Pengambilan Keputusan Lewat tes STIFIn
Related Posts
-
Pengalaman Mengikuti Tes STIFIn
Perkenalkan saya Dedeh Ratnanengsih, sahabat boleh panggil saya dengan Dedeh. Saat ini sudah hampir satu tahun setelah saya mengikuti tes STIFIn pada tahun 2019 lalu. Pengalaman mengikuti tes STIFIn banyak memberikan kesan yang sangat berarti. Saya menemukan hikmah penting dalam hidup yang membuat saya lebih fokus dan bersyukur dengan kelebihan yang Allah berikan serta bersabar atas kelemahan yang ada. Hasil tes STIFIn menyebutkan bahwa saya memiliki mesin kecerdasaan Insting (In). Kecerdasan yang bahkan saya sendiri awalnya tidak menyangka diberikan Allah tanpa sedikitpun memintanya. Saya merasa terlambat mengetahui hasil tes STIFIn saya sekarang. Banyak keputusan sebelumnya yang tidak seharusnya saya pilih, namun saya sangat menyadari penyesalan tak akan berarti jika tanpa perbaikan setelahnya. Cerita dimulai saat saya sudah tidak nyaman dengan tempat bekerja saat itu, mudah terpancing untuk marah bahkan tidak tahu apa saya inginkan sebenarnya. Hidup ketika itu benar-benar tidak berarti dan tidak tau mau kemana. Pengalaman Mengikuti Tes STIFIn Banyak Memberi Kesan 1. Menerima Hasil Tes STIFIn dengan Lapang Hati Segala sesuatu yang mengkhawatirkan akan berkurang dengan penerimaan yang baik. Menerima sepenuh hati bahwa hasil tes STIFIn Insting adalah kecerdasan terbaik yang Allah berikan kepada saya. Meyakininya sebagai modal dasar agar saya bisa berperan menjadi sebaik-baik makhluk di muka bumi. Peran terbaik tersebut semata-mata adalah bekal untuk mempersiapkan diri kembali kepada Allah kelak. Awal penerimaan saya tidak semata-mata terbentuk begitu saja. Sebelum mengikuti tes STIFIn saya pernah mengikuti tes kepribadian lainnya, tapi setelah mengikuti tes tersebut saya tidak menemukan jawaban apa yang harus saya lakukan setelahnya agar hidup terasa nyaman (gue banget). Ternyata memang tes tersebut bisa berubah ketika saya mengulanginya. Sedangkan tes STIFIn hasilnya tidak akan berubah seumur hidup jika saya mengulangi tesnya. Hal ini sesuai dengan teori pemuliaan tanaman yang saya pelajari saat masih di kampus bahwa fenotip tanaman yang dihasilkan adalah gabungan antara sifat genetik dan lingkungan yang mendukungnya. Ini berlaku juga pada manusia dimana sifat genetik tidak akan berubah. 2. Mengetahui Cara Efektif dan Efisien Menghadapi Traumatik Salah satu perkataan promotor STIFIn yang saya ingat betul ketika melakukan tes STIFIn, “Kamu pasti sering menghapus kontak orang-orang yang tidak membuat nyaman.” Sontak saya sangat kaget mendengarnya, karena beberapa bulan sebelum tes STIFIn memang saya menghapus beberapa kontak di handphone saya. Tentu pernyataan yang diutarakan oleh promotor STIFIn benar adanya. Lalu promotor STIFIn tersebut melanjutkan, “Insting itu memiliki kecerdasan otak tengah yang menyangga otak lainnya sehingga ketika bersujud posisi otak berada paling atas. Ini alasan kenapa seorang Insting seharusnya bisa mengobati rasa traumatiknya dengan selalu mendekatkan diri pada Allah karena otaknya memiliki potensi paling besar untuk bisa mencapai ketenangan dengan terus berinteraksi dengan-Nya.” Penjelasan yang tak bisa saya bantah lagi karena memang saat itu saya merasa tidak yakin dan selalu khawatir atas apa yang Allah berikan, salah satunya sangat mungkin karena saya tidak khusyuk saat berinteraksi dengan-Nya. 3. Menggali Hikmah Dari Setiap Keputusan yang Dipilih Sebelum Tes STIFIn Keputusan hidup yang sangat terasa salah satunya adalah memilih jurusan IPA ketika SMA. Melalui fase ini memang tidak mudah, saya tidak begitu suka menjadi anak IPA banget. Walaupun ketika itu saya sangat menyukai mata pelajaran Biologi. Akhirnya ketika kuliah mengambil program studi pertanian, alasan utama saya supaya bisa belajar biologi khususnya biologi tumbuhan. Selama kuliah tidak ada kesulitan yang begitu berarti, namun setelah lulus merasa tidak ahli dalam bidang yang saya pelajari. Setelah tes STIFIn, saya sangat menerima bahwa saya cenderung tidak tuntas ketika belajar. Sering mempelajari sesuatu hanya sebatas kulitnya, tapi tidak sampai tuntas mendalam. Setelah lulus kuliah, saya pernah bekerja di luar bidang yang saya pelajari di kampus. Beberapa bulan setelah menjalani pekerjaan tersebut saya merasa kurang nyaman dengan hal yang dijalani. Rasa tidak nyaman itu semakin memuncak, saya putuskan untuk mengikuti tes STIFIn atas rekomendasi dari seorang teman. Hasilnya membuat saya terkejut, ternyata bidang pekerjaan tersebut sangat sesuai dengan mesin kecerdasaan yang saya miliki. Namun saya sangat menyadari ada hal-hal yang membuat saya tidak bertumbuh, yaitu faktor kebeperanan saya dalam setiap aktivitas, sedangkan seorang Insting sangat ingin perannya itu berarti bagi orang-orang yang ia lengkapi kontribusinya. 