Kenapa Tes STIFIn
Related Posts
-
Hasil Tes STIFIn Sensing ekstrovert
SENSING EKTROVERT Personaliti Genetik Se adalah singkatan dari hasil tes STIFIn Sensing ekstrovert. Jika huruf S berdiri sendiri merupakan identitas sebagai Mesin Kecerdasan (MK). Menurut Konsep STIFIn, ragam Mesin Kecerdasan hanya ada lima, dan S adalah salah satu diantara 5 MK tersebut. Identitas Mesin Kecerdasan berubah menjadi kepribadian ketika MK digandengkan dengan jenis kemudi di belakangnya. Jenis kemudi kecerdasan hanya ada dua, yaitu i (introvert) dan e (extrovert). Dengan demikian, Sesudah menjadi identitas kepribadian. S ditulis dengan huruf besar karena pengaruhnya sebagai MK lebih besar dari e yang ditulis dengan huruf kecil yang berperan hanya sebagai kemudi kecerdasan. a. SISTEM OPERASI OTAK Pengertian sederhana dari Sensing extrovert adalah jenis kepribadian yang berbasiskan kecerdasan lima-indera yang proses kerjanya dikemudikan dari luar dirinya menuju ke dalam dirinya. Sistem operasi pada tipe Se berada di belahan otak bagian bawah di sebelah kiri atau disebut sebagai limbik kiri. Pada limbik kiri tersebut yang menjadi kemudi kecerdasan dari tipe ini berada di lapisan abu-abu yang letaknya di bagian luar atau permukaan otak. Limbik kiri abu-abu itulah yang menjadi sistem operasi tipe Se. Lapisan yang berwarna abu-abu memiliki tekstur otak yang lebih renggang karena mengandung sel otak yang lebih sedikit. Kerapatan yang lebih rendah dibandingkan dengan lapisan bagian dalam tersebut membuat kemudi kecerdasan bergerak dari luar ke dalam. Hal ini menyebabkan ‘tuan yang punya badan’ menjadi seolah lebih malas untuk bergerak karena sumber bioritmiknya tergantung pemicu dari luar. b. TIPOLOGI FISIK Mesin kecerdasan Sensing (S) sesungguhnya identik dengan otot. Mereka memiliki otot yang kuat. Otot yang kuat itu disebabkan karena tipe S memiliki otot merah tempat menyimpan tenaga aerobik. Tentu saja otot itu mesti sering digunakan supaya otot berkembang menyimpan tenaga yang lebih banyak. Tipe Sensing extrovert menyimpan potensi tenaga yang besar namun sangat tergantung dengan ketersediaan baterai (charger) yang justru ada di luar dirinya menyebabkan Se cenderung seperti diesel yang memulai dengan lambat tapi lama kelamaan akan semakin kuat. Bentuk (konstitusi) fisiknya atletis tetapi cenderung berukuran mungil namun ditunjang oleh keberadaan motorik halus sehingga memiliki kemampuan fleksibilitas fisik yang mengagumkan. Otot memiliki kemampuan mengingat yang disimpan pada bagian sel otot yang disebut dengan myelin. Otot yang terlatih memiliki myelin yang lebih berharga. Kelebihan tipe S justru terletak di harga myelin-nya yang lebih terlatih c. SIFAT KHAS Jika menggunakan sudut pandang dunia psikologi (aliran perilaku), kepribadian dari tipe Sensing extrovert mesti memiliki sifat perilaku khas yang dapat dibuktikan dan diukur yang berbeda dari delapan kepribadian yang lain. Terdapat sepuluh item yang bisa dibuktikan keberadaannya dan bisa diukur secara psikometrik. Menurut konsep STIFIn, kesepuluh item tersebut menjadi kepribadian tetap yang tidak akan berubah dan akan selalu eksis seiring dengan penambahan umurnya. Sepuluh (10) sifat yang tetap tersebut adalah: adventurous, playful, demonstrative, generous, repetitious, show offs, tune in order, inoffensive, endurance, experience Sebagai pribadi yang utuh, tipe dari hasil tes STIFIn Sensing ekstrovert memiliki sisi-sisi diametral sebagai berikut : tahan banting seperti laki-laki tetapi manja seperti perempuan, exposure petualangannya luas namun internalisasi kedewasaan lambat, seperti pemberani padahal sebenarnya kerdil, menjadi pendamping yang mudah disenangkan namun tidak mudah dibuat jatuh cinta. Selain itu, tipe Sensing extrovert memiliki pembawaan yang terkesan lembut padahal suaranya sering melengking, susah memulai kerja tetapi jika sudah mulai kerja determinasinya kuat, dermawan tapi boros sebagai penikmat, mengharapkan kepastian tetapi cepat merasa tersudut kemudian kabur. Oleh karena itu, tipe ini perlu waspada dengan kelemahannya dan berusaha mengeksploitasi kelebihannya. Biasanya jika kelebihannya bergerak membaik, maka secara otomatis kelemahan dari tipe ini akan tertutup dengan sendirinya. d. KELEBIHAN Kepribadian dari tipe Sensing extrovert ini memiliki kekhasan karena memiliki kemampuan fleksibilitas dan kekuatan otot yang melebihi delapan jenis kepribadian yang lain. Kelebihan ini dapat disepadankan dengan kecerdasan fisik atau disebut PQ (Physical Quotient) Tipe Sensing extrovert memiliki kelebihan yang cenderung lebih dermawan. Juga