalui telepon, yang menghasilkan keputusan Iran untuk mengurangi proyek nuklirnya dengan imbalan pencabutan hukuman pada tahun 2013. Akan tetapi, pada kepemimpinan Amerika Serikat sekarang ini yaitu oleh Donald Trump, Amerika Serikat menarik perjanjian nuklir dan kembali menetapkan hukuman pada Iran. Yang akhirnya Iran pun tidak segan-segan kembali menggencarkan proyek uraniumnya. Dan beberapa waktu lalu, tepatnya pada bulan Juni 2019, Iran menembak jatuh pesawat tak Amerika Serikat dan berhasil juga merebut kapal tank milik Inggris. Kemudian, terjadi serangan ke pangkalan militer Amerika Serikat di Irak yang menewaskan satu warga Amerika Serikat. Amerika Serikat menyalahkan Iran dalam hal tersebut karena Amerika dan Irak ternyata bekerjasama juga dalam memberantas ISIS di Irak serta jarak Irak-Iran yang dekat. Tidak dipungkiri lagi, Amerika Serikat melakukan balas dendam dengan menembak pangkalan-pangkalan militer Iran. Selain itu, terjadi juga penyerangan terhadap kedutaan besar Amerika Serikat di Iran, yang menyebabkan pembalasan dendam Amerika Serikat pada Iran, yaitu terbunuhnya panglima besar Al-Quds melalui serangan udara Amerika Serikat atas perintah Donald Trump. Hal tersebut memicu kemarahan yang sangat besar, bukan hanya dari pemerintahan Iran, akan tetapi seluruh masyarakat Iran yang masih bahkan semakin memanas hingga saat ini. Kronologi kejadian Pada akhir Desember 2019, pasukan Iran yang dipimpin oleh Jenderal Qasem Solaemani meluncurkan serangan ke markas Amerika di Irak, tepatnya pada tanggal 3 Desember. Hal tersebut memicu kemarahan Amerika dan membalasnya dengan penyerangan yang menewaskan Jenderal Besar Iran beserta Wakil Komandannya ketika perjalanan menuju bandara. Akibat dari terbunuhnya Qasem Solaemani tersebut, memicu kemarahan besar Iran dan seluruh warganya, hingga pemimpin tertinggi Iran bersumpah akan melakukan balas dendam atas kematian Panglima Besarnya itu. Kejadian ini memicu kekhawatiran akan terjadinya perang dunia ketiga bagi sebagian negara. Dilihat dari konsep STIFIn hubungan Amerika-Iran Kenapa Amerika dan Iran terus-menerus menuai konflik? Jika dilihat dari sejarah dan kacamata Amerika vs Iran dalam Konsep STIFIn, ada yang namanya hubungan sirkulasi saling takluk-menakluk. Dimana Amerika dengan kawasan yang memiliki pohon-pohon besar serta hutan hujan tropis dan bersuhu dingin, yang membuat gaya hidupnya bagaikan industri, dengan masyarakatnya yang sangat eksklusif dari berbagai kalangan, menjadikan Amerika memiliki tipe Intuiting. Sedangkan Iran, sebuah negara yang kering dan tandus, dibalut dengan hamparan padang pasir yang sangat luas, kemudian sistem dagang yang sangat baik, membuat Iran memiliki tipe Sensing. Dalam hal ini, Iran ditaklukan oleh Amerika. Kemudian selain itu, Amerika terlihat cenderung menganggap remeh kemampuan Iran, baik dalam hal teknologi, militer, ilmu pengetahuan, dan sektor-sektor lainnya. Hal tersebut dibuktikan dengan pembatalan kerjasama dalam bidang nuklir yang menyebabkan Iran bernegosiasi untuk memotong segala kebutuhan Amerika dari beberapa negara yang masuk dalam perjanjian nuklir tersebut. Ketika Amerika memutuskan, Iran langsung , mengeksekusi upaya balas dendam. Iran sebagai negara yang bertipe Sensing merasa bahwa kepercayaannya terhadap Amerika untuk berkoalisi sudah dipatahkan dan Amerika dirasa sudah merusak rasa setia dan percaya untuk bekerjasama membela perdamaian dunia. Amerika yang berkarakter Intuiting memiliki rencana jangka panjang tanpa melihat keadaan sekitarnya pada saat itu selalu mengambil keputusan yang dirasa oleh banyak pihak itu keputusan yang fatal. Menurut analis militer Connie Rahakundini Bakrie, Amerika telah melakukan kesalahan berat dalam mengambil tindakan balas dendam terhadap Iran dengan menghajar simbol kharismatiknya Iran. Iran sebagai Sensing yang mengetahui bahwa Panglima besarnya telah tewas dengan cepat meluncurkan kembali serangan terhadap Amerika, akan tetapi memang serangan Iran tidak sekuat rudal yang dilancarkan Amerika yang menewaskan Panglima besarnya itu. Bertubi-tubi ancaman dan hukuman diberikan pada Iran oleh Amerika. Amerika sebagai penguasa dan memiliki kewenangan atas putusan dewan PBB memiliki wewenang untuk memberikan kompensasi bagi negara mana saja yang melanggar termasuk Iran. Iran yang merupakan negara yang kaya, memiliki stok Uranium yang sangat melimpah yang digunakan sebagai bahan bakar nuklir. Pernah pada saat itu, Iran memiliki pasokan Uranium yang melebihi batas hingga akhirnya mendapatkan kompensasi dari Amerika kembali. Karakter Sensing yang dalam konsep STIFIn ini sangat melihat …