4. Merencanakan Peran yang Dipilih Setelah Tes STIFIn Masih segar dalam ingatan, setelah selesai sesi konsultasi bersama promotor STIFIn, beliau menanyakan rencana peran yang akan saya ambil setelah tes. Tujuan saya sejak awal selain untuk mengenal diri yang sesungguhnya adalah menemukan peran yang akan membuat bertumbuh. Saya menjawab dengan mantap untuk memutuskan resign dari pekerjaan sebelumnya dan mengikuti rekrutmen program pengabdian masyarakat. Beberapa minggu setelah tes STIFIn, atas kehendak Allah rencana saya terealisasi. Saya menjadi fasilitator sebuah program pengabdian masyarakat bersama dosen di kampus tempat saya kuliah. Tugas saya membantu dosen dalam melaksanakan program pengabdian yang mereka lakukan, dari melakukan survei lokasi hingga pembuatan jurnal pengabdian masyarakat. Berinteraksi dengan masyarakat di lingkar kampus, mengetahui potensi-potensi kelurahan atau desa setempat. Keputusan yang tidak pernah disesali dan saya sangat menjalaninya dengan nyaman. Salah satu hal yang saya kerjakan ketika itu adalah harus memublikasikan kegiatan ke berbagai media cetak online. Saya menyusun press release dari setiap kegiatan yang membuat potensi saya dalam merangkai kata juga terasah. Saya masih ingat betul salah satu testimoni dosen yang merasa sangat terbantu dengan adanya fasilitator. Saya merasa bahagia akan hal itu dan membuktikan sendiri hasil tes STIFIn bahwa kemistri saya dalam hal apapun, termasuk bekerja adalah kebahagiaan. Saya jadi banyak teringat keputusan-keputusan yang saya ambil tahun lalu, setelah program pengabdian selesai. Allah memberikan kesempatan lagi untuk saya bergabung dalam sebuah proyek pendampingan petani padi di Kabupaten Kepulauan Morotai Maluku Utara, salah satu pulau terluar di Indonesia Timur. Proyek ini pun sangat menambah banyak pengalaman. Proyek ini tidak hanya membuat saya belajar lebih mendalam lagi tentang budidaya padi, tapi membuat saya belajar bermasyarakat dengan penduduk setempat yang memiliki latar belakang bahasa dan budaya yang berbeda. Saya merasa bahagia dengan peran yang diberikan pada proyek ini, meskipun tantangan yang saya hadapi di lapangan tidak mudah. Kedua kalinya saya pun merasakan sendiri dari hasil tes STIFIn bahwa seorang Insting akan sangat merasa senang jika ikut terlibat dalam sebuah proyek. 5. Belajar Tuntas pada Peran yang Saya Pilih Ciri Insting yang belum cerdas adalah tidak tuntas. Tampaknya sayapun merasa tidak …
-
Hasil Tes STIFIn Feeling introvert
FEELING INTROVERT Hasil tes STIFIn Feeling introvert atau di singkat menjadi Fi. Jika huruf F berdiri sendiri merupakan identitas sebagai Mesin Kecerdasan (MK). Menurut konsep STIFIn, ragam Mesin Kecerdasan hanya ada lima, dan F adalah salah satu diantara 5 MK tersebut. Identitas Mesin Kecerdasan berubah menjadi kepribadian ketika MK digandengkan dengan jenis kemudi di belakangnya. Jenis kemudi kecerdasan hanya ada dua, yaitu i (introvert) dan e (extrovert). Dengan demikian, Fi sudah menjadi identitas kepribadian. F ditulis dengan huruf besar karena pengaruhnya sebagai MK lebih besar dari i yang ditulis dengan huruf kecil yang berperan hanya sebagai kemudi kecerdasan. a. SISTEM OPERASI OTAK Pengertian sederhana dari Feeling introvert adalah jenis kepribadian yang berbasiskan kecerdasan emosi atau perasaan yang proses kerjanya dikemudikan dari dalam dirinya menuju ke luar dirinya. Sistem operasi pada tipe Fi berada di belahan otak bagian bawah di sebelah kanan atau disebut sebagai limbik kanan. Pada limbik kanan tersebut yang menjadi kemudi kecerdasan dari tipe ini berada di lapisan putih yang letaknya di bagian dalam. Limbik kanan putih itulah yang menjadi sistem operasi tipe Fi. Lapisan yang berwarna putih memiliki tekstur otak yang lebih padat karena mengandung sel otak lebih banyak. Kerapatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan lapisan bagian luar tersebut membuat kemudi kecerdasan bergerak dari dalam ke luar. Hal ini menyebabkan ‘tuan yang punya badan’ menjadi seolah tidak berhenti untuk tebar pesona atau memancarkan kharismanya sebagai pemimpin. b. TIPOLOGI FISIK Mesin Kecerdasan Feeling (F) sesungguhnya identik dengan pernafasan. Tipe ini