di sisi lain dalam membelanjakan untuk dirinya cenderung lebih boros. Dengan kedermawanannya, terutama untuk membelanjakan orang lain, akan membuat tipe ini kerapkali mendapatkan momentum bisnis yang bagus. Tipe ini memperlakukan pekerjaannya sebagai aktivitas yang menyenangkan, bahkan hidupnya pun cenderung ingin bersenang-senang. Oleh karena itu, tipe ini menjadi pembelanja yang boros karena cenderung ingin menikmati hidup. Jika menolong orang, cukup dengan memberi uang. Tipe Se merasa tanggung jawabnya selesai jika sudah menangani masalah dengan memberi uang. e. KEMISTRI Tipe Sensing extrovert sesungguhnya calon orang kaya, karena memiliki kemistri terhadap harta. Hanya saja, untuk mendapatkannya tipe Se harus mampu menangkap setiap peluang yang datang. Jika ingin berhasil meraih harta dengan baik maka tipe Se harus mencari ladang untuk menanam uangnya. Keuletan tipe Sensing extrovert untuk memanfaatkan setiap kesempatan yang datang barat berladang secara musiman. Kejelian tipe ini untuk menangkap setiap peluang yang datang membuat ia begitu cekatan jika berbisnis dari proyek ke proyek. Ladang itu biasanya lebih berupa aset fisik, properti, franchise, atau infrastruktur yang dikelola untuk menghasilkan pemasukan uang secara rutin. f. PERANAN Dengan fungsi otot yang kuat, Mesin Kecerdasan Sensing (S) lebih senang dengan jenis pekerjaan yang memerlukan keuletan. Tipe ini memiliki stamina yang lebih hebat dibandingkan dengan tipe lainnya. Kemudian digabungkan dengan kecerdasan yang berbasiskan panca indera maka fungsi otot akan membuat tipe S menyukai pekerjaan berkeringat. Hal itu juga yang membuat tipe S memilih peran sebagai pasukan paling depan ketika berada di lapangan atau di panggung dibandingkan dengan menjadi orang di belakang layar. Jika tipe S nya dikemudikan dari luar ke dalam menjadi tipe Se akan muncul sifat lebih pemalu dan pencemas, namun berani mencoba sekaligus memanfaatkan potensi tenaganya yang sedia ada. Bahkan pada urusan untuk tampil ke depan jika ia sudah ditempa dengan latihan yang disiplin dan pengalaman justru ia merasa paling berhak untuk berada di barisan paling depan, meskipun awalnya pemalu. Tipe Sensing extrovert merasa tidak punya pilihan harus berada di depan karena selain lebih sederhana juga lebih fun (menyenangkan). Tipe Se sanggup untuk bekerja keras agar dapat terpilih sebagai barisan paling depan. Selain sanggup mengerjakan pekerjaan rutin, tipe ini juga bersedia difungsikan sebagai frontliner dalam suatu pekerjaan. Termasuk ketika menekuni profesi seperti menjadi atlit, penyanyi, artis, pekerja, atau kalau pun menjadi pengusaha, maka tipe ini lebih merasa yakin dengan pengalamannya sehingga ia akan menangani bisnisnya memulai dari paling depan. g. TARGET dan …
-
Hasil Tes STIFIn Sensing introvert
SENSING INTROVERT Personaliti Genetik Si adalah singkatan dari hasil tes STIFIn Sensing introvert. Jika huruf S berdiri sendiri merupakan identitas sebagai Mesin Kecerdasan (MK). Menurut Konsep STIFIn, ragam Mesin Kecerdasan hanya ada lima, dan S adalah salah satu diantara 5 MK tersebut. Identitas Mesin Kecerdasan berubah menjadi kepribadian ketika MK digandengkan dengan jenis kemudi di belakangnya. Jenis kemudi kecerdasan hanya ada dua, yaitu i (introvert) dan e (extrovert). Dengan demikian Si sudah menjadi identitas kepribadian. S ditulis dengan huruf besar karena pengaruhnya sebagai MK lebih besar dari i yang ditulis dengan huruf kecil yang berperan hanya sebagai kemudi kecerdasan. a. SISTEM OPERASI OTAK Pengertian sederhana dari Sensing introvert adalah jenis kepribadian yang berbasiskan kecerdasan lima-indera yang proses kerjanya dikemudikan dari dalam dirinya menuju ke luar dirinya. Sistem operasi pada tipe Si berada di belahan otak bagian bawah di sebelah kiri atau disebut sebagai limbik kiri. Pada limbik kiri tersebut yang menjadi kemudi kecerdasannya berada di lapisan putih yang letaknya di bagian dalam. Limbik kiri putih itulah yang menjadi sistem operasi tipe Si. Lapisan yang berwarna putih memiliki tekstur otak yang lebih padat karena mengandung sel otak banyak. Kerapatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan lapisan bagian luar tersebut membuat kemudi bergerak dari dalam ke luar. Hal ini menyebabkan ‘tuan yang punya badan’ menjadi seolah tidak bisa diam ingin selalu bergerak karena sumber bioritmiknya lebih dinamis. b. TIPOLOGI FISIK Mesin Kecerdasan Sensing (S) sesungguhnya identik dengan otot. Mereka memiliki otot yang kuat. Otot yang kuat itu disebabkan tipe memiliki otot merah tempat menyimpan tenaga aerobik. Tentu