5 Langkah Preventif Corona untuk Promotor STIFIn
Related Posts
-
Cara Belajar STIFIn
Cara belajar STIFIn merupakan metode yang tepat dan menyenangkan untuk anak. Metode ini dapat dilakukan setelah mengetahui tipe kecedersaan yang dimiliki oleh seorang anak berdasarkan hasil tes STIFIn yang dilakukan. Beberapa guru mungkin pernah mengalami tantangan dalam menentukan metode cara belajar yang tepat untuk digunakan di kelas. Biasa terjadi karena adanya perbedaan karakter pada setiap peserta didik atau misalnya pada orang tua yang mengalami hal serupa saat mendidik dan mendampingi anaknya saat belajar. Menggunakan metode belajar dan mengerti rasa yang dialami oleh anak dalam proses belajarnya tentu sangat berpengaruh terhadap hasil belajar dari anak tersebut. Oleh karena itu, orang tua dan guru perlu mengetahui dan memahami setiap anak memiliki karakter yang berbeda dan cara belajar yang berbeda. Dengan kita sebagai orang tua dan guru mengetahui dan bisa memahami setiap karakter yang dimiliki anak, tentunya anak akan dapat menikmati proses belajar tepat dan menyenangkan yang merujuk pada hasil belajar yang baik juga tentunya. Metode Cara Belajar STIFIn yang Menyenangkan Hasil tes STIFIn pada anak dapat membantu kita sebagai orang tua dan guru untuk mengenal dan memahami cara belajar dari setiap anak. Dimulai dari mengetahui bagaimana pola belajarnya, persiapan apa saja yang perlu dilakukan, sampai motivasi yang tepat aagar anak terus semangat dalam belajar dan meraih prestasinya. Selain itu kita juga akan mengetahui hal-hal apa saja yang perlu dihindari untuk meminimalisir gangguan belajar pada anak, hingga anak mendapatkan cara belajar yang efektif dan dapat memaksimalkan potensi yang dimilikinya. Dalam konsep STIFIn, berikut penjelasan gaya belajar dari masing-masing personaliti genetik STIFIn: 1. Sensing yang kecerdasannya mengarah pada pancaindra, akan di gunakan untuk merekam suatu hal yang dapat terlihat, tercium, terdengar, terasa, maupun teraba dan kemudian mencontohnya (menirukkan). Untuk meningkatkan motivasi belajar Sensing, diperlukan gerakan yang melibatkan ototnya, diberikan fasilitas yang dapat mengoptimalkan gerakan otot dan pancaindra, juga diberikan imbalan yang nampak (terlihat). Sensing introvert mempunyai gaya belajar dengan merekam kosakata yang berulang-ulang dan menggunakan alat peraga. Ia juga memerlukan teman berlatih yang sekaligus menjadi sparing Sensing ekstrovert mampu mengingat dengan menandai bacaan yang diikuti dengan gerakan tangannya. Ia dapat menguasai pelajaran dengan mengulang latihan soal yang dilakukan secara disiplin. 2. Thinking dengan kecerdasan logika membuatnya ahli dalam berhitung (logika). Ia juga memiliki gaya belajar yang serius dan terstruktur serta membutuhkan lingkungan yang kondusif untuk fokus. Thinking akan menggunakan otak kirinya untuk menganalisis yang dapat disempurnakan dengan data. Tipe ini akan lebih mudah berkonsentrasi dengan menyusun skala prioritasnya. Thinking introvert pada dasarnya menyukai cara berpikir dengan berhitung dan mendalam. Ia memiliki tingkat penguasaan yang tinggi pada pelajarannya. Ia memiliki kemandirian namun membutuhkan pengakuan dari orang yang dihormatinya. Thinking ekstrovert memiliki kemapuan logika yang sangat kuat dengan melihat secara meluas serta cara belajarnya dengan menalar dan analisa. Ia dapat termotivasi dengan diberi kesempatan untuk berkompetensi dan mengalahkan lawannya. 3. Intuiting memiliki cara berpikir kreatif dengan pandangan masa depan yang dibayangkan secara visual dalam kreativitasnya. Dalam belajar, berikan Intuiting ruang untuk mengeksplor imajinasinya. Ia akan menemukan pola yang sesuai dengan dirinya. Dibutuhkan media eksplorasi sebagai wadah dalam menuangkan ide-ide dan gagasannya. Intuiting introvert akan fokus memahami konsep yang dibantu dengan ilustrasi. Ia menyukai tipe pengajar yang ekspresif dalam berkomunikasi. Intuiting ekstrovert dalam proses belajarnya selalu mencari tema dibalik bacaan. Kemampuan kreatifnya akan lebih terasah jika diberikan fasilitas berupa peraga bongkar pasang. 