memiliki kapasitas pernafasan yang besar. Kapasitas pernafasan yang kuat tersebut disebabkan tipe F memiliki mesin yang besar, yaitu berupa jantung dan paru-paru yang besar. Dengan mesin yang besar, tipe ini dapat memompa oksigen yang lebih banyak ke dalam darah, terlebih lagi tipe F dengan kemudi introvert (i). Tipe Fi ditunjang oleh ketersediaan baterai (charger) yang ada di dalam dirinya, sehingga menyebabkan tipe ini seperti memiliki kekuatan emosi yang lebih kuat. Bentuk (konstitusi) fisik tipe F secara umum disebut sebagai displastik, karena mesin yang besar tersebut didukung oleh tulang yang kecil sehingga bawaannya terasa berat. Dengan mesin besar, maka bentuk badan dari tipe Fi terlihat lebar dan tebal. Akibatnya, bagian punggung dari tipe ini seperti lebih sulit digerakkan (disebut displastik). Pada tipe Fi yang memiliki charger baterai di dalam, maka daya pancar emosi tipe ini pun lebih kuat. Secara fisik tipe ini dapat menggunakan pernafasan dalam yang bersumber dari paru-parunya. Oleh karena itu, kekuatan pernafasan dari mesin yang besar tersebut dapat digunakan untuk jenis olahraga yang memerlukan stamina jarak jauh dan jangka panjang seperti lari marathon. c. SIFAT KHAS Jika menggunakan sudut pandang dunia psikologi (aliran perilaku) kepribadian Fi mesti memiliki sifat perilaku khas yang dapat dibuktikan dan diukur yang berbeda dari delapan kepribadian yang lain. Terdapat sepuluh item yang bisa dibuktikan keberadaannya dan bisa diukur secara psikometrik. Menurut konsep STIFIn, kesepuluh item tersebut menjadi kepribadian tetap yang tidak akan berubah dan akan selalu eksis seiring dengan penambahan umurnya. Sepuluh (10) sifat yang tetap tersebut adalah: Influencing Idealistic Convincing Leader Promoter Kindful Diplomatic Reflective Popular Friendship-appeal Sebagai pribadi yang utuh, tipe Fi memiliki sisi-sisi diametral sebagai berikut: semangat tinggi namun dibalik itu ingin dimanja dan diperhatikan, perkataannya halus dan lembut namun terkadang bisa juga menyengat, pemimpin yang berkharisma namun kebiasaaan buruknya mudah tersinggung. Selain itu, tipe ini suka menolong namun menghitung nilai balas budi, komunikator yang mempengaruhi orang lain namun komitmen terhadap ajarannya lemah, mampu berempati namun terkadang lamban beraksi. Oleh karena itu, tipe Fi perlu waspada dengan kelemahannya dan berusaha mengeskploitasi kelebihannya. Biasanya jika kelebihannya bergerak membaik maka secara otomatis kelemahan dari tipe ini akan tertutup dengan sendirinya. d. KELEBIHAN Kepribadian dari hasil tes STIFIn Feeling introvert memiliki kekhasan karena memiliki kemampuan emosi yang melebihi delapan jenis kepribadian yang lain. Kelebihan ini dapat disepadankan dengan kecerdasan emosi atau disebut EQ (Emotional Quotient). Dengan kekuatan pernafasan yang panjang, tipe ini memiliki potensi kekuatan mental yang lebih baik, mampu mendengar bahasa hati orang lain lebih lama. Tipe ini bahkan mampu menjaga perasaan dan berempati lebih baik dari orang lain. Selain itu, tipe F umumnya seperti memiliki kadar cinta yang lebih banyak, baik untuk mencintai ataupun dicintai. Pancaran kekuatan emosinya menjadikan tipe ini disukai oleh banyak orang (populer). Kepopuleran dari tipe ini merupakan kelebihannya. Dalam hal pengelolaan keuangan, tipe Fi terlihat sangat bossy (seperti juragan). Ia mudah menolong orang lain dengan harapan itu akan memperkuat posisinya sebagai pemimpin. e. KEMISTRI Jalan keberhasilan dari tipe Fi ditentukan oleh kemampuannya membuat platform untuk memperkuat pengaruh. Dengan platform itulah sosok bertipe Fi akan memiliki posisi tawar yang tinggi. Penting untuk digaris bawahi bahwa platform yang dibentuk oleh tipe ini seringkali platform yang diikat secara emosional. Oleh karena itu, sejak awal setup platform dari tipe Fi tersebut harus didisain secara masak-masak agar dapat mewadahi visi yang diperjuangkannya. Tentu saja platform ini akan mudah runtuh jika tidak diberi energi positif yang maksimal. Apalagi jika platform tersebut senantiasa berubah-ubah demi kepentingan pragmatis. Padahal, membangun platform visioner itu memakan masa yang panjang. Meskipun tipe Fi memiliki kemistri cinta, ia mesti mengikat kemistri cinta itu dengan sesuatu yang berdampak jangka panjang. Dalam menggunakan kekuatan kharismanya, tipe ini menebarkan pengaruh -terutama dalam hal visi- untuk mendapatkan cinta dari pengikutnya. Oleh karena itu, visi tersebut mesti diberi jiwa (sentuhan emosi) supaya lebih banyak