saja otot itu mesti sering digunakan otot berkembang menyimpan tenaga aerobik yang lebih banyak. Tipe Sensing introvert terlebih lagi karena ditunjang oleh baterai (charger) yang ada di dalam dirinya menyebabkan Si seperti memiliki tenaga yang kuat. Selain memiliki bentuk (konstitusi) fisik yang atletis besar (bongsor), tipe Sensing introvert juga memiliki kemahiran fisik yang ditunjang oleh motorik kasar. Otot memiliki kemampuan mengingat yang disimpan pada bagian sel otot yang disebut dengan myelin. Otot yang terlatih memiliki myelin yang lebih berharga. Kelebihan tipe S justru terletak di harga myelin-nya yang lebih terlatih. c. SIFAT KHAS Jika menggunakan sudut pandang dunia psikologi (aliran perilaku), kepribadian dari tipe Sensing introvert mesti memiliki sifat perilaku khas yang dapat dibuktikan dan diukur yang berbeda dari delapan kepribadian yang lain. Terdapat sepuluh item yang bisa dibuktikan keberadaannya dan bisa diukur secara psikometrik. Menurut Konsep STIFIn, kesepuluh item tersebut menjadi kepribadian tetap bagi tipe Si, yang tidak akan berubah dan akan selalu eksis seiring dengan penambahan umur. Sepuluh (10) sifat yang tetap tersebut adalah: Persistent Detailed Recorder Discipline Careful Spirited Encyclopedic Workaholic Timeful Indifferent Sebagai pribadi yang utuh, tipe Sensing introvert memiliki sisi-sisi diametral sebagai berikut: penuh ambisi namun mudah patah, penurut namun muncul rasa persaingan,berjiwa pesiar namun ingin selalu didampingi sparring-nya, menjadi kamus atas segala problematika namun terkadang ‘blank’, cenderung kronologis dan fakta-sentris meski terkadang seperti bola liar dan tiba-tiba meyakini telepati, pelakon yang percaya diri namun terkadang menjadi pencemas, memang ulet dan tersusun namun disertai dengan bawel seperti Mr. Printilan. Oleh karena itu, tipe Si perlu waspada dengan kelemahannya dan berusaha mengeskploitasi kelebihannya. Biasanya jika kelebihannya bergerak membaik, maka secara otomatis kelemahan dari tipe ini tertutup dengan sendirinya. d. KELEBIHAN Kepribadian dari tipe Sensing introvert ini memiliki kekhasan karena memiliki kemampuan mengingat yang melebihi delapan jenis kepribadian yang lain. Kelebihan ini dapat disepadankan dengan kecerdasan ingatan atau disebut MQ (Memory Quitient) Tipe Si memiliki kelebihan yang otomatis berfungsi dalam cara kerjanya yang terbiasa efisien. Memperlakukan pekerjaannya dengan output per input yang bagus. Pekerjaannya mesti efisien. Cara membelanjakan pengeluaran bergitu hemat. Termasuk dalam berbagi pun, tipe Si sanagat hemat. Daripada disuruh berbagi terlalu besar, tipe Si memilih membantu dengan cara lain yang mengeluarkan tenaganya. Tipe ini lebih senang menolong orang dengan keuletannya. e. KEMISTRI Tipe dari hasil tes STIFIn Sensing introvert sesungguhnya calon orang kaya, karena memiliki kemistri terhadap harta. Hanya saja untuk mendapatkannya, tipe Si harus mengejar harta tersebut dengan keuletannya. Jika ingin berhasil meraih harta dengan baik maka tipe Si harus mencari panggung untuk meningkatkan produktivitasnya. Keuletan tipe Si bukan dilakukan secara membabi-buta, melainkan sejak dini menset-up panggung agar dirinya dapat tampil untuk memamerkan kebolehannya. Untuk mendapatkan panggung tersebut, ia mesti menata dari bawah sampai ia akhirnya mencapai level tertinggi dari permainan panggungnya. Panggung disini tidak selalu berarti panggung pertunjukan, meskipun itu memang menjadi keutamaannya, namun panggung ini bisa dengan makna yang lebih luas. Termasuk di dalamnya panggung bisnis. Misalnya: keberhasilan mempertontonkan kemahiran pengelolaan uang investor dengan pulangan investasi (ROI) yang aman dan mengagumkan. Bisnis investasi dijadikan panggungnya melalui kemampuan pengelolaan keuangan yang efisien dan terpercaya. Sehingga setelah dipertontonkan, membuat banyak pihak tertarik untuk mempercayakan investasi kepadanya. Sebut saja karena tipe Si ini punya panggung berupa bank atau lembaga keuangan. f. PERANAN Dengan fungsi otot yang kuat, Mesin Kecerdasan Sensing (S) lebih senang dengan jenis pekerjaan yang memerlukan keuletan. Tipe ini memiliki stamina yang lebih hebat dibandingkan dengan tipe lainnya. Kemudian digabungkan dengan kecerdasan yang berbasiskan panca indera, maka fungsi otot tersebut akan membuat tipe S menyukai pekerjaan berkeringat. Hal itu juga yang membuat tipe S memilih peran sebagai pemain yang berada di lapangan atau di panggung, dibandingkan dengan menjadi orang di belakang layar. Jika tipe S dikemudikan dari dalam -menjadi tipe Si- akan muncul sifat