4. Feeling menyukai cara belajar dengan berdiskusi karena komunikasi yang tepat baginya adalah dengan banyak berbicara dan mendengarkan, maka Feeling membutuhkan sistem pendukung berupa orang lain sebagai teman diskusi. Ia akan senang apabila mendapatkan persetujuan dan usahanya dihargai. Dalam persiapan belajar, dibutuhkan membangun mood yang baik bagi Feeling untuk meningkatkan semangat belajarnya. Feeling introvert dapat meningkatkan kualitas belajarnya dengan banyak mendengar. Feeling ekstrovert cenderung lebih senang berdiskusi. Motivasi belajarnya akan meningkat jika ia mendapatkan pujian. 5. Insting yang memiliki persentase empat bagian otak dengan sama besar, membuatnya mampu berpikir secara general dari segala sisi. Insting memiliki kelebihan serba bisa yang membuatnya mampu mempelajari ilmu dengan cepat. Ia membutuhkan suasana yang hening (tenang) dalam belajar untuk membangkitkan sisi spiritualitasnya. Cara membangkitkan motivasi belajarnya adalah dengan menghilangkan tekanan yang menimpa dirinya. Baik orang tua maupun guru, mendidik anak membutuhkan wawasan yang luas dan gaya mengajar yang tepat, agar anak atau peserta didik dapat belajar dengan nyaman dan memberikan peluang prestasi hasil belajarnya. Dalam belajar, kita perlu menyampaikan ilmu dengan metode yang juga tepat dan sesuai dengan karakter kerpibadian yang dimiliki oleh anak. Maka dengan begitu akan membuat anak menikmati proses belajar yang menyenangkan sehingga memiliki hasil belajar yang optimal.
-
Hasil Tes STIFIn Feeling ekstrovert
FEELING EKSTROVERT Hasil tes STIFIn Feeling ekstrovert atau di singkat Fe yang jika huruf F berdiri sendiri merupakan identitas sebagai Mesin Kecerdasan (MK). Menurut konsep STIFIn, ragam Mesin Kecerdasan hanya ada lima, dan F adalah salah satu diantara 5 MK tersebut. Identitas Mesin Kecerdasan berubah menjadi kepribadian ketika MK digandengkan dengan jenis kemudi di belakangnya. Jenis kemudi kecerdasan hanya ada dua, yaitu i (introvert) dan e (extrovert). Dengan demikian, Fe sudah menjadi identitas kepribadian. F ditulis dengan huruf besar karena pengaruhnya sebagai MK lebih besar dari e yang ditulis dengan huruf kecil yang berperan hanya sebagai kemudi kecerdasan. a. SiSTEM OPERASI OTAK Pengertian sederhana dari hasil tes STIFIn Feeling ekstrovert adalah jenis kepribadian yang berbasiskan kecerdasan emosi atau perasaan yang proses kerjanya dikemudikan dari luar dirinya menuju ke dalam dirinya. Sistem operasi pada tipe Fe berada di belahan otak bagian bawah di sebelah kanan atau disebut sebagai limbik kanan. Pada limbik kanan tersebut yang menjadi kemudi kecerdasan dari tipe ini berada di lapisan abu-abu yang letaknya di bagian luar atau permukaan otak. Limbik kanan abu-abu itulah yang menjadi sistem operasi tipe Fe. Lapisan yang berwarna abu-abu memiliki tekstur otak yang lebih longgar karena mengandung sel otak lebih sedikit. Kerapatan yang lebih rendah dibandingkan dengan lapisan bagian dalam tersebut membuat kemudi kecerdasan bergerak dari luar ke dalam. Hal ini menyebabkan ‘tuan yang punya badan’ lebih malas untuk bergerak melakukan aktivitas kecuali ada pengaruh luar yang membangkitkan mood untuk bersosialisasi. b. TIPOLOGI FISIK Mesin Kecerdasan Feeling (F) sesungguhnya identik dengan pernafasan. Tipe ini memiliki kapasitas pernafasan yang besar. Kapasitas pernafasan yang kuat tersebut disebabkan tipe F memiliki mesin yang besar, yaitu berupa jantung dan paru-paru yang besar. Dengan mesin yang besar ini, tipe F dapat memompa oksigen yang lebih banyak ke dalam darah. Tipe Fe lebih bergantung kepada suplai baterai (charger) yang datang dari luar dirinya. Mesin yang besar tersebut harus dinyalakan dari luar. Begitu mesin tersebut menyala, maka akan beraksi sedikit menggebu-gebu. Bentuk (konstitusi) fisik tipe F secara umum disebut sebagai displastik, artinya mesin yang besar tersebut didukung oleh tulang yang kecil sehingga bawaannya terasa berat. Dengan mesin yang besar, maka tipe ini memiliki bentuk badan yang terlihat lebar dan tebal. Akibatnya bagian punggung dari tipe ini lebih sulit digerakkan (disebut displastik). Pada tipe Fe mesin yang besar tersebut