orang yang terikat dengan kepemimpinannya. f. PERNANAN Kecerdasan emosi dari tipe Fi menjadikannya matang secara emosional dan menjadi kaya hati sehingga mudah berbagi kasih sayang dengan orang lain. Faktor kekuatan emosional inilah yang membuat tipe ini merasa terpanggil untuk menjadi pemimpin. Dengan pancaran energi yang datang dari dalam untuk menyebarkan kekuatan emosi, tipe Fi memang layak menjadi pemimpin. Jika tipe F dikemudikan dari dalam -menjadi tipe Fi- akan muncul sifat lebih percaya diri dan seolah bekal kekuatan emosinya tidak habis karena didorong dari dalam dirinya. Hal itu mengakibatkan tipe Fi merasa nyaman menjalankan fungsi kepemimpinannya. g. TARGET DAN HARAPAN Dengan modal kepemimpinan tipe Fi yang kharismatik dan terpancar dari dalam, keseharian dari tipe ini selalu menebarkan pesona. Ketika kepemimpinan tipe Fi diterima oleh lingkungan sekitar, maka hal tersebut sesuai dengan pengharapannya. Aktualisasi diri dari tipe ini terjadi jika ia memiliki fungsi kepemimpinan. Bahkan jika tidak mendapatkannya, tipe ini akan terus akan mencari jalan …
-
Hasil Tes STIFIn Intuiting ekstrovert
INTUITING EKSTROVERT Personaliti Genetik Ie adalah singkatan dari hasil tes STIFIn Intuiting ekstrovert. Jika huruf I berdiri sendiri merupakan identitas sebagai Mesin Kecerdasan (MK). Menurut konsep STIFIn, ragam Mesin Kecerdasan hanya ada lima, dan I adalah salah satu diantara 5 MK tersebut. Identitas Mesin Kecerdasan berubah menjadi kepribadian ketika MK digandengkan dengan jenis kemudi di belakangnya. Jenis kemudi kecerdasan hanya ada dua, yaitu i (introvert) dan e (extrovert). Dengan demikian, Ie sudah menjadi identitas kepribadian. I ditulis dengan huruf besar karena pengaruhnya sebagai MK lebih besar dari e yang ditulis dengan huruf kecil yang berperan hanya sebagai kemudi kecerdasan. a. SISTEM OPERASI OTAK Pengertian sederhana dari Intuiting extrovert adalah jenis kepribadian yang berbasiskan kecerdasan indera keenam (intuisi) yang proses kerjanya dikemudikan dari luar dirinya menuju ke dalam dirinya. Sistem operasi pada tipe Ie berada di belahan otak bagian atas di sebelah kanan atau disebut sebagai otak besar kanan atau diringkas otak kanan. Pada otak kanan tersebut yang menjadi kemudi kecerdasan dari tipe ini berada di lapisan abu-abu yang letaknya di bagian luar atau permukaan otak. Otak kanan abu-abu itulah yang menjadi sistem operasi tipe Ie. Lapisan yang berwarna abu-abu memiliki tekstur otak yang lebih longgar karena mengandung sel otak lebih sedikit. Kerapatan yang lebih rendah dibandingkan dengan lapisan bagian dalam tersebut membuat kemudi kecerdasan bergerak dari luar ke dalam. Hal ini menyebabkan ‘tuan yang punya badan’ ketika memiliki ide yang bagus dibawa mendarat ke bumi agar bisa lebih diterima oleh masyarakat atau lingkungannya. b. TIPOLOGI FISIK Mesin Kecerdasan Intuiting (I) sesungguhnya identik dengan perut panjang. Mereka memiliki perut yang panjang dimana di dalamnya terdapat usus yang panjang. Perut panjang tersebut rupanya merupakan ciri-ciri dari tipe I yang mengolah makanan menjadi tenaga anaerobik dan disimpan dalam otot yang berwarna putih. Tenaga anaerobik yang terdapat pada otot putih ini merupakan tenaga yang tidak stabil dan meledak-ledak. Itulah mengapa jenis tenaga ini akan bagus untuk melakukan sprint dengan kecepatan tinggi. Tenaga anaerobik merupakan tenaga yang eksplosif. Tentu saja otot putih ini mesti sering digunakan supaya otot berkembang dan memiliki kapasitas menyimpan tenaga anaerobik yang lebih banyak. Tipe Ie menjadi lebih tidak stabil karena ketersediaan baterai (charger) yang ada di luar dirinya menyebabkan tipe ini seperti memiliki daya ledak yang eksplosif seketika. Selain memiliki bentuk (konstitusi) fisik yang astenis (jangkung) dan tipis, tipe Ie juga memiliki kepala yang lebih pipih mengarah ke belakang sehingga memudahkan menyerap aspirasi horizontal tanpa kehilangan orientasi vertikalnya. Hal ini dapat diibaratkan seperti alien yang mendarat ke bumi. Selain itu, pada umumnya tipe I memiliki bentuk bahu yang miring, seolah-olah ibarat roket yang dipandu oleh kepalanya, khususnya otak kanannya. Dalam proses pencernaan, makanan secara rakus diolah oleh perut panjang dan disimpan pada otot putih dari tipe I sebagai tenaga anaerobik. Tenaga anaerobik ini memiliki kemampuan untuk melakukan sprint, yaitu bergerak secara eksplosif namun kemudian cepat habis. Pada tipe I dengan kemudi extrovert (e) bahkan daya eksplosif tersebut menjadi cepat