Pernah penasaran gak seberapa jauh kamu sudah kenal sama diri sendiri dan coba-coba ikut tes kepribadian? Di antara banyak pilihan, STIFIn dan MBTI adalah dua metode tes paling populer lho.. Lalu, mana sih sebenarnya yang lebih akurat? Tes STIFIn atau MBTI? Dan seberapa pentingkah untuk memahami hasilnya? Mari kita cek perbedaannya.

Apa itu Tes STIFIn dan MBTI?

Tes STIFIn

Tes STIFIn Fingerprint

 

Pertama, mari kita kenalan dulu dengan masing-masing metode. STIFIn adalah suatu konsep yang dipakai untuk mengidentifikasi mesin kecerdasan manusia berdasarkan bagian otak dan lapisan otak paling dominan. Tes ini menggunakan teori Otak Triune dan merujuk pada satu kesimpulan dimana setiap manusia hanya punya satu kecerdasan dominan di antara Sensing (S), Thinking (T), Intuiting (I), Feeling (F), dan Insting (In).

Dari situ, STIFIn mengelompokkan kita ke dalam 9 tipe kepribadian, tergantung mesin kecerdasan (5 tipe) dan drive kecerdasan (introvert & ekstrovert), kecuali Insting yang tidak punya drive kecerdasan. Tes ini dihasilkan dari penelitian Farid Poniman lebih lanjut dan mendalam dengan meramu berbagai teori psikologi dan konsep kepribadian manusia yang berkaitan dengan sistem operasi otak. Kemudian, lahirlah STIFIn yang bersifat genetik dan hasilnya tidak akan berubah seumur hidup atau yang kita sebut dengan biometrik.

MBTI

Sementara itu, MBTI adalah sebuah alat yang membantu seseorang meningkatkan kesadaran diri untuk memahami dan menghargai perbedaan kepribadian dari perilaku sosialnya. Berbeda dengan STIFIn yang menggunakan pemindaian sidik jari, MBTI adalah alat untuk melihat cara berkomunikasi seseorang yang mengharuskan pengisian kuesioner. Dalam konsepnya, tes ini menyimpulkan kecenderungan perilaku sosial dilihat dari aspek Extrovert (E) dan Introvert (I), Sensing (S) dan Intuiting (N), Thinking (T) dan Feeling (F), serta Judging (J) dan Perceiving (P). 

Tes ini sudah lebih dulu hadir, namun hasil yang tidak stabil membuat banyak orang bingung dan menjadi perdebatan secara ilmiah. Sebagian orang penasaran dengan hasil MBTI karena mengikuti arus. Sayangnya, kita tidak dapat menggunakan itu sebagai dasar dalam ruang lingkup yang lebih serius.

Perbandingan Tes STIFIn dan MBTI

Untuk memudahkan pemahaman, berikut ini adalah tabel perbandingan antara STIFIn dan MBTI.

Aspek

Tes STIFIn

MBTI

Metode Analisis sidik jari Kuesioner perilaku
Teori Dasar Otak Triune, kecerdasan dominan Carl Gustav Jung
Jumlah Tipe 9 tipe 16 tipe
Fokus Potensi genetik Preferensi perilaku
Objektivitas Tinggi (biometrik) Rendah (subjektif)
Hasil Tetap sama Berubah-ubah
Penggunaan Aplikatif di berbagai konteks Dapat bias dalam konteks yang berbeda

Setelah memahami perbedaannya, mungkin kamu mulai bertanya…

Mana yang lebih akurat: Tes STIFIn atau MBTI?

Kelebihan Tes STIFIn

Keunggulan utama dari STIFIn dibandingkan metode lain adalah akurasinya. Salah satunya yaitu hasilnya lebih objektif karena didasarkan pada data biometrik, bukan dipengaruhi perasaan atau suasana hati. Hasilnya juga stabil seumur hidup karena berbasis genetik, sehingga tidak perlu diulang-ulang. Selain itu, tes ini sangat aplikatif dan bisa digunakan dalam berbagai aspek kehidupan, mulai dari pengembangan diri, parenting, hingga penentuan karier dan hubungan antarmanusia.