ditopang oleh tulang yang lebih kecil. Tinggi badan tipe Fe lebih pendek, sehingga lebih terkesan seperti pendekar (pendek dan kekar). Secara fisik tipe ini dapat menggunakan pernafasan dalam yang bersumber dari paru-parunya. Namun karena charger baterainya bersumber dari luar, maka tipe Fe memiliki kapasitas pernafasannya lebih dangkal. Kekuatan pernafasan karena mesin yang besar tersebut dapat digunakan untuk jenis olahraga yang memerlukan stamina jarak jauh dan jangka panjang seperti lari marathon. c. SIFAT KHAS Jika menggunakan sudut pandang dunia psikologi (aliran perilaku) kepribadian Fe mesti memiliki sifat perilaku khas yang dapat dibuktikan dan diukur yang berbeda dari delapan kepribadian yang lain. Terdapat sepuluh item yang bisa dibuktikan keberadaannya dan bisa diukur secara psikometrik. Menurut konsep STIFIn, kesepuluh item tersebut menjadi kepribadian tetap yang tidak akan berubah dan akan selalu eksis seiring dengan penambahan umurnya. Sepuluh (10) sifat yang tetap tersebut adalah: Emphathy Persuasive Tolerant Affectionate Communicative Enable Listener Considerate Sympathetic Guiding Sebagai pribadi yang utuh, tipe Fe memiliki sisi-sisi diametral sebagai berikut: mendengar seperti ‘sponge’ namun sebenarnya berhati kenyal, peduli orang lain meski abai terhadap satu per satu persoalan orang lain, selalu ada misi baru namun terlalu mudah menyerah. Selain itu, jika sedang bersih hati, tipe Fe mudah mendapat ilmu tinggi akan tetapi tipe ini justru jarang membersihkan hatinya, memiliki kepasrahan yang tinggi namun sebenarnya sikap itu datang dari malas berpikir dan menggampangkan banyak hal. Oleh karena itu, tipe ini perlu waspada dengan kelemahannya dan berusaha mengeskploitasi kelebihannya. Biasanya jika kelebihannya bergerak membaik maka secara otomatis kelemahan dari tipe ini akan tertutup dengan sendirinya. d. KELEBIHAN Kekhasan dari kepribadian tipe hasil tes STIFIn Feeling ekstrovert yaitu memiliki kemampuan sosial yang melebihi delapan jenis kepribadian yang lain. Kelebihan ini dapat disepadankan dengan kecerdasan sosial atau disebut Soc-Q (Social Quotient). Dengan kekuatan pernafasan yang panjang, tipe ini memiliki potensi kekuatan mental yang lebih baik, mampu mendengar bahasa hati orang lain lebih lama. Tipe ini bahkan mampu menjaga perasaan dan berempati lebih baik dari orang lain. Selain itu, tipe F umumnya seperti memiliki kadar cinta yang lebih banyak, baik untuk mencintai ataupun dicintai. Namun khusus pada tipe Fe, kemampuan daya jangkau pernafasan atau mental untuk berbagi perasaan bersifat lebih meluas. Tipe ini dapat menjangkau gabungan berbagai event jarak menengah atau memberi perhatian kepada lebih banyak orang. Kelebihan dari tipe Fe terletak pada kemampuan membesarkan (magnifying) orang lain. Pada fase berikutnya, tipe ini menikmati pengaruhnya sebagai king-maker atau owner dari usaha yang dirintisnya. Selain itu, dalam mengelola keuangan, tipe Fe berani melangkah mengambil risiko yang besar. e. KEMISTRI Jalur keberhasilan dari tipe hasil tes STIFIn Feeling ekstrovert terletak pada sejumlah kader yang telah berhasil digemblengnya sebagai wadah untuk mengaktualisasikan panggilan jiwanya. Mengkader orang hingga berhasil mengeluarkan energi positif yang besar. Kemistri cinta yang datang menghampiri tipe ini bersamaan dengan kedatangan sumber energinya, mesti disambut dengan suka cita. Jika banyak orang yang mengharapkan digembleng oleh tipe Fe, (didatangi cinta) maka tipe ini harus merespon secara positif (menerima cinta) agar pada akhirnya siklus cinta tersebut membesar dengan sendirinya. Letak keberhasilan dari tipe ini justru sejalan dengan membesarnya siklus cinta. Bagi tipe Fe, siklus cinta tersebut berarti seberapa banyak kader yang telah sukses dibina olehnya. f. PERANAN Kematangan emosi tipe Fe disalurkan dengan melakukan kaderisasi kepada orang-orang yang disayanginya. Fokus dari tipe ini adalah menjadi coach bagi orang lain, menggembleng orang-orang yang disayanginya. Penyaluran emosi seperti ini mendorong tipe ini menjadi seperti king-maker: mencetak orang supaya menjadi yang terbaik, kalau perlu sampai menjadi raja (pada bidang tersebut). Dengan kematangan emosi yang bagus, tipe Fe lebih suka memberi jalan kepada orang lain untuk terjun memimpin, sementara dirinya sendiri lebih senang duduk di belakang layar sebagai perintis atau pemilik. Tipe ini menyukai menjadi tokoh tetapi jenis tokoh yang di balik layar. Panggilan alamiah tipe Fe lebih senang mendorong orang lain untuk melangkah setinggi-tingginya dengan bimbingannya. Ketika menggembleng, tipe ini memang memberi sebanyak yang …