habis karena sumber energinya datang dari luar dan memang tidak memiliki kemampuan untuk menempuh jarak jauh. Penggunaan untuk jarak jauh hanya mungkin jika menggunakan tenaga aerobik. Itulah mengapa orang I kurang suka main otot. Tipe ini tahu bahwa pada dirinya hanya tersedia lebih banyak otot putih dan kurang memiliki otot merah yang mengandung tenaga aerobik. Tipe I lebih suka menggunakan kepala, namun jenis kepala sebelah kanan yang tidak membuat merengut seperti kepala sebelah kiri, kepala kanan justru lebih nyeleneh. c. SIFAT KHAS Jika menggunakan sudut pandang dunia psikologi (aliran perilaku) kepribadian Ie mesti memiliki sifat perilaku khas yang dapat dibuktikan dan diukur yang berbeda dari delapan kepribadian yang lain. Terdapat sepuluh item yang bisa dibuktikan keberadaannya dan bisa diukur secara psikometrik. Menurut konsep STIFIn, kesepuluh item tersebut menjadi kepribadian tetap yang tidak akan berubah dan akan selalu eksis seiring dengan penambahan umurnya. Sepuluh (10) sifat yang tetap tersebut adalah: Inspiring Assemblies Solver Detective Benchmarker Selective Expressive Diesel Respectful Romantic Sebagai pribadi yang utuh, tipe Ie memiliki sisi-sisi diametral sebagai berikut: ibarat detektif yang hebat menginvestigasi maka ia harus berjarak dengan lingkungannya, memuja misi pribadinya namun enggan terbebani dengan hubungan yang mendalam, intuisi dan kreativitasnya meluas namun ada kalanya tipe ini lari secara asketis atau melakukan pesta pelampiasan. Selain itu, tipe Ie dapat meng-assembling ide-ide besar dengan idenya sendiri untuk menjadi lebih bernilai namun sayangnya ia bergantung pada mastermind-nya, selalu ingin perubahan secara kontekstual dan progresif namun tidak menyadari api permusuhan yang menentangnya. Oleh karena itu, tipe ini perlu waspada dengan kelemahannya dan berusaha mengeskploitasi kelebihannya. Biasanya jika kelebihannya bergerak membaik maka secara otomatis kelemahan dari tipe ini akan tertutup dengan sendirinya. d. KELEBIHAN Kepribadian dari hasil tes STIFIn Intuiting ekstrovert ini memiliki kekhasan karena memiliki kemampuan kreativitas meruang (spatial) yang melebihi delapan jenis kepribadian yang lain. Kelebihan ini dapat disepadankan dengan kecerdasan spatial atau disebut Spa-Q (Spatial Quotient). Tipe Ie memiliki kelebihan yang berfungsi otomatis dalam cara kerjanya, yaitu terbiasa berinovasi di antara ruang gerak yang terbuka di sekitar lingkungannya. Inovasi berarti menciptakan peluang baru dalam berbisnis. Kelebihan dari tipe ini dalam mempertemukan inovasi baru dengan kehendak kekinian yang boleh jadi masih tersimpan dalam bentuk potensi, menyebabkan ia menjadi pembaharu inovatif yang lebih diterima masyarakat. Meskipun demikian, tipe Ie tidak menyerah begitu saja dengan kemauan pasar, akan tetapi mengajak pasar kepada sesuatu yang baru. Pada saat yang sama, tipe ini mampu mengukur dan membawa orientasi pasar pergi sejauh yang masih mampu dijangkau. Pada bagian itulah tipe Ie mampu meng-assembling ide murni menjadi ide pasar. Tipe ini mampu meng-assembling berbagai ide untuk dirakit ulang menjadi ide baru yang berorientasi pasar. Dalam hal mengelola keuangan, tipe Ie merasa ada sesuatu yang salah jika tidak punya uang untuk berinvestasi pada kemajuan dirinya. Selalu ada alokasi untuk membeli masa depannya. Ia selalu berpikir kemajuan yang dibelanjakan dari sekarang. e. KEMISTRI Jalur keberhasilan tipe Ie adalah jalur kata. Karena kemistri kata akan selalu melekat kepadanya. Kata yang berupa ilmu dan gagasan merupakan panggilan jiwa dari tipe ini. Seseorang dengan tipe Ie memiliki kemampuan mendatangkan kata karena memiliki radar untuk menangkap kata. Begitu juga sebaliknya, kata juga akan lebih suka datang kepada tipe ini. Kata telah menjadi pasangan hidup bagi tipe Ie. Akan tetapi, kata yang diperoleh tipe ini harus didaratkan di bumi …
-
Ceritaku Mengenal Konsep STIFIn