yang lebih percaya diri. Hal itu membuat tipe Sensing introvert menyukai sebagai orang yang tampil dan berperan sebagai pemain (player), satu diantara berbagai aktivitas yang ditekuninya. Seperti menjadi atlit, penyanyi, artis, pekerja, atau kalau pun menjadi pengusaha, maka ia akan ikut turut tangan menangani bisnisnya. g. TARGET dan HARAPAN Berkat rajin dan tidak mudah lelah, tipe Sensing introvert memiliki jumlah koneksi hubungan sosial yang banyak. Jumlah relasi yang dikunjungi atau dihubungi tiap harinya lebih banyak dibanding tipe yang lain. Tipe Si memiliki target mendapatkan koneksi dari semua haluan yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas atau menjual semua dagangan. Setelah menanam benih usaha dibanyak tempat dan semua jerih payah telah dilakukannya, tipe Si berharap dapat panen memetik hasilnya (yielding). h. ARAH MEREK Pengulangan aktivitas yang konsisten mengakibatkan tipe Sensing introvert memiliki merek yang menempel pada dirinya yaitu sebagai orang yang sukses menghasilkan kuantitas yang …
-
Aku dan Ceritaku Bersama STIFIn
Ceritaku Bersama STIFIn, sebelumnya perkenalkan namaku Shafa Isnanda Zoelianafasa, biasa aku di panggil dengan sebutan Shafa. aku adalah seorang mahasiswi di jurusan Ilmu Keluarga dan Konsumen, Fakultas Ekologi Manusia, IPB University. Ini adalah cerita bagaimana aku bisa mengenal diriku dengan STIFIn. Perjalannanya cukup panjang, mulai dari rasa jenuh yang aku alami, ikut tes kepribadian tapi masih merasa belum mengenal dengan baik aku ini siapa sebenarnya, hingga akhirnya aku bisa tahu siapa diriku bahkan hingga aku tahu apa yang sebenarnya menjadi tujuan, visi, dan misi hidupku. Ini ceritaku… AWAL MULA RASA JENUH MELANDA Cerita ini dimulai ketika aku menduduki semester 2 perkuliahan. Dimana pada saat itu aku memiliki banyak kegiatan organisasi dan kepanitiaan di kampus. Aku rasa hal itu adalah hal terhebat yang pernah aku alami pada masa itu. Kuliah-rapat-event-kuliah-rapat-event itulah ritme yang menjadi makananku sehari-hari, hingga teman kamar asramaku berkata “Shaf Lo ga cape apa? Bolak-balik mulu kaya setrikaan, pusing Gue liatnya ituuuu aja yang dikerjain”. Berhari-hari aku menjalani kehidupan kampusku bagaikan air mengalir tanpa tujuan, tidak tahu apa yang harus aku gapai sebenarnya, entahlah membingungkan. Rasa jenuh mulai menghampiri dan semua hal yang aku lakukan mulai tidak beraturan, malah menimbulkan efek yang negatif pada kegiatan yang lain. Aku jadi malas belajar, banyak tertidur, mengabaikan sekitar, menyendiri, layaknya orang depresi. Aku memiliki segalanya, keluarga yang sayang padaku, teman-teman yang banyak, keuangan yang tidak bermasalah, aku memiliki segudang prestasi, dan hal yang lain yang belum tentu orang lain miliki. Hanya satu yang aku belum miliki, aku belum mengenal siapa diriku yang sebenar-benarnya sampai nanti aku di pertemukan oleh sebuah konsep keilmuan yang banyak berkontribusi dalam kehidupanku sampai sekarang. Pada pertengahan tahun 2019, dimana pada saat itu aku mengalami yaa bisa dibilang stress karena kegiatan yang memumpuk dan tidak jelas, serta tidaj termanage dengan baik. Mengikuti berbagai kegiatan dan organisasi yang tidak sejalan dengan tujuan hidupku. Bahkan saat itu aku sendiri tidak tahu tujuan hidupku apa. Kegaluan meghampiri di setiap malamnya tangisan, penyesalan, dan keluhan setiap saat menghantui. Hari-hariku seperti tidak jelas, gelap sejauh mata memandang. BERTEMU KAWAN SEJATI & MULAI MENGENAL STIFIn Dari sekian kegiatan yang aku lakoni, sekian orang yang aku jumpai, ada salah seorang kawanku yang hingga saat ini kami selalu bersama kapanpun, dimanapun, dan dalam keadaan apapun. Namanya Ranti Rosanti panggilan kerennya Babyran. Kami satu jurusan di IPB. Aku dam Ranti akrab sejak kami memasuki semester 2 perkuliahan karena sering belajar bersama saat akan ujian. Aku dan Ranti tergabung dalam sebuah komunitas, yang dimana di dalam komunitas itulah Ranti mengenalkan suatu konsep yang mengubah hidupku, yaitu STIFIn. Awalnya Ranti hanya mengatakan bahwa ada satu cara yang bisa membantu dalam menentukan tujuan hidup. Aku semakin bertanya-tanya, ko bisa? Memangnya STIFIn itu apa dan bagaimana sih apakah itu tes psikologi yang seperti biasa aku ikuti? Atau hanya diwawancara? Berjuta-juta pertanyaan dibenak dan pikiranku tentang STIFIn. Selang beberapa hari akhirnya Ranti lebih dulu melakukan tes STIFIn, dengan penuh antusias aku mendengarkan cerita Ranti ketika tes STIFIn. Harga tes STIFIn di tahun 2019 senilai 350 ribu yang awalnya menurutku terlalu mahal untuk seorang