-
Hubungan Indonesia vs China dalam Konsep STIFIn (Natuna)
Kilas Balik Indonesia vs China dalam Konsep STIFIn sangat menarik untuk dibahas, terutama topik yang lagi hangat sekarang terkait Konflik yang terjadi di Natuna. Yuk sebelum itu lihat kilas baliknya. Sumber daya laut merupakan hal yang sangat berpotensi untuk dikelola oleh sebuah negara sesuai dengan batasan-batasan wilayah yang telah ditentukan oleh hukum. Akhir-akhir ini dunia telah dikejutkan mengenai konflik yang terjadi di perairan Natuna, Kepulauan Riau, Indonesia. Sebetulnya Indonesia telah lama berhati-hati dalam menghadapi klaim Cina di Laut Cina Selatan. Sebelum mempermasalahkan klaim Cina atas wilayah perairan dekat Natuna, dunia sudah dikejutkan dengan pengumuman Indonesia pada 4 Juli 2017 soal pergantian nama bagian dari wilayah itu menjadi Laut Natuna Utara. Penamaan Natuna Utara merupakan pertanda bahwa negara kepulauan terbesar di dunia akan berdiri teguh untuk mempertahankan kedaulatannya. Indonesia sudah lama tergabung dalam perundingan internasional yang berpuncak pada Konvensi Persatuan Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut 1982 atau disebut United Nation Convention for the Law of The Sea (UNCLOS), yang menentukan hak dan kewajiban yang berkaitan dengan batas dan sumber laut dan hak jalan yang tidak membahayakan keamanan negara pesisir melalui selat dan laut dalam teritorial. Ini merupakan prinsip negara kepulauan, dan membuat laut teritorial dua belas mil dan Zona Ekonomi Eksklusif dua ratus mil atau ZEE, yang memberikan hak eksklusif untuk memancing dan mengeksploitasi sumber daya dasar laut, hal ini merupakan norma global. Baca Juga: Hubungan Amerika vs Iran dalam Konsep STIFIn Konflik Natuna Masuknya kapal-kapal nelayan Cina untuk beraktivitas di Zona Ekonomi Eksklusif di Perairan Natuna sebelah utara pada Desember 2019, hal ini benar-benar telah mengingatkan Pemerintah Indonesia bahwa Perairan Natuna merupakan wilayah yang memiliki potensi sangat besar dan perlu dijaga. Aktivitas yang melibatkan setidaknya 50 perahu nelayan Cina yang dikawal penjaga pantai (coastguard) negara Cina ini menjadi ilegal karena bedasarkan Konvensi Hukum Laut Perserikatan Bangsa-Bangsa atau United Nation Convention for the Law of The Sea (UNCLOS), perairan tersebut masuk dalam Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE Indonesia). Hal ini memang jelas-jelas menjadi sebuah pelanggaran atas Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE Indonesia) di Perairan Natuna, termasuk kegiatan Illegal Unreported and Unregulated (IUU) yang terjadi pada 24 Desember 2019 lalu. Bhima Yudhistira Adhinegara seorang pakar Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) bahwasanya penegakan hak berdaulat di ZEE Natuna tidak akan berpengaruh besar terhadap hubungan ekonomi kedua negara. Hal ini telah dicontohkan oleh Vietnam yang juga berpolemik dengan Cina terkait perbatasan teritorial laut. Budaya Cina, budaya Indonesia, dan STIFIn Antropologi sebuah wilayah akan menentukan budaya yang muncul di wilayah tersebut. Seperti yang telah kita ketahui, orang Cina terkenal sebagai pekerja keras hingga dapat meraih kesuksesan yang gemilang. Kerja keras yang diperlihatkan oleh orang Cina sangat memperlihatkan karakteristik Sensing dalam konsep STIFIn, bekerja keras untuk mengambil setiap peluang yang ada. Jika kita melihat urutan orang terkaya di Indonesia pun banyak di antaranya orang yang beretnis Cina, dengan total kekayaan yang mencapai sekian triliun US Dollar. Ukuran uang yang menjadi sebuah takaran kekayaan seseorang pun juga sangat mencerminkan Sensing yang