Namaku Ranti Rosanti atau biasa dipanggil Ranti atau Babyran (nama kerenku hehe). Saat menulis ini aku sedang dalam masa perkuliahan di jurusan Ilmu Keluarga dan Konsumen (IKK) IPB tingkat II. Saat semester pertama aku tidak jauh beda dari mahasiswa pada umumnya dimana aku sangat senang mencoba banyak hal baru yang tidak pernah aku dapatkan sebelum aku masuk di dunia perkuliahan. Saat ketemu sama kating jurusanku yang kebetulan kita berasal dari kampung yang sama. Aku inget saat ia nyaranin buat tes MBTI, katanya biar aku bisa nyesuain sama kepribadian kalau mau ikut organisasi atau komunitas, tapi aku ga langsung mau tes waktu itu karena kelupaan hehehe. Berawal dari komunitas yang aku ikutin di tahun pertama yaitu Female in Action. Di sini aku dikenalkan sebuah konsep baru yang sangat berpengaruuhhhh pada diriku kedepannya. Yaa, meskipun saat ini aku sudah tidak di komunitas itu lagi, tapi tetap saja melalui komunitas itu, Allah menyapainkan sebuah pesan-Nya kepada ku (amanah) berupa pengenalan jati diriku yang sebenarnya. TERNYATA AKU FEELING Apa yang ku temukan? konsep luar biasa bernama Konsep STIFIn! Di bulan Mei 2019 saat aku tes STIFIn sama promotor STIFIn dari STIFIn Family namanya Kak Adnan. Beliau merupakan salah satu pembicara waktu di rapat general pertama Female in Action. Yaa takdir Allah aku sangat beruntung bisa lebih dulu tes STIFIn di banding MBTI, nantinya bakal aku ceritain kapan akhirnya aku tes MBTI juga dan apa respon ku hehe. Okee kita balik lagi ke cerita saat aku tes STIFIn dan hasilnyaaa benar-benar excited bangett parahh waktu denger penjelasanya, sampai-sampai beberapa kali aku potong di sela penjelasannya untuk bertanya. Ekspresi aku bener-bener langsung “oohhh pantesan”, “iihh kok bener banget sih kak”, “iihh aku banget”, “iyaa iyaa bener kak!!” daaann sederet ekspresi lainnya hehehe. Oiya, hasil tes STIFIn aku Feeling extrovert (Fe), yang selanjutnya dari hasil tes STIFIn ini disebut dengan Personaliti Genetik STIFIn. Seketika waktu saat penjelasan hasil tes STIFIn, aku langsung ngerasa harga tes STIFIn yang kata sebagian orang itu mahal ternyata sama sekali ga bener!! Waktu aku tes STIFIn di tahun 2019 harga tes STIFIn masih 350 ribu, katanya harga tersebut masih lumayan juga buat seorang mahasiswa yang belum belum punya penghasilan lebih, tapi itu tidak membuatku menyesal malahan aku sangatt sangat beruntung, karena dari sebagian banyak orang Allah memilih aku mendapatkan kesempatan untuk bisa mengenal diriku yang sebenar-benarnya. Dan mulai awal tahun 2020 harga tes STIFIn sudah menjadi 500 ribu per orangnya, tapi menurutku masih worth it bahkan terlalu murah untuk hasil yang akan kamu dapatkan setelah tes STIFIn. Jadi buat yang belum tes STIFIn segera, sebelum harga naik lagi hehe. Baca Juga: Informasi Tes STIFIn Dan yang paling asik banget tes STIFIn itu cukup 1x seumur hidup dan kalo udah ngerasain manfaat dan valuenya pasti ingin memperdalam ilmunya hehe. Bahkan pada akhirnya banyak teman-teman aku menyesal kenapa tidak dari dulu aku tes STIFIn yah hehe. Btw btw guys, hal yang waktu itu ngerasa “gue banget” ternyata hasil tes STIFIn Aku adalah Feeling yaitu kalo suka sama orang atau sesuatu kuncinya adalah KLIK di hati #eaa. Hmmmm pantesan ajaa, kalau di kelas biar nyaman belajarnya harus banget suka dulu dosennya, pas ditanya sama temen “kok bisa kaya gitu?” aku jawab “yaa aku jugaa ga ngertii”, kuncinya KLIK hati aja hehe. Hal lainnya, aku juga sering “ga enakan” pada orang lain. Hal ini yang sering banget aku lakuin dan ternyata itu ciri dari karakter Feeling lohh haha. Pokonya banyak banget hal lainnya yang benar benar akurat dan ngerasa “gue banget” pada hasilnya. Makanyaa menurut aku dengan harga tes STIFIn itu menjadi sangatt worth it dengan apa yang akan kita dapatkan. Sudah percayaa? Kalau belum sok atuh tes STIFIn dan rasain sendiri manfaatnya. SETELAH AKU TAU KALO AKU FEELING Setelah tes STIFIn aku lebih bisa ngendaliin perasaanku. Yaa karena perasaan yang bagi Feeling bisa jadi kehebatan bisa juga jadi bumerang. Sekarang lebih bisa mengontrol biar ga gampang moody-an, baperan, tersinggung, dan aku berusaha untuk fokus pada kekuatan sebagai seorang yang ber Mesin Kecerdasaan Feeling yaitu empathy, sympathy, dan banyak hal posistif lainnya. Hal yang aku suka banget itu gaya belajar Feeling. Dulu gaya belajarku bener-bener Thinking bangeettt yang tidak sesuai sama karakter Feeling. Mungkin ini efek karena aku memiliki goldar A dan pengaruh lingkungan yang kecenderungan bergaya Thinking. Makanya setelah aku tes STIFIn, aku pake gaya belajar Feeling yang gaya belajarnya ngobrol-ngobrol, diskusi, atau dengerin orang yang lagi belajar karena emang kekuatanku di pendengerannya. Alhasill, ampuuhhh bangeetttt pas aku pake gaya belajar yang sesuai Feeling nilai dan pemahamanku terhadapan pelajar sangat meninggkat. Lain halnya ketika aku pake gaya belajar Thinking, hmmm butuh banyak energi banget. Pas aku pake gaya Feeling, benar nyaman banget, ga perlu ngeluarin banyak energi yang nguras pikiran hehe, daann hasilnya? jelas lebih