Kenali Potensi Genetikmu Hari Ini!

👉 Daftar Tes STIFIn atau DM melalui Instagram disini.
Kenali diri, bakat, dan cari jalan suksesmu!

Kekurangan Tes STIFIn

Namun demikian, tes hanya bisa dilakukan secara tatap muka untuk saat ini. Hal ini dikarenakan tes STIFIn membutuhkan pemindaian sidik jari. Selain itu, klien juga harus mempersiapkan biaya tes.

Kelebihan MBTI

Di sisi lain, MBTI merupakan suatu pendekatan yang memiliki cakupan luas dan dikenal di seluruh dunia sehingga banyak rujukan dan komunitas dapat dijadikan sumber pembelajaran. Melalui MBTI seseorang dapat memahami cara berinteraksi dan berkomunikasi sehingga memberikan manfaat untuk membangun hubungan dan kerja sama dalam lingkungan sosial dan profesional.

Kekurangan MBTI

Sayangnya, beberapa kekurangan MBTI yang perlu dipertimbangkan. Yang paling utama adalah hasil tes yang bisa berubah-ubah. Ini tergantung kondisi emosional atau situasi saat mengisi kuesioner, sehingga kurang stabil. Selain itu, banyak orang cenderung menjawab berdasarkan ekspektasi sosial atau yang diinginkan, bukan keadaan sebenarnya. Validitas MBTI juga masih menjadi perdebatan di kalangan ilmiah.

Kapan harus memilih Tes STIFIn?

Kamu bisa coba tes ini ketika mau tau potensi genetik dan dominasi kecerdasan alami. Saat lagi bingung memilih jurusan, karier, atau arah hidup, juga cocok sekali untuk tau hasil tes ini. STIFIn juga bisa bantu kamu yang butuh panduan parenting atau strategi kerja yang lebih personal.

📌 Cara Tes STIFIn:
Cukup daftar online, booking jadwal, dan ikuti tesnya (tanpa harus mikir panjang jawab kuesioner).

Kapan harus memilih MBTI?

Tapi kalau kamu hanya ingin tau cara berinteraksi dan penasaran sama gaya pengambilan keputusanmu sehari-hari, kamu bisa coba tes MBTI secara online di website tertentu.

🎯 Tips agar hasil MBTI lebih akurat:
Jawab dengan jujur, jangan mikir lama, dan hindari tes saat lagi capek atau stres.

Kesimpulan: Tes STIFIn atau MBTI?

Sebagai penutup, mari kita simpulkan. STIFIn lebih direkomendasikan karena hasil yang lebih akurat dan terjamin secara ilmiah. Kamu tidak perlu tes berulang kali, tidak harus banyak berpikir, dan tidak perlu mempersiapkan banyak hal. Dari satu hasil STIFIn, bisa memudahkan kamu, keluarga, dan komunitas dalam setiap masalah yang sedang dihadapi. Simple, akurat, dan aplikatif.

Pertanyaan umum (FAQ): Tes STIFIn atau MBTI

Terakhir, berikut beberapa pertanyaan umum yang sering ditanyakan seputar STIFIn dan MBTI:

  • Apa perbedaan utama STIFIn dan MBTI?

STIFIn berbasis genetik dan otak dominan, MBTI berbasis preferensi perilaku.

  • Mana yang lebih akurat?

STIFIn lebih stabil dan objektif karena hasilnya tidak berubah. MBTI bisa berubah tergantung kondisi emosional saat tes.

  • Cocokkah STIFIn untuk perencanaan karier?

Sangat cocok. STIFIn memetakan kecerdasan dominan alami, jadi kamu bisa fokus di jalur karier yang searah.