tidak lain memiliki kemstri harta. Budaya orang Cina yang pekerja keras ini ternyata dipengaruhi oleh beberapa hal seperti budaya yang menjadi turun-temurun, prinsip untuk bertahan, tingginya rasa kompetitif, populasi yang sangat banyak, dan lain-lain. Orang Indonesia akan sulit untuk dibikin gila kerja seperti orang Cina yang antropologinya Sensing. Orang Indonesia akhirnya akan lebih senang berpolitik, demokrasi, pesta politik akan banyak dibicarakan di sana-sini. Terkadang sering orang membericarakan bahwa orang Indonesia terlalu banyak “tidak enakan” bahkan dinilai terlalu lembut dalam menghadapi berbagai persoalan. Lalu sebenarnya apakah bisa menjelaskan kolerasinya antara konflik Perairan Natuna dengan Konsep STIFIn? Menurut kajian Konsep STIFIn, sebuah negara juga memiliki budaya sesuai dengan antropologi atau archetype. Dalam teori archetype, di wilayah yang didominasi gunung-gunung berapi (panas) yang aktif akan lahir orang-orang berantropologi Feeling. Maka, jika kita data populasinya, pasti akan lebih banyak orang Feeling di Indonesia. Hal ini disebabkan karena antropologi sebuah wilayah akan menentukan budaya yang muncul di wilayah tersebut. Berbeda dengan Cina yang antropologinya orang Sensing. Perbedaan tersebut akan memengaruhi kedua negara dalam mengahadapi konflik Perairan Natuna ini. Konflik Natuna, Indonesia vs China dalam Konsep STIFIn Indonesia yang antropologinya Feeling dengan kecenderungannya terlalu ‘lembut’ sehingga pemerintah dinilai masih terlalu lembek dalam menyikapi situasi ini. Karena konflik yang sudah berulang sejak era 1990-an, Indonesia harus didorong untuk mengambil langkah lebih tegas secara diplomasi yang dalam konsep STIFIn berdiplomasi dan berpolitik menjadi hal yang membudaya pada sebuah negara dengan antropologi Feeling. Selain itu, Indonesia juga harus mengambil langkah tegas secara militer. Hal ini perlu dilakukan untuk membuktikan kepada Cina yang memiliki antropologi Sensing bahwa negara Indonesia akan mempertahankan kedaulatannya atas Perairan Natuna. Orang Cina yang gila kerja karena sudah membudaya sebagai negara yang memiliki antropologi Sensing bahkan tak ada efek jera meski kapal berhasil diusir pada hari pertama pemerintah Indonesia mengetahui keberadaannya di Perairan Natuna. Bahkan berdasarkan patroli udara Indonesia pada Jumat (31/1/2020), masih tampak tiga kapal Coast Guard Cina di wilayah kaya potensi alam tersebut. Kejadian ini tentu saja tidak terlepas dari hubungan bidang ekonomi antara Indonesia dengan Cina. Tak bisa dipungkiri, Indonesia memang memiliki banyak kerja sama bidang ekonomi dengan Cina. Dari sisi perdagangan, Indonesia merupakan salah satu pasar penting bagi Cina. Berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS), neraca perdagangan Indonesia dengan Cina masih mengalami defisit sebesar US 16,69 miliar sepanjang Januari – November 2019. Kondisi ini dinilai akan menjadi pertimbangan tersendiri bagi Cina yang diprediksi tidak akan terlalu keras menekan Indonesia. Cina yang kecederungannya akan bersifat transaksional karena antropologinya Sensing, artinya pemerintah Cina akan melakukan apapun demi mendapatkan hasil dari potensi alam yang dimiliki oleh Indonesia. Mungkin hal ini akan membantu menjelaskan alasan Cina tidak akan keras menekan Indonesia. Polemik Cina dengan sejumlah negara-negara Asia Tenggara utamanya Indonesia yang saat ini sedang hangat menjadi perbincangan bahkan dikancah internasional disebabkan batas laut yang tumpang tindih serta potensi ekonomi yang menggiurkan, khususnya di Laut Cina Selatan dan Laut Natuna Utara. Kawasan ini dinilai sangat kaya akan biota laut, memiliki cadangan minyak gas yang besar, serta merupakan jalur perdagangan yang strategis. Sekali lagi pemerintah Indonesia harus bersikap tegas dan terus memperjuangkan hak berdaulat di ZEE Natuna lewat berbagai strategi. Misalnya, dengan memperkuat dan menambah pasukan …
-
Respon Founder STIFIn Terhadap Artikel Prof. Sarlito Wirawan