mahasiswa dan karena memang aku belum mencobanya. Awalanya aku terus menerus mengelak ketika ditawari untuk tes STIFIn oleh Ranti. Ranti yang begitu bersemangat membujuk aku untuk tes STIFIn dan menyadarkan aku bahwa hidup itu harus ada tujuan dan harus mengenali siapa diri ini sebenarnya dan mau dibawa kemana. Saat itulah, aku tidak peduli uang saku ku sisa berapa aku gunakan untuk tes STIFIn aku langsung meminta Ranti untuk menemaniku melakukan tes STIFIn. Akhirnya speechlessnya aku ketika tes, karena dengan harga tes STIFIn yang awalnya menurutku mahal, ternyata TIDAK. Hal itu sebanding bahkan kita mendapatkan lebih banyak dari apa yang dikeluarkan. Tambahan informasi di awal 2020 harga tes STIFIn sekarang 500 ribu dan menurutku tetap sangatlah worth it dengan apa yang akan kita dapatkan dan ini merupakan tes 1x seumur hidup. AKHIRNYA AKU TES STIFIn Aku melakukan tes STIFIn tidak sendiri dan dilakukan di Kampus IPB Darmaga, Bogor bersama temanku juga yang dia sangat penasaran dengan STIFIn, yaitu Putri Gayatri. Kami di tes oleh salah seorang promotor STIFIn Family yang berdomisili di bogor dan sekaligus sebagai trainer millenial, yaitu Kak Adnan. Hasil tes yang mencengangkan, aku yang sebelumnya mengira bahwa aku ini memiliki mesin kecerdasan FEELING ternyata bukan, dan ke-feeling-an itu ternyata berasal dari respon golongan darah dan faktor lingkungan ku yang berpengaruh. Baca Juga: Kenapa Tes STIFIn? Awalnya aku sedikit mengelak dengan hasil tes STIFIn yang menyatakan bahwa aku adalah seseorang yang memiliki personality genetic SENSING ekstrovert. Aku merasa bahwa itu bukan aku, tetapi setelah diyakinkan dan dihubungkan dengan beberapa kejadian yang pernah aku alami ternyata memang benar itulah aku. Aku sempat ingin menjadi mesin kecerdasan lain yang menurutku lebih hebat dan menakjubkan. Namun, selang 2-3 hari aku merenungkan semua kejadian di dalam hidupku, ternyata memang aku harus bersyukur atas apa yang aku miliki atas potensi genetik yang diberikan sejak lahir. IKUT GREAT MUSLIM MILLENIALS Tidak sampai disitu, aku yang merupakan seorang SENSING ekstrovert yang masih kebingungan dan entah apa yang harus aku lakukan. Akhirnya aku memutuskan untuk ikut kelas Great Muslim Millenials, disitu aku menemukan tujuan hidupku, bisa membuat sebuah visi misi hidup diriku sendiri dan merasa hidupku sedikit lebih tertata dan tahu apa yang harus aku lakukan untuk selanjutnya. Dan dikelas itu juga aku bertemu dengan Solver STIFIn sekaligus Owner dari STIFIn Family, yaitu Solver Richard Perdana yang menjadi mentor, guru, solver, kaka, sahabat, partner, bahkan terkadang aku menganggapnya sebagai orangtuaku hingga saat ini. Aku yang baru mengenal tes STIFIn dan pada awalnya sedikit acuh tak acuh akan hasilnya, seakan-akan seperti hanya tes biasa yang “oh ya sudah”. Karena pada saat itu aku masih disibukkan dengan urusan kampus yang sangat menyita waktu, tenaga, dan pikiran karena tidak sesuai dengan tujuan hidupku. Aku berada di circle yang memang teman-temanku penggiat STIFIn, secara tidak langsung aku terpapar dan menjadi sangat amat semakin penasaran. PERTEMUAN DENGAN SOLVER STIFIn Setelah aku bertemu Solver STIFIn di GMM, kami bertemu kembali. Sengaja aku ikut dengan Ranti dan kawanku Lusi yang mereka lebih dulu mengenal Solver Richard yang nantinya aku lebih sering memanggilnya dengan sebutan Kak Richard. Saat pertemuan itulah aku menupahkan segalanya, aku menceritakan …
-
Tes Bakat Anak Melalui Tes Sidik Jari
Untuk dapat mengarahkan anak untuk mengembangkan bakatnya, tentu saja kita sebagai orang tua wajib mengetahuinya apa bakat alaminya sejak dini. Mengetahui bakat dan kepribadian anak sejak dini, dapat mempersiapkan anak untuk memaksimalkan kemampuannya dan tumbuh kembangnya. Untuk mengetahui bakat anak sedari awal, Anda bisa menggunakan tes bakat dan minat melaui identifikasi kesepuluh sidik jari (tes sidik jari). Teknik identifikasi tes sidik jari ini bisa menggunakan sebuah konsep bernama STIFIn. Teknik ini berasal dari landasan dimana sidik jari seseorang memiliki bentuk dan ruas – ruas yang berbeda dengan orang lain. Hal ini tentu bisa jadi tolak ukur sebagai individu dimana kepribadian, kebiasaan maupun bakat alami anak bisa diketahui. Mengapa Harus Menggunakan Konsep STIFIn? Pengaplikasian konsep STIFIn ini baik digunakan, karena mampu menjelaskan kemampuan potensi alami seseorang secara simpel, akurat dan lebih aplikatif. Tentu saja bakat dan minat seseorang bisa berbentuk banyak hal dan membuat orang tua melakukan banyak percobaan percuma terhadap bakat anak. Tapi dengan