mantepp dong. Selama akhir tingkat pertama kuliah ini aku cuma nerapin beberapa hal aja yang Feeling banget, ga terlalu kepo laahh buat ngedalemin Konsep STIFIn itu seperti apa dan penerapan yang lebih lagi seperti apa. Sampai akhirnya aku ikut ke sebuah program STIFIn Advisor yang dibuat oleh Kak Adnan sebagai Promotor STIFIn di Cabang Tangerang Selatan. MULAI KEPO BANGET SAMA STIFIn Masuklah waktunya libur semester 2, momen yang selalu ditunggu banyak mahasiswa yaitu waktunya liburann… hehe karena aku jarang banget balik ke rumahku di Bandung. Naahh selama liburan ini laah aku iseng mencoba tes MBTI yang disarankan sama katingku dulu. Hasilnya yaaa jujur aja aku lebih puas dengan hasil tes STIFIn, karena hasil dari tes STIFIn itu benar-benarr yang aku rasaiin bangeett hehe. Waktu liburan itu ada informasi pengrekrutan tim STIFIn Advisor yang dibentuk sama Kak Adnan sebagai Promotor STIFIn. Yang aku pahami waktu itu, nanti aku bakal jadi tim marketting STIFIn dan ngajakin orang buat ngerasain manfaat dari STIFIn. Selama jadi tim Advisor aku banyak belajar tentang konsep STIFIn lebih jauh, ternyata banyaak ilmu yang bisa diterapin karena emang STIFIn itu Simple, Akurat, dan Aplikatif. Selain dapat penghasilan tambahan, ada hal yang paling berharga banget, yaitu keilmuan STIFIn yang bisa aku dapatkan dari para penggiat STIFIn bahkan dari Solver STIFIn (yang ini udah kaya gelar S3 gitu di STIFIn hehe). Nah dari sinilah aku sangat kepo banget …
-
Hubungan Amerika vs Iran dalam Konsep STIFIn
Dunia saat ini dihebohkan dengan perselisihan antara dua negara Amerika vs Iran yang berkoalisi untuk membela kedamaian dunia di Irak. Kedua negara ini sebenarnya tidak memiliki hubungan diplomatik secara khusus. Hubungan keduanya sangatlah rumit dan sulit untuk ditebak serta berubah-ubah dalam jangka waktu yang relatif cepat. Hubungan Amerika-Iran Jika dilansir lebih jauh, hubungan keduanya dahulu sangatlah erat. Keduanya bekerjasama dalam berbagai bidang, khususnya dalam bidang ekonomi, senjata, dan teknologi nuklir. Pada tahun 1968, Iran menandatangani perjanjian Non-Proliferasi nuklir yang mengizinkan Iran memiliki program nuklir sebagai imbalan tidak membeli senjata nuklir. Kemudian terjadi revolusi Iran pada tahun 1979 dimana Syah Reza Pahlevi yang didukung oleh Iran, turun dari jabatannya setelah Ayatulloh Rohullah Khoemeini kembali dari pengasingan, dan ratusan orang Iran menduduki kedutaan besar Amerika Serikat di Teheran, serta menyandera 52 orang yang bertugas disana. Pada masa itu, Iran mengalami revolusi besar-besaran dan mulai menata kembali pemerintahan Iran. Di tahun berikutnya, yaitu 1980 ketika Amerika Serikat dipimpin oleh Jimmy Charter, Amerika Serikat memutuskan hubungan diplomatiknya dengan Iran akibat dari tersanderanya para staff kedutaan besar Amerika Serikat oleh Iran dan misi penyelamatannya pun gagal pada saat itu. Kemudian, ketika Amerika Serikat berganti kepemimpinan, Iran melepaskan semua sanderaan tersebut tepatnya pada saat kepemimpinan Amerika Serikat jatuh pada Ronald Reagan. Bukannya semakin membaik hubungan antara kedua negara tersebut, justru semakin buruk. Hingga pada tahun 1984, Iran di cap sebagai negara yang pro terhadap terorisme karena daerahnya yang sangat dekat dengan Irak yang disana terdapat markas besar ISIS. Selain hal tersebut, pembukaan kedok embargo senjata yang melibatkan Israel dalam hal ini dijadikan alat untuk membebaskan para sanderaan Amerika Serikat oleh Iran. Bahkan pada tahun 2002 ketika Amerika Serikat dipimpin oleh George W Bush, menyatakan Iran sebagai salah satu negara yang termasuk dalam “poros kejahatan”. Hingga pada masa Presiden Barack Obama (Amerika Serikat) yang membuka kembali hubungan diplomatik dengan Iran, karena pada saat itu Iran diketahui memiliki proyek pembangunan situs uranium yang nantinya dapat digunakan sebagai senjata terkuat di dunia, yang juga merupakan incaran negara-negara di dunia. Namun ternyata, hal tersebut menjadikan Iran terkena hukuman, yaitu tertutupnya akses seluruh negara terutama dalam perekonomian, yang menyebabkan merosotnya perekonomian di Iran akibat dari berkurangnya impor minyak Iran. Hassan Rouhani sebagai presiden Iran pada saat itu yang memiliki tujuan mengembalikan perekonomian Iran dan hubungan dengan negara-negara langsung bertindak. Hassan Rouhani berdiskusi dengan Barack Obama melalui telepon, yang menghasilkan keputusan Iran untuk mengurangi proyek nuklirnya dengan imbalan pencabutan hukuman pada tahun 