(Ditulis Khusus untuk Keperluan Internal bagi Para Promotor STIFIn) Oleh : Farid Poniman (Founder STIFIn) Pertama, saya sebagai Founder STIFIn sangat menghormati Prof. Sarlito Wirawan dan pendapatnya. Hal terpenting berikutnya, kita mesti terbiasa menerima perbedaan dengan lapang dada. Dimana letak perbedaannya? Hal ini berawal dari perbedaan world-view (sumber paradigma). Prof Sarlito dan ilmuwan psikologi lainnya, terutama yang beraliran barat, akan melihat personaliti sebagai ilmu perilaku (aliran behaviorism). Segalanya mesti bisa diukur berdasarkan perilaku yang tampak. Unsur-unsur potensial yang tersembunyi tidak bisa dijadikan patokan. Sehingga kalau kembali kepada rumus 100% Fenotip = 20% Genetik + 80% Lingkungan, maka aliran Prof Sarlito adalah yang 100% Fenotip, sedangkan saya aliran yang 20% Genetik. Perbedaan world-view ini merupakan perbedaan yang tidak pernah tuntas di dunia akademik. Perbedaan itu dikenal dengan Nature vs Nurture. Saya penganut Nature, sedangkan Prof Sarlito penganut Nurture. Perbedaan tersebut selaras dengan perbedaan: 1. Barat menganut Teori Evolusi Darwin bahwa manusia berasal dari monyet, sedangkan agamawan menganut teori eksistensi bahwa manusia pertama adalah Adam, juga selaras dengan 2. Stephen Hawking (fisikawan Barat) menganggap surga cuma dongeng, sedangkan agamawan meyakini keberadaan surga. World-view Barat seperti Darwin dan Hawking tersebut selaras dengan world view Behaviorism-nya Prof Sarlito. Kalau menggunakan bahasa gaulnya, “jangan bawa-bawa Tuhan deh dalam pembahasan ilmiah”. Itulah world-view mereka. Secara sederhananya, saya meyakini adanya sibghah (celupan) Allah dalam diri manusia melalui kesengajaan Allah menjadikan manusia keturunan Adam. Selain itu ada kesengajaan Allah memberikan genetik yang unik pada setiap manusia. Konsep ini yang menjadi aliran Nature (ada campur tangan Allah dalam cetakan genetik manusia) sebagaimana yang saya anut, bahwa setiap manusia punya jalan sendiri-sendiri sesuai dengan genetiknya. Sedangkan aliran Nurture-nya Prof Sarlito akan mengatakan bahwa sepenuhnya manusia dapat dibentuk menjadi apapun, sepanjang bisa mengawal penggemblengan (menciptakan lingkungan sesuai keperluannya). Menurutnya manusia dibentuk oleh pengalaman hidupnya. Jika mempelajari manusia pelajarilah pengalamannya. Pandangan saya sebagai Founder STIFIn sebagaimana yang diungkapkan dalam banyak kesempatan bahwa yang 20% Genetik itulah yang aktif mencari 80% Lingkungan sehingga 100% Fenotip itu banyak dikontribusi oleh 20% Genetik. Memang betul tidak selalu 80% Lingkungan itu berhasil dicapai sepenuhnya sesuai dengan 20% Genetik, tetapi tesis besarnya adalah –sadar atau tidak sadar—kebebasan berkehendak pada manusia akan mencetuskan keinginan mencari lingkungan yang sesuai dengan dirinya, yaitu yang sesuai dengan 20% Genetik tadi. Setiap manusia mencari lingkungan yang ‘gua banget’ bagi dirinya. Tentang hal ini, Rhenald Khasali (sesama dosen UI dengan Prof Sarlito namun berbeda pandangan juga dengan Prof Sarlito) menyebutnya sebagai genetika perilaku. “Para ahli genetika mulai masuk ke cabang baru dari genetika biologi, yakni genetika perilaku (behavioral genetics), karena berdasar sejumlah penelitian mutakhir terungkap adanya pengaruh genetika terhadap perilaku perubahan “, Rhenald Khasali (2010). Sekedar ilurtrasi dalam bentuk lain, saya paparkan empat riset sebagai bukti pengaruh genetik terhadap perilaku dan eksistensi manusia (saya kutip dan edit dari kompas.com): 1. Seorang psikolog asal Virginia Commonwealth University, Michael McDaniel menyatakan bahwa otak yang besar memang berpengaruh terhadap kecerdasan.Dalam Journal Intelligence yang terbit tahun 2005, Michael menyebutkan bahwa volume otak sangat erat kaitannya dengan tingkat kecerdasan karena semakin banyak sel-sel otak, sistem dan jaringan informasi yang dimiliki seseorang dalam otaknya pun semakin banyak, yang berarti ia bisa lebih cerdas. Hal itu menurutnya berlaku untuk semua rentang usia dan juga jenis kelamin. 2. Para ilmuwan dari Cambridge University menemukan bahwa para pialang yang bekerja di bursa-bursa saham memiliki jari manis lebih panjang dari pada jari telunjuk. Ini menunjukkan bahwa mereka lebih pintar mencari uang. Dalam 20 bulan para pialang dengan jari manis lebih panjang ini ‘mencetak’ uang sebelas kali daripada yang jari manisnya relatif lebih pendek(Kompas.com,16 Januari 2009). 