menggunakan konsep STIFIn dan melakukan tes STIFIn, Anda akan mendapatkan jawaban yang lebih bisa realistis, mudah dipahami dan sesuai pada karakter alaminya pada anak. Pada tes STIFIn, dalam sebuah penelitian dan pengumpulan data, STIFIn memiliki nilai validitas dan reabilitas sebesar 95%. Hal ini tentu sangat meyakinkan untuk melakukan tes potensi bakat anak dengan tepat dan sesuai untuk kembang diri karakter anak di masa depannya. Identifikasi Bakat dengan Mengidentifikasi Personality Genetik STIFIn Hal yang menjadi kekuatan pada sebuah konsep STIFIn adalah dalam mengidentifikasi potensi karakter seseorang sesuai bakat alaminya. Dalam konsep STIFIn ini, seseorang bisa dikenali dengan mengetahui mesin kecerdasaan dan drive kecerdasannya. Mesin kecerdasan ini dalam konsep STIFIn ada lima yaitu Sensing, Thinking, Intuiting, Feeling dan Insting. Kelima mesin kecerdasan ini akan distimuli oleh sebuah drive kecerdasaan atau biasa dikenal dengan sebuah kemudi kecerdasaan yaitu introvert dan ekstrovert. Nah, kombinasi antara mesin kecerdasan dan kemudi kecerdasan ini menghasilkan sesuatu yang disebut personality genetic. Pada dasarnya hal ini menggambarkan sikap, pola pikir, kebiasaan, perilaku dan potensi bakat seseorang. Personality genetic ini ada sembilan macamnya. Mari kita bahas kesembilan personality genetic STIFIn di bawah ini untuk mengetahui lebih lanjut: Sensing introvert Sensing introvert adalah gabungan dari mesin kecerdasan Sensing dan kemudi kecerdasaan introvert. Jika anak memiliki karakter Sensing introvert STIFIn, artinya anak Anda memiliki kekuatan utama dalam penggunaan panca indranya dan menggerakan pemikirannya dari dalam ke luar. Hal ini membuat dirinya memiliki pola pikir yang konkrit, praktis, suka berpetualang, mudah belajar dengan meniru dan juga hebat dalam berakting. Sensing ekstrovert Untuk anak yang diidentifikasi memiliki karakter Sensing ekstrovert STIFIn, mereka memiliki stimuli dari luar kedalam. Walaupun sama – sama memiliki kemampuan panca indra yang baik dengan Sensing introvert, anak golongan ini lebih mampu beradaptasi dan menyerap pengaruh dari luar secara lebih baik. Anak yang masuk kepribadian ini biasanya memiliki sikap yang selalu semangat, ceria, suka senang – senang dan bisa menciptakan sebuah momentum (peluang) pada dirinya. Thinking introvert Anak yang memiliki karakter Thinking introvert STIFIn adalah anak yang cerdas dan memiliki kemampuan logika yang baik. Hal ini membuat anak – anak yang masuk dalam kecerdasaan ini mengutamakan logikanya dan memiliki rasa ingin tahu tinggi, memiliki sistem pemikiran dan kerja yang sistematis dan lebih baik dalam menjalani sebuah profesi yang spesialis. Kemampuan logika dan pola berpikir yang mendalam menjadi pondasi kepribadian yang cerdas dan expert. Thinking ekstrovert Berikutnya adalah karakter Thinking ekstrovert STIFIn. Anak yang tergolong dalam hal ini lebih menggunakan pemikirannya di atas segalanya (sebab dan akibat). Karena hal ini, kebanyakan tindakannya lebih berbasis logika dan objektifitas. Selain itu pemikiran yang terstimuli dari luar ke dalam membuat anak memiliki kemampuan memegang rentang kendali yang luas. Sehingga membuat anak Te lebih baik dalam membuat sebuah perencanaan untuk menjadi seorang komandan (pemimpin) dalam organisasi dan perusahaan. Tentunya mampu menjadi pemecah masalah yang baik. Intuiting introvert Jika anak Anda memiliki karakter Intuiting introvert STIFIn, berarti kekuatan utama yang dimiiki yaitu pada intuisinya, biasa disebut sebagai kecerdasaan indra keenam. Selain itu, kecerdasaan ini juga terstimuli dari dalam keluar, sehingga membuatnya menjadi pribadi yang perfeksionis dalam membuat sebuah ide dan gagasan yang kreatif. Intuiting ekstrovert Untuk kecerdasaan Intuiting ekstrovert STIFIn pada anak yang berarti merujuk pada indera keenam yang sekaligus menjadi otak kreatif. Kecerdasaan tersebut dikemudikan dari luar kedalam sehingga menjadi pribadi yang mampu meprediksi kecenderungan bisnis kedepan. Kepribadian ini sering juga di kenal sebagai seorang assembler idea. Feeling introvert Bagi anak yang memiliki karakter Feeling introvert STIFIn, mereka memiliki mesin kecerdasan yang mengutamakan perasaan. Pergerakan kemudi introvert yang dikombinasikan dengan mesin kecerdasaan Feeling mampu menjadikannya seorang pemimpin yang berkharisma. Dalam kepemimpinannya ia sangat mengorganisasi sebuah tim yang hebat karena memiliki jiwa leadership yang kuat. Feeling ekstrovert Untuk anak dengan kecerdasan Feeling ekstrovert STIFIn, mereka memiliki beberapa kesamaan dan perbedaan dari kecerdasaan Feeling introvert. Kecerdasaan ini memiliki kemampuan menjadikan dirinya menjadi seorang King Maker, sehingga darinya tercipta sosok pemimpin yang hebat dan berkharisma. Kemampuan sosial yang kuat mampu membuatnya menjadi pribadi yang memiliki empati dan simpati yang tinggi. Insting Nah, untuk yang terakhir, anak dengan karakter Insting STIFIn merupakan sebuah kecerdasaan yang berada di otak tengah. Karena tidak ada drive kecerdasaan (introvert dan ekstrovert), kecerdasaan ini memiliki respon yang cepat dan spontan. Sehingga menjadikan dirinya menjadi seorang yang cepat tanggap dalam tindakan dan menangkap suatu hikmah dari setiap kejadian. Kepribadian yang memiliki keserbabisaan dalam melakukan apapun, mampu membuatnya mudah beradaptasi. Kesembilan personality genetic STIFIn di atas tentu bisa dipelajari lebih dalam lagi. Beberapa hal seputar tiap kecerdasaan memiliki sisi positif dan negatif hal yang harus diwaspadai. Dengan mengetahui kecerdasaan yang dimiliki seorang anak, kita sebagai orang tua bisa membantu mengarahkan dan membimbing anak untuk menuju kesuksesannya. Dengan STIFIn sangat membantu kita untuk bisa mengembangkan bakat, minat, kepribadian, dan potensi alami anak dengan tepat dan sesuai. Bagaimana menurut Anda soal bahasan penggunaan konsep STIFIn untuk mengetahui bakat dan potensi alami anak Anda? Apakah Anda tertarik? Sekarang ini banyak Promotor STIFIn yang mampu melakukan tes STIFIn untuk Anda di kota terdekat. Ayo, daftarkan segera anak Anda untuk di tes STIFIn. Sangat direkomendasikan jika kita sebagai orang tua bisa mengetahui bakat, minat, kepribadian serta pola pikir anak lebih awal. Tentunya kita sebagai orang tua jadi bisa lebih …
-
Respon Founder STIFIn Terhadap Artikel Prof. Sarlito Wirawan
(Ditulis Khusus untuk Keperluan Internal bagi Para Promotor STIFIn) Oleh : Farid Poniman (Founder STIFIn) Pertama, saya sebagai Founder STIFIn sangat menghormati Prof. Sarlito Wirawan dan pendapatnya. Hal terpenting berikutnya, kita mesti terbiasa menerima perbedaan dengan lapang dada. Dimana letak perbedaannya? Hal ini berawal dari perbedaan world-view (sumber paradigma). Prof Sarlito dan ilmuwan psikologi lainnya, terutama yang beraliran barat, akan melihat personaliti sebagai ilmu perilaku (aliran behaviorism). Segalanya mesti bisa diukur berdasarkan perilaku yang tampak. Unsur-unsur potensial yang tersembunyi tidak bisa dijadikan patokan. Sehingga kalau kembali kepada rumus 100% Fenotip = 20% Genetik + 80% Lingkungan, maka aliran Prof Sarlito adalah yang 100% Fenotip, sedangkan saya aliran yang 20% Genetik. Perbedaan world-view ini merupakan perbedaan yang tidak pernah tuntas di dunia akademik. Perbedaan itu dikenal dengan Nature vs Nurture. Saya penganut Nature, sedangkan Prof Sarlito penganut Nurture. Perbedaan tersebut selaras dengan perbedaan: 1. Barat menganut Teori Evolusi Darwin bahwa manusia berasal dari monyet, sedangkan agamawan menganut teori eksistensi bahwa manusia pertama adalah Adam, juga selaras dengan 2. Stephen Hawking (fisikawan Barat) menganggap surga cuma dongeng, sedangkan agamawan meyakini keberadaan surga. World-view Barat seperti Darwin dan Hawking tersebut selaras dengan world view Behaviorism-nya Prof Sarlito. Kalau menggunakan bahasa gaulnya, “jangan bawa-bawa Tuhan deh dalam pembahasan ilmiah”. Itulah world-view mereka. Secara sederhananya, saya meyakini adanya sibghah (celupan) Allah dalam diri manusia melalui kesengajaan Allah menjadikan manusia keturunan Adam. Selain itu ada kesengajaan Allah memberikan genetik yang unik pada setiap manusia. Konsep ini yang menjadi aliran Nature (ada campur tangan Allah dalam cetakan genetik manusia) sebagaimana yang saya anut, bahwa setiap manusia punya jalan sendiri-sendiri sesuai dengan genetiknya. Sedangkan aliran Nurture-nya Prof Sarlito akan mengatakan bahwa sepenuhnya manusia dapat dibentuk menjadi apapun, sepanjang bisa mengawal penggemblengan (menciptakan lingkungan sesuai keperluannya). Menurutnya manusia dibentuk oleh pengalaman hidupnya. Jika mempelajari manusia pelajarilah pengalamannya. Pandangan saya sebagai Founder STIFIn sebagaimana yang diungkapkan dalam banyak kesempatan bahwa yang 20% Genetik itulah yang aktif mencari 80% Lingkungan sehingga 100% Fenotip itu banyak dikontribusi oleh 20% Genetik. Memang betul tidak selalu 80% Lingkungan itu berhasil dicapai sepenuhnya sesuai dengan 20% Genetik, tetapi tesis besarnya adalah –sadar atau tidak sadar—kebebasan berkehendak pada manusia akan mencetuskan keinginan mencari lingkungan yang sesuai dengan dirinya, yaitu