2013. Akan tetapi, pada kepemimpinan Amerika Serikat sekarang ini yaitu oleh Donald Trump, Amerika Serikat menarik perjanjian nuklir dan kembali menetapkan hukuman pada Iran. Yang akhirnya Iran pun tidak segan-segan kembali menggencarkan proyek uraniumnya. Dan beberapa waktu lalu, tepatnya pada bulan Juni 2019, Iran menembak jatuh pesawat tak Amerika Serikat dan berhasil juga merebut kapal tank milik Inggris. Kemudian, terjadi serangan ke pangkalan militer Amerika Serikat di Irak yang menewaskan satu warga Amerika Serikat. Amerika Serikat menyalahkan Iran dalam hal tersebut karena Amerika dan Irak ternyata bekerjasama juga dalam memberantas ISIS di Irak serta jarak Irak-Iran yang dekat. Tidak dipungkiri lagi, Amerika Serikat melakukan balas dendam dengan menembak pangkalan-pangkalan militer Iran. Selain itu, terjadi juga penyerangan terhadap kedutaan besar Amerika Serikat di Iran, yang menyebabkan pembalasan dendam Amerika Serikat pada Iran, yaitu terbunuhnya panglima besar Al-Quds melalui serangan udara Amerika Serikat atas perintah Donald Trump. Hal tersebut memicu kemarahan yang sangat besar, bukan hanya dari pemerintahan Iran, akan tetapi seluruh masyarakat Iran yang masih bahkan semakin memanas hingga saat ini. Kronologi kejadian Pada akhir Desember 2019, pasukan Iran yang dipimpin oleh Jenderal Qasem Solaemani meluncurkan serangan ke markas Amerika di Irak, tepatnya pada tanggal 3 Desember. Hal tersebut memicu kemarahan Amerika dan membalasnya dengan penyerangan yang menewaskan Jenderal Besar Iran beserta Wakil Komandannya ketika perjalanan menuju bandara. Akibat dari terbunuhnya Qasem Solaemani tersebut, memicu kemarahan besar Iran dan seluruh warganya, hingga pemimpin tertinggi Iran bersumpah akan melakukan balas dendam atas kematian Panglima Besarnya itu. Kejadian ini memicu kekhawatiran akan terjadinya perang dunia ketiga bagi sebagian negara. Dilihat dari konsep STIFIn hubungan Amerika-Iran Kenapa Amerika dan Iran terus-menerus menuai konflik? Jika dilihat dari sejarah dan kacamata Amerika vs Iran dalam Konsep STIFIn, ada yang namanya hubungan sirkulasi saling takluk-menakluk. Dimana Amerika dengan kawasan yang memiliki pohon-pohon besar serta hutan hujan tropis dan bersuhu dingin, yang membuat gaya hidupnya bagaikan industri, dengan masyarakatnya yang sangat eksklusif dari berbagai kalangan, menjadikan Amerika memiliki tipe Intuiting. Sedangkan Iran, sebuah negara yang kering dan tandus, dibalut dengan hamparan padang pasir yang sangat luas, kemudian sistem dagang yang sangat baik, membuat Iran memiliki tipe Sensing. Dalam hal ini, Iran ditaklukan oleh Amerika. Kemudian selain itu, Amerika terlihat cenderung menganggap remeh kemampuan Iran, baik dalam hal teknologi, militer, ilmu pengetahuan, dan sektor-sektor lainnya. Hal tersebut dibuktikan dengan pembatalan kerjasama dalam bidang nuklir yang menyebabkan Iran bernegosiasi untuk memotong segala kebutuhan Amerika dari beberapa negara yang masuk dalam perjanjian nuklir tersebut. Ketika Amerika memutuskan, Iran langsung , mengeksekusi upaya balas dendam. Iran sebagai negara yang bertipe Sensing merasa bahwa kepercayaannya terhadap Amerika untuk berkoalisi sudah dipatahkan dan Amerika dirasa sudah merusak rasa setia dan percaya untuk bekerjasama membela perdamaian dunia. Amerika yang berkarakter Intuiting memiliki rencana jangka panjang tanpa melihat keadaan sekitarnya pada saat itu selalu mengambil keputusan yang dirasa oleh banyak pihak itu keputusan yang fatal. Menurut analis militer Connie Rahakundini Bakrie, Amerika telah melakukan kesalahan berat dalam mengambil tindakan balas dendam terhadap Iran dengan menghajar simbol kharismatiknya Iran. Iran sebagai Sensing yang mengetahui bahwa Panglima besarnya telah tewas dengan cepat meluncurkan kembali serangan terhadap Amerika, akan tetapi memang serangan Iran tidak sekuat rudal yang dilancarkan Amerika yang menewaskan Panglima besarnya itu. Bertubi-tubi ancaman dan hukuman diberikan pada Iran oleh Amerika. Amerika sebagai penguasa dan memiliki kewenangan atas putusan dewan PBB memiliki wewenang untuk memberikan kompensasi bagi negara mana saja yang melanggar termasuk Iran. Iran yang merupakan negara yang kaya, memiliki stok Uranium yang sangat melimpah yang digunakan sebagai bahan bakar nuklir. Pernah pada saat itu, Iran memiliki pasokan Uranium yang melebihi batas hingga akhirnya mendapatkan kompensasi dari Amerika kembali. Karakter Sensing yang dalam konsep STIFIn ini sangat melihat …