3. Ukuran pinggul yang besar memengaruhi daya ingat seorang perempuan. Para peneliti menemukan bahwa setiap poin kenaikan BMI, skor tes kemampuan daya ingat mereka juga turun satu poin. Dan, partisipan yang memiliki bentuk tubuh pir (pinggang kecil, tetapi pinggul lebar) memiliki skor yang paling buruk(Kompas.com, 15 Juli 2010). 4. Menurut hasil penelitian, mereka yang bertampang menarik lebih pintar daripada kebanyakan orang. Riset yang dilakukanLondon School of Economics (LSE) di Inggris dan Amerika Serikat menunjukkan, pria dan perempuan menarik memiliki intelligence quotient (IQ) 14 poin di atas rata-rata kebanyakan orang(KOMPAS.com, 17 Januari 2011). Nah, tentu saja para ilmuwan psikologi tidak akan setuju sepenuhnya dengan empat contoh riset tersebut karena mereka lebih meyakini dengan pola perilaku yang tampak yang dibentuk oleh pengalaman hidupnya. Kira-kira mereka akan mengatakan demikian, “Tidak ada kaitannya antara potensi genetik yang tergambar pada besar kepala, panjang jari manis, besar pinggul, dan tampang yang menarik dengan perilaku seseorang”. Sebagaimana Prof Sarlito juga mengatakan tidak ada kaitannya antara sidik jari dengan perilaku seseorang. Sampai disini, saya (Founder STIFIn) berharap Anda dapat memahami bahwa perbedaan pandangan harus diterima dengan lapang dada, yang penting kita mengetahui perbedaan world-view nya. Oleh karena itu untuk menjembatani bahwa potensi genetik yang digali Tes STIFIn itu juga dapat diukur dari perilaku yang tampak maka saya selalu memasukkan 10 variabel personaliti yang bisa diukur secara psikometrik pada setiap hasil Tes STIFIn. Pendek kata, jika anda ingin membuktikan secara ilmiah keberadaan potensi genetik dalam personaliti seseorang, minta salah satu doktor/PhD psikometrik di kota anda untuk mengukur keberadaan 10 variabel pada peserta tes. Jika keberadaan 10 variabel itu ternyata eksis maka hal itu menunjukkan bahwa Tes STIFIn memiliki validitas yang tinggi. Jika hal tersebut dites lagi beberapa kali dan hasilnya tetap sama maka bermakna reliabilitas Tes STIFIn juga tinggi. Tentang kedua hal ini kami sudah melakukan riset internal yang menunjukkan bahwa validitas dan reliabilitas Tes STIFIn sangat tinggi. Namun saya harap anda bersabar menunggu hasil riset independen yang dilakukan dua tim profesor di Malaysia dan Indonesia yang akan diumumkan tidak lama lagi. Sejarah Finger Print Sidik jari adalah ciri permanen yang genetik dan tidak berubah sepanjang umur manusia. William Jenings dari Franklin Institute Philadelpia, mengambil sidik jarinya sendiri pada umur 27 tahun (1887) kemudian membandingkan dengan sidik jari setelah umur 77 tahun ternyata tidak terjadi perubahan. Sidik jari seseorang memiliki hubungan dengan kode genetik dari sel otak dan potensi intelegensi seseorang. Penelitian ini telah dimulai sejak lebih 200 tahun yang lalu, diawali oleh Govard Bidloo (1865), J.C.A Mayer (1788), John E Purkinje (1823), Dr. Henry Faulds (1880), Francis …
-
Membentuk Karakter Anak Menjadi Lebih Percaya Diri
Salah satu karakter yang orang tua inginkan ada pada anak-anaknya biasanya adalah karakter yang percaya diri. Dengan memiliki karakter ini maka nantinya anak-anak tidak akan banyak ragu ketika harus mengerjakan dan melakukan sesuatu baik hasilnya sesuai dengan yang diharapkan maupun dihadapkan pada kegagalan. Anak yang percaya diri juga akan terlihat menarik sehingga kehidupan sosialnya pun nantinya bisa memberikan dampak yang lebih positif pada perkembangannya. Apakah buah hati Anda memiliki karakter yang percaya diri? Anda bisa mengetahuinya dengan pasti melalui tes STIFIn yang merupakan tes untuk melihat kepribadian dan karakter seseorang dengan metode yang lebih akurat dan hasil yang lebih detail analisanya. Jika ternyata karakter percaya diri belum ada pada buah hati Anda jangan berkecil hati, berikut adalah beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mendorong anak menjadi lebih percaya diri dan yakin terhadap dirinya