yang sesuai dengan 20% Genetik tadi. Setiap manusia mencari lingkungan yang ‘gua banget’ bagi dirinya. Tentang hal ini, Rhenald Khasali (sesama dosen UI dengan Prof Sarlito namun berbeda pandangan juga dengan Prof Sarlito) menyebutnya sebagai genetika perilaku. “Para ahli genetika mulai masuk ke cabang baru dari genetika biologi, yakni genetika perilaku (behavioral genetics), karena berdasar sejumlah penelitian mutakhir terungkap adanya pengaruh genetika terhadap perilaku perubahan “, Rhenald Khasali (2010). Sekedar ilurtrasi dalam bentuk lain, saya paparkan empat riset sebagai bukti pengaruh genetik terhadap perilaku dan eksistensi manusia (saya kutip dan edit dari kompas.com): 1. Seorang psikolog asal Virginia Commonwealth University, Michael McDaniel menyatakan bahwa otak yang besar memang berpengaruh terhadap kecerdasan.Dalam Journal Intelligence yang terbit tahun 2005, Michael menyebutkan bahwa volume otak sangat erat kaitannya dengan tingkat kecerdasan karena semakin banyak sel-sel otak, sistem dan jaringan informasi yang dimiliki seseorang dalam otaknya pun semakin banyak, yang berarti ia bisa lebih cerdas. Hal itu menurutnya berlaku untuk semua rentang usia dan juga jenis kelamin. 2. Para ilmuwan dari Cambridge University menemukan bahwa para pialang yang bekerja di bursa-bursa saham memiliki jari manis lebih panjang dari pada jari telunjuk. Ini menunjukkan bahwa mereka lebih pintar mencari uang. Dalam 20 bulan para pialang dengan jari manis lebih panjang ini ‘mencetak’ uang sebelas kali daripada yang jari manisnya relatif lebih pendek(Kompas.com,16 Januari 2009). 3. Ukuran pinggul yang besar memengaruhi daya ingat seorang perempuan. Para peneliti menemukan bahwa setiap poin kenaikan BMI, skor tes kemampuan daya ingat mereka juga turun satu poin. Dan, partisipan yang memiliki bentuk tubuh pir (pinggang kecil, tetapi pinggul lebar) memiliki skor yang paling buruk(Kompas.com, 15 Juli 2010). 4. Menurut hasil penelitian, mereka yang bertampang menarik lebih pintar daripada kebanyakan orang. Riset yang dilakukanLondon School of Economics (LSE) di Inggris dan Amerika Serikat menunjukkan, pria dan perempuan menarik memiliki intelligence quotient (IQ) 14 poin di atas rata-rata kebanyakan orang(KOMPAS.com, 17 Januari 2011). Nah, tentu saja para ilmuwan psikologi tidak akan setuju sepenuhnya dengan empat contoh riset tersebut karena mereka lebih meyakini dengan pola perilaku yang tampak yang dibentuk oleh pengalaman hidupnya. Kira-kira mereka akan mengatakan demikian, “Tidak ada kaitannya antara potensi genetik yang tergambar pada besar kepala, panjang jari manis, besar pinggul, dan tampang yang menarik dengan perilaku seseorang”. Sebagaimana Prof Sarlito juga mengatakan tidak ada kaitannya antara sidik jari dengan perilaku seseorang. Sampai disini, saya (Founder STIFIn) berharap Anda dapat memahami bahwa perbedaan pandangan harus diterima dengan lapang dada, yang penting kita mengetahui perbedaan world-view nya. Oleh karena itu untuk menjembatani bahwa potensi genetik yang digali Tes STIFIn itu juga dapat diukur dari perilaku yang tampak maka saya selalu memasukkan 10 variabel personaliti yang bisa diukur secara psikometrik pada setiap hasil Tes STIFIn. Pendek kata, jika anda ingin membuktikan secara ilmiah keberadaan potensi genetik dalam personaliti seseorang, minta salah satu doktor/PhD psikometrik di kota anda untuk mengukur keberadaan 10 variabel pada peserta tes. Jika keberadaan 10 variabel itu ternyata eksis maka hal itu menunjukkan bahwa Tes STIFIn memiliki validitas yang tinggi. Jika hal tersebut dites lagi beberapa kali dan hasilnya tetap sama maka bermakna reliabilitas Tes STIFIn juga tinggi. Tentang kedua hal ini kami sudah melakukan riset internal yang menunjukkan bahwa validitas dan reliabilitas Tes STIFIn sangat tinggi. Namun saya harap anda bersabar menunggu hasil riset independen yang dilakukan dua tim profesor di Malaysia dan Indonesia yang akan diumumkan tidak lama lagi. Sejarah Finger Print Sidik jari adalah ciri permanen yang genetik dan tidak berubah sepanjang umur manusia. William Jenings dari Franklin Institute Philadelpia, mengambil sidik jarinya sendiri pada umur 27 tahun (1887) kemudian membandingkan dengan sidik jari setelah umur 77 tahun ternyata tidak terjadi perubahan. Sidik jari seseorang memiliki hubungan dengan kode genetik dari sel otak dan potensi intelegensi seseorang. Penelitian ini telah dimulai sejak lebih 200 tahun yang lalu, diawali oleh Govard Bidloo (1865), J.C.A Mayer (1788), John E Purkinje (1823), Dr. Henry Faulds (1880), Francis …