sendiri. Berikan contoh teladan Anak-anak membentuk karakternya dari berbagai macam hal yang terjadi di sekitarnya, dan perilaku keluarga adalah faktor yang sangat penting untuk membentuk karakter dasarnya. Jadi jika Anda ingin anak tumbuh jadi anak yang lebih percaya diri maka orang tuanya pun harus memberikan contoh perilaku yang percaya diri. Seperti misalnya melakukan segala macam persiapan yang dibutuhkan dengan yakin dan tidak plin plan. Tapi bukan berarti segala sesuatunya meski sempurna dan Anda tidak boleh menunjukkan kelemahan di depan anak, namun memiliki kepercayaan diri dengan kadar yang sehat bisa memberikan teladan yang baik untuk perkembangan karakter anak. Atasi kesalahan dengan bijak Ini alasannya mengapa Anda tidak perlu jadi orang tua yang sempurna di depan anak karena membuat kesalahan adalah hal yang sangat manusiawi. Ajarkan dan berikan teladan pada anak bahwa membuat kesalahan bukanlah sesuatu yang harus ditakuti asalkan bisa menjadikan kesalahan tersebut sebagai pelajaran untuk perbaikan di langkah selanjutnya. Pada hasil tes psikologi anak Anda bisa lihat bagaimana cara anak mengatasi jika ada tantangan di hadapannya. Ciri-ciri anak yang berkarakter percaya diri adalah ia tidak takut untuk mencoba berbagai macam cara dan metode untuk memecahkan kesalahan karena jika satu cara gagal maka ia bisa dengan percaya diri mencoba cara yang lainnya. Dorong untuk mencoba banyak hal baru Selain dengan menggunakan metode STIFIn, Anda bisa tahu apa saja minat dan bakat anak dengan mendorongnya untuk mencoba berbagai macam hal baru. Selain menemukan bakat dan juga minat anak, melakukan berbagai macam hal baru juga bisa membentuk karakter anak yang lebih percaya diri karena anak akan merasa bisa melakukan banyak hal dengan yakin ketika ia berani untuk mengambil langkah yang berada di luar zona nyamannya atau sesuatu yang belum pernah ia coba sebelumnya. Namun untuk mendorong anak melakukan hal baru ada satu hal penting yang mesti dipegang yaitu hindari memaksa anak melakukan hal yang tidak disukainya. Memaksa anak hanya akan membuatnya merasa tidak nyaman dan memberikan efek yang sebaliknya. Sebaiknya, dukung anak dengan mengajaknya melakukan sesuatu bersama-sama atau dengan dorongan-dorongan positif yang membuatnya tetap nyaman. Berikan apresiasi yang sesuai dengan porsinya Jika pada hasil tes STIFIn anak muncul karakter yang menandakan ia kurang percaya diri mungkin karena anak kurang mendapatkan apresiasi dari orang-orang terdekatnya. Apresiasi tidak harus diberikan ketika anak berhasil melakukan sesuatu, apresiasi juga bisa diberikan dalam memberikan pengakuan terhadap usaha yang ia lakukan bahkan ketika hasilnya kadang kala malah justru menambah pekerjaan rumah Anda. Memberikan apresiasi terhadap apa yang ia lakukan dengan niat baik sambil mengoreksi kesalahannya dengan pendekatan yang lebih halus akan berdampak positif pada self-esteem anak nantinya. Bantu untuk membuat target Untuk anak-anak yang sudah lebih besar usianya, sudah bisa diajarkan untuk membuat target dari keinginan-keinginannya dan hal-hal yang ingin dilakukannya. Dengan membantunya untuk membuat target maka anak bisa mendapatkan kesan yang lebih realistis terhadap minat dan juga bakatnya sehingga ia bisa lebih percaya diri untuk meraih apa yang diinginkannya dibandingkan dengan target yang lebih jauh dan belum bisa diukur. Misalnya jika anak tertarik dengan dunia profesi di bidang kuliner, akan terlalu jauh baginya untuk mematok target menjadi chef terbaik di seluruh negeri. Anda bisa membantunya untuk menentukan target yang lebih berjangka pendek misalnya target bisa mengolah daging ayam menjadi 3 jenis masakan yang berbeda, kemudian arahkan anak untuk berpartisipasi dalam kompetisi-kompetisi memasak baik yang diadakan di sekitar lingkungan maupun yang berstandar lebih tinggi. Melakukan hal-hal yang lebih akuntabel dibandingkan dengan target yang abstrak akan membantu anak untuk menyadari apakah ia benar-benar berminat di bidang yang ia tekuni atau tidak. Itulah beberapa tips dari STIFIn untuk pembentukan karakter